Share

52. Kantor Umum

Nadina dengan raut kebingungan menoleh ke kanan dan ke kiri berharap bertemu sang umi maupun suaminya yang akan bisa menjelaskan kebingungannya hari itu. Namun percuma, tak ada yang bisa ia temui.

“Ehm, begini. Kalian tahu saya baru di sini bukan? Bahkan hari ini adalah hari pertama saya berada di sini. Jadi bolehkah jangan membahasnya dulu? Saya masih belum memahami apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh saya putuskan,” tutur Nadina berusaha selembut mungkin.

“Ahh, baiklah Mbak! Kami akan kembali nanti. Assalamualaikum!” pekik dua orang santriwati itu. Seperginya mereka dari sana, Nadina segera meraih ponselnya dan mengetikkan pesan kepada Nadhif. Ia segera hendak meminta Nadhif datang dan menjelaskan semua kebingungannya itu.

Karena Nadhif sedang sibuk mengajar, ia tak bisa datang secepat itu dan berjanji akan menjelaskannya sore nanti. Nadina yang merasa sedikit frustrasi, akhirnya menjatuhkan kepalanya ke meja dan bergaya malas.

Tak kama setelah posisinya itu, seseorang masuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status