Semua Bab Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Bab 291 - Bab 300

334 Bab

Extra 24 - A Lying Porcupine

“Y…ya.” Liz sedikit tergagap, karena terkejut saja tapi. Ia tidak sampai terpesona oleh Asher karena ingat betul lidahnya yang keji. Tapi sepertinya kali ini ketajaman itu tidak ditunjukkan pada Liz. Asher masih menatap Laura dan Lana.“Lalu apa yang diinginkan dua anjing ini? Tulang?” tanya Asher, menghina lebih lanjut.“Kau siapa?! Berani sekali…”“Aku yang seharusnya bertanya kalian siapa? Kalian datang membuat keributan dan melempar fitnah. Toko ini hanya menjual barang asli.” Asher membalikkan keadaan dengan tenang, tidak memberi kesempatan pada Lana untuk menggonggong lagi.“Aku tidak memfitnah. Aku tertipu. Aku pikir itu barang asli tapi palsu ternyata.” Lana menunjuk tas yang tadi dibuang.“Mana struk belanjanya? Buktikan kalau kau membelinya di sini.” Asher mengulurkan tangan, meminta bukti yang sudah pasti tidak ada.“Hilang! Untuk apa aku menyimpan bukti seperti itu?!” Laura tidak kalah akal.“Tentu harus disimpan. Struk itu bukan hanya bukti pembelian, tapi bukti garansi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-10
Baca selengkapnya

Extra 25 - Porcupine in Action

“Dasar bangkai!” Liz menggeram, saat melihat cuplikan video itu.Apalagi setelah melihat video itu telah diedit. Memperlihatkan kejadian yang sudah direkayasa. Memperlihatkan seakan Liz kasar, dan Asher menyerang dengan agresif, tanpa ada perlawanan dari Laura dan Lana. Mereka tidak terlihat garang maupun kasar sama sekali.“Berani sekali mereka!” Tangan Liz kembali gemetar, penuh oleh amarah, apalagi saat menyadari jumlah tayangan video itu sudah lebih dari tiga ribu. Laura mengunggahnya sebagai video pendek pada aplikasi yang memiliki pengguna dalam jumlah besar, apalagi dengan caption mengandung pembullyan. Cepat sekali mendapat perhatian dan kebanyakan penontonnya langsung membagikan ketidakadilan yang terlihat itu tanpa banyak berpikir.“Kenapa mereka… apa yang kau lakukan?”Liz tadinya ingin memaki lagi, tapi teralihkan saat melihat betapa cepatnya tangan Asher bergerak di atas keyboard laptopnya. Membuka beberapa program sekaligus, dan sangat sibuk.“Menghapusnya. Sebentar. In
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-11
Baca selengkapnya

Extra 26 - Hedgehog Odd Wish

“Kenapa hilang? Aku sudah mengunggahnya di banyak tempat!” Lana meraih ponsel yang diulurkan Laura sambil mendecak tidak percaya.Ia sedang menikmati pijatan di punggung. Spa di salon adalah cara Lana dan Laura melepaskan stress akibat rencana mereka yang setengah jadi tadi. Tapi seharusnya tidak sangat gagal. Lana yakin ia sudah mengunggah dengan benar.Lana memakai file yang ada di ponselnya saat mengunggah tadi. Didapat dari temannya, yang memang sudah bersiap merekam sejak awal, berpura-pura menjadi bagian dari kerumunan setelah itu. Seharusnya tidak ada kesalahan.Lana bahkan menyertakan tautan ke beberapa akun besar, meminta pertolongan agar menyebarkan ketidakadilan yang dialaminya. Akun media sosialnya hanya memiliki lima ratusan pengikut—lebih banyak dari Laura. Tidak sangat ramai, tapi lumayan untuk memulai keributan, apalagi dengan topik hangat.Tapi Laura juga tidak berbohong. Semua video unggahannya tidak tersedia. Tautan yang dibagikan tidak lagi valid.“What the fuck? K
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-11
Baca selengkapnya

