All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 301 - Chapter 310

334 Chapters

Extra 34 - A Misunderstood Hedgehog

“Perempuan! Aku punya adik perempuan!” AJ yang pertama memekik saat melihatnya, dan menari girang menangkap confetti yang berhamburan itu.“YEAHH!”Lalu Lori yang langsung menghambur memeluk Ruby. “Selamat ya… Kau akan punya putri yang lucu pasti.”“Dua.” Ed menyahut.“Huh?” Semua keriaan padam sekejap, dan menatap Ed yang menunduk, mengambil selembar kertas yang tadi ikut jatuh dari dalam pinata. Diabaikan oleh yang lain, tapi Ed melihatnya.“Apanya yang dua?” tanya Ruby.“Ini. Twin.” Ed menunjukkan tulisan pada kertas itu dengan tangan sedikit gemetar. Bukan takut atau yang lain, tapi karena tidak percaya. Ruby pun sama.“Benarkah?” Ruby mendekat dan mengambil kertas itu dari tangan Ed, dan yang membaca bukan hanya Ruby. Lori dan Liz ikut mengintip dari balik bahu—bahkan Otiz juga penasaran.Tulisannya tidak berubah tentu, memang tertulis kata ‘twin’.Ruby memandang Liz dengan air mata berlinang. Kehamilan kembar itu wajar dialami Ruby, karena ia memiliki Liz. Ia sangat bisa mengand
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more

Extra 35 - Surprise From the Porcupine

Liz membubuhkan tanda pada daftar yang ada di pangkuan. Untuk gaun ketiga yang baru saja lewat di depannya. Warnanya yang cerah dan rok bertumpuk itu menarik perhatiannya—cantik. Kebetulan Liz punya syal yang cocok. Sudah terbayang ia akan memajangnya seperti apa nanti.Pajangan manekin di bagian depan butiknya adalah kekuatan utama dari tempat itu. Banyak orang yang masuk karena kemampuan Liz dalam memadu padan. Gaun yang saat sendirian tidak tampak menarik, akan menjadi pantas untuk dipakai begitu Liz memberi gaya yang tepat.“Apa kau yakin? Gaun itu nyaris tidak lolos saat pemilihan. Banyak yang tidka suka.” Rein berbisik dari sebelah, saat melihat Liz menandai gaun lain. Gaun berwarna kuning mostar yang mengingatkannya akan telur dadar. Tidak indah.Semua gaun yang saat ini sedang tampil di catwalk memang sudah disetujui, tapi belum tentu semua cocok untuk dijual. Jajaran koleksi musim panas tahun ini “Apa aku pernah salah mengambil gaun?” Liz membalik pertanyaan dengan percaya d
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Extra 36 - Fake Porcupine

Meski sudah tertelan banyaknya tamu yang ada di sana, tapi Liz masih menemukan Asher dengan mudah. Sosoknya mencolok untuk Liz.Pria itu masih membawa gelas, dan tampak memilih makanan, lalu berbelok ke ruangan lain. Liz akan memanggil tapi sudah kembali hilang.Dengan langkah lebar, Liz mengikuti arah perginya Asher. Saat melihatnya lagi, Asher tampak tengah berdiri di sudut remang-remang, menghadap tembok. Tempat aneh, dan sikap aneh.Liz menyipitkan mata, mempertajam pandangan, Asher memasukkan sesuatu kedalam minumannya. Ia menggoyangkan minuman itu sebentar, lalu berjalan lagi.Liz masih mengikuti, dengan sejuta tanya baru. Terutama apa yang dilakukan Asher tempat itu sebenarnya.Asher muncul di ruang lain yang lebih sepi. Masih ada tamu, tapi tidak seramai ruangan utama tadi. Liz langsung lega saat melihatnya berhenti melangkah, tapi langkahnya ikut terhenti saat melihat apa yang membuat Asher berhenti.Wanita, cantik. Sepertinya salah satu model yang tadi mengikuti fashion show
last updateLast Updated : 2023-12-16
Read more

Extra 37 - Stranded Hedgehog

Liz menggeram saat mencoba membuka mata. Kepalanya sakit sekali—berat. Sudah lama Liz tidak bangun dalam keadaan seperti itu, karena sudah lama ia tidak berpesta sampai mabuk.“Eh?” Liz terkesiap dan membuka matanya lebar-lebar melawan sakit itu, teringat kalau dirinya memang tidak berpesta sampai mabuk. Ada orang yang membuatnya pingsan.“Landak itu…”Liz kembali menggeram, marah karena ingat betul siapa yang melakukannya. Asher!Liz menyibak selimut dan turun, tapi langsung ambruk ke lantai. Kepalanya tidak sejalan dengan keinginannya untuk marah. Ia belum bisa berdiri lurus.“Shit!” Liz mengusap kepalanya beberapa kali, mengusap perlahan. Menunggu sampai pandangannya jernih. Apapun yang diberikan Asher sangat kuat efeknya, membuat Liz semakin ingin membunuhnya. Berani sekali landak itu menyentuh dan membuatnya pingsan.Liz duduk sejenak di lantai, menatap sekitar. Kamar tempatnya berada bermodel rococo—penuh bunga dan berlapis. Sangat asing karena hotel tempatnya mempunyai kamar y
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Extra 38 - Porcupine Look a Like