Extra 27 - The Graceful Hedgehog

“Undangan di fashion show Hermes? Kau bercanda, Lana!” Rein tertawa, karena tidak percaya juga saat Lana menyebut ia mendapat undangan kemarin.“Aku tidak berbohong! Lihat ini!” Lana menunjukkan pesan yang didapatnya kemarin pada Rein.“Woa!” Rein memeriksa pesan itu, dan teryakinkan juga, karena memang bentuknya sangat rapi.“Tapi aku tidak bisa mengisi ini. Awalnya bisa, tapi ponselku error setelah itu,” keluh Lana.“Hmm… Itu… kau yakin ini asli?” Rein juga mencoba membuka tautan itu tapi tidak bisa.“Asli! Kau tidak lihat lambang dan lainnya di profil pengirimnya? Ini asli. Karena itu aku ingin kau bertanya. Mungkin kau bisa bertanya dan meminta pada bagian yang mengurus ini untuk mengirim ulang link yang masih berlaku. Aku akan berhati-hati saat membukanya.” Lana memohon dengan manis. Tujuannya mendekati Rein adalah itu. Ia membuat acara dadakan di rumahnya agar tidak mencurigakan kalau mengundang Rein tiba-tiba. Mereka tidak dekat, tapi Lana butuh karena tahu Rein memiliki konek
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Extra 28 - A Confused Porcupine

“Bagaimana kalau sekarang kita bicara seperti orang yang beradab? Tanpa kekerasan dan pemerasan.” Liz lalu menatap Laura,“Kau juga. Apa aku perlu menunjukkan sesuatu tentangmu juga?” Liz mengancam tentu.Laura menggeleng. Ia melihat foto Lana dengan jelas, dna bisa membayangkan Liz memiliki foto kurang lebih sama, karena ia juga menyimpan beberapa di dalam ponselnya.“Ayo, kecuali kau mau mereka semua tahu tentang ini.” Liz melangkah terlebih dulu ke bagian dalam, sambil melambaikan ponselnya di udara. Layarnya mati, tapi dalam sekali sentuh akan menyala dan kemungkinan tamu disana akan melihat foto itu.Mereka berdua langsung bergegas mengikuti sebelum layar ponsel itu benar-benar menyala dan mempermalukannya.***“Apa aku pernah mengemis pada kalian?” tanya Liz, sambil duduk di tepi ranjang Lana.Mereka mengungsi ke kamar. Tempat dimana tidak ada tamu dan tidak ada yang mendengar.“Apa maksudmu?” Lana bertanya dengan takut-takut.Ia berdiri sedikit jauh dari ranjang, sambil melirik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Extra 29 - Crying Hedgehog

“Kau ingin mengambil apa?”“Aghhh!” Liz memekik kaget karena tidak menyangka ada orang di dapur yang gelap itu.Liz memandang sekitar dengan bantuan cahaya dari lampu kulkas akhirnya menemukan seseorang duduk di depan konter dapur.“Ruby? Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Liz, sambil beranjak menghidupkan lampu. Ia membutuhkan es untuk mengompres matanya yang sembab, tidak menyangka ada yang datang lebih pagi ke dapur rupanya.Liz menyusup ke dapur pagi-pagi sebelum fajar agar tidak bertemu siapapun. Ia memang membatasi pertemuan dengan seluruh penghuni rumah. Kalau perlu hanya bertemu saat di meja makan—yang mana sudah seperti aturan wajib di rumah itu.“Kau makan… itu?” Liz akhirnya melihat dengan jelas setelah lampu menyala. Ruby duduk sambil memeluk box yogurt ukuran besar, terbuka dan ada botol madu di samping tangannya. Sendok yang ada di tangan kanannya juga belepotan. Tidak sulit menebak.“Aku lapar…” Ruby menutup box yogurt itu sambil meringis bersalah. Menyendok yogurt l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-13
Baca selengkapnya

Extra 30 - Melting Hedgehog

“Itu…” Ruby bingung. Kalau sangat jujur, Ruby akan mengangguk, tapi anggukan itu akan membuat tangis Liz semakin keras. “Siapa yang mengatakan itu? Jangan dengarkan.” Ruby menghindar. “Memang benar aku seperti itu bukan? Aku hanya punya cantik.” Liz berusaha menghapus air matanya sendiri, tapi masih terus mengalir. Dari perselisihan dengan Lana dan Laura, Liz menemukan satu hal yang mungkin seharusnya disadari dari dulu. Liz mendorong semua perasaan itu karena tidak ingin merasa bersalah—menyesal, dan akhirnya menangis, Tidak ada hal yang bisa dibanggakan dari dirinya. Liz tidak punya prestasi, atau apapun. Bahkan sifat yang ada dirinya juga tidak bisa dibanggakan. Tidak penting menurutnya. Liz tidak merasa sifat baik, prestasi, atau lainnya adalah penting. Liz sudah merasa memiliki segalanya, hidupnya tidak kurang apalagi cacat, dan seharusnya dirinya sebagai manusia juga begitu. Dirinya sempurna. Cantik dan selalu membuat orang kagum, tidak akan ada yang bisa mengalahkannya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-13
Baca selengkapnya

Extra 31 - The Porcupine Appearing

“Jangan diambil! Biarkan paling tidak dua puluh menit.” Liz menahan tangan Ruby yang baru saja akan menyingkirkan irisan mentimun dari matanya.“Ini juga bisa meredakan sembab?” Ruby akhirnya kembali berbaring diam. Membiarkan Liz mengoleskan masker ke wajahnya. Entah masker apa, tapi aromanya harum dan rasanya sejuk. Ruby menurut saja.“Bisa. Aku lebih suka mentimun dari pada es. Terlalu dingin terkadang.” Liz mengoles masker pada pipi Ruby, di dekat telinga.“Kau benar belum pernah melakukan ini semua?” tanya Liz. Menegaskan keheranannya karena tadi Ruby mengatakan ia belum pernah melakukan perawatan kecantikan apapun.“Belum. Kapan kemarin Lori pernah mengajak, tapi hanya rambut tidak sampai wajah.” Ruby tidak pernah memfungsikan salon lebih dari tempat memotong rambut. Perawatan wajah dan lainnya tidak pernah terpikir.“Kau perlu pelajaran cara memanfaatkan kekayaan. Ini tidak benar.” Liz menggeleng tidak percaya.Ruby terlalu pasif dalam memanfaatkan uang yang dipunyai Ed, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-14
Baca selengkapnya

Extra 32 - Goodbye Porcupine

Meski sudah tersebut, Liz masih tidak mengenali namanya. “Maaf, siapa?” “Kita belum pernah bertemu, tapi aku melihatmu di tempat Lana kemarin, dan aku terkesan dengan penampilanmu. Kau memakai gaun dari tempatku bekerja. Aku kagum karena kau memadukannya dengan sangat apik.” Liz mengernyit. “Tempatmu bekerja? Aku memakai gaun Hermes.” Liz memakai gaun dari butiknya yang belum terjual. Gaun yang paling mahal.“Benar, aku bekerja di sana. Aku ingin menawarkan sesuatu padamu, tapi kau tutup hari ini.” Rein terdengar kecewa. “Kau ada di Gemma’s?” Liz langsung melonjak bangung. “Benar, aku ingin melihat ke dalam sebenarnya. Butikmu cantik sekali.” “Aku akan datang! Tunggu sebentar. Jangan kemana-mana… eh, tunggu saja di kedai kopi di dekat situ. Yang ada di ujung. Aku jamin kopinya enak. Aku akan datang ke sana.” Liz meraba tubuhnya dengan panik. Berusaha mencari kunci mobil yang tentu saja tidak ada. Liz tidak berencana pergi kemanapun hari ini. Setelah kekacauan hatinya, Liz mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-14
Baca selengkapnya

Extra 33 - Denial Porcupine

“Setelah ini kita bekerja dimana?” tanya Asher, sambil menatap Val yang tengah memakai teropong untuk mengamati Eren di gedung seberang. Memastikan tugasnya berjalan dengan benar.“Mmm… Aku belum memutuskan. Ada dua pilihan, kalau tidak Paris, atau Jepang.” Val belum sempat memilih.“Kau tidak mengambil Kuba?” Asher ingat ikut memasukkan Kuba ke dalam daftar sebelum menyerahkannya pada Val.“Ada apa denganmu?” Val menurunkan teropong dan akhirnya berpaling pada Asher. Mengalihkan perhatian.“Apa?” Asher mengangkat alis, tidak tahu Val mempermasalahkan apa. Pertanyaan tadi seharusnya normal.“Ini kedua kali kau mempertanyakan keputusanku mengambil pekerjaan. Biasanya tidak pernah. Apa kau ingin pergi ke Amerika?” Val mengerutkan kening dengan curiga.Asher banyak mengeluh, tapi tidak pernah mempertanyakan keputusan Val dalam mengambil pekerjaan sebelum ini. Asher akan bekerja sesuai permintaan.“Aku tidak mempertanyakan.” Asher langsung berbalik dan kembali menekuni keyboard laptopnya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
34
DMCA.com Protection Status