“Aku?” Pria itu menunjuk dirinya dengan wajah kebingungan yang mulai dibenci oleh Liz. Tampak sangat bodoh.“Ya, kau! Aku tidak menduga kalau kau bisa setolol ini! Apa tidak ada ingatan apapun di otakmu tentangku? Kau menyombong tentang kepintaran dan lainnya, tapi ingatanmu lebih pendek dari jari!”Liz masih ingin mengumpat, tapi matanya menangkap pandangan dari dua anak yang kebingungan. Kalau ada yang dipelajari Liz dari hidup bersama Ruby, salah satunya adalah untuk tidak mengumpat di depan anak kecil, karena mereka akan mudah sekali meniru.“Maksudku… kau sedikit pelupa. Itu… saja.” Liz menurunkan tensi suaranya, dan sedikit salah tingkah. Ada lima pasang mata menatapnya sekaligus dengan tercengang. Sudah pasti kekasarannya adalah pertunjukan menarik. Wanita yang tadi bicara bahasa Italia, kini melambai dan mengajak mereka masuk. Tahu kalau jenis percakapan itu tidak untuk didengar anak kecil.Lalu Anne-marie yang memecah suasana. Ia tertawa geli. "Kau seperti ibuku,” katanya.
last updateLast Updated : 2023-12-17
Read more

Extra 39 - Finding Hedgehog

“Hilang? Maksudmu?” Ed mengernyit. Ia tidak ingin salah mendengar.“Benar. Saya mendapat laporan dari kepolisian. Rein Cardenas, partner kerja Senorita Liz melaporkan kalau beliau tiba-tiba menghilang dari acara fashion show, tidak bisa dihubungi hampir dua puluh empat jam, dan tidak kembali ke hotel.”Ibanez menyerahkan salinan laporan polisi kepada Ed.“Polisi disana mengkonfirmasi identitas Senorita ke sini, dan orang kita disana menyadari siapa dia, lalu mengatakannya pada saya.” Ibanez menjelaskan lebih lanjut.Ed terhenyak bangun, karena sumber info itu tidak terduga. “Tidak boleh ada polisi yang mengabarkan pada Ruby! Apa mereka sudah menghubunginya?” tanya Ed.“Eh… saya…”“Katakan pada mereka untuk menunda! Sekarang!” bentak Ed. Kesal. Ibanez patuh, tapi nalarnya belum secepat Otiz. Untuk detail seperti itu, Ed masih harus memberi perintah. Kalau Otiz pasti sudah sejak awal mencegah info itu bocor ke arah Ruby.“Siapkan penerbangan ke Perancis,” kata Ed sementara Ibanez belu
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Extra 40 - Hedgehog Sister's Getting Angry

“Tidak ada di laporan polisi.” Ed sudah membaca sekilas tadi. Tidak ada menyebut saksi. Kabar ini sangat baru. “Mereka jenis yang tidak mungkin bicara pada polisi,” kata Ibanez. “Oh, illegal.” Ed langsung paham kalau saksi itu kemungkinan berasal dari imigran ilegal. Mereka tidak mau bicara pada polisi, tapi akan membuka mulut pada orang yang tepat. “Kumpulkan orang lebih banyak. Aku ingin semua orang yang tidak sibuk datang dan mencarinya.” Setelah memastikan kalau Liz ada dalam bahaya, Ed mulai serius. “Baik, Don Rosas.” Ibanez kembali mengirim pesan dengan cepat. “Apa ada yang tahu kemana Liz dibawa?” tanya Ed. “Saya berhasil mendapat nomor plat, dan mobil yang dipakai untuk membawanya ditinggalkan terparkir di bandara kecil di luar Etampes. Sepertinya Senorita Liz tidak lagi ada di Perancis.” Ibanez membaca sisa laporan anak buahnya dengan takut-takut. “Shit! Apa ini? Apa ada yang menjualnya atau bagaimana?” Ed tidak ingin berprasangka seburuk itu, tapi bisa jadi. “Saya sed
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Extra 40 - The Porcupine in Trouble

“Mereka berbeda sekali,” kata Liz, sambil mengunyah sandwich yang menjadi makanan pertamanya hari ini.“Hm?” Anne-marie yang menemaninya, berpaling mengikuti pandangan mata Liz—menatap Eren yang sedang bermain dengan kedua anaknya.“Sifat maksudmu? Kalau wajah agak sulit. Aku mengenal mereka dari kecil, tapi terkadang masih salah mengenali saat dari kejauhan. Tapi kalau dari dekat aku tidak akan pernah salah. Asher sangat jarang tersenyum.” Anne-marie menjelaskan lebih lanjut dan Liz setuju.Memandang Eren saat siang, dari dekat, berpakaian normal, Liz tidak akan salah mengenali. Eren bergaya lebih rapi, dan lebih banyak tersenyum memang, lebih ramah. Ia meminta maaf dengan mudah tadi. Hal yang sepertinya tidak akan dilakukan Asher.“Dia seperti aku,” gumam Liz.“Apa?” Anne-marie tidak terlalu mendengar gumaman Liz karena sudah teralihkan oleh salah satu anaknya yang menghampiri.“Tidak ada.” Liz menggeleng, karena memang gumaman itu lebih untuk dirinya sendiri.Eren dan Asher, memili
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Extra 41 - Saving Hedgehog

“Kenapa ada satu mobil lagi?” Ruby berpaling ke belakang dan melihat satu mobil lagi yang memang mengikuti mereka. Ruby baru menyadarinya setelah mereka sampai di jalan yang lebih sepi. Mobil itu bersama mereka.“Ya, karena perlu. Sekitar sini wilayah keluarga Val.” Ed menjelaskan dengan lebih lega.Itu adalah pertanyaan pertama yang diajukan Ruby selama perjalanan dari Paris ke Italy–Lake Como. Ruby diam seribu bahasa semenjak mereka meninggalkan restoran itu.“Wilayah bagaimana?” Ruby hanya tahu Val teman Ed.“Keluarganya memiliki bisnis disini, dan seharusnya aku tidak bisa masuk sembarangan.” Ed mengatakannya sambil menggertakkan gigi dan meremas ponselnya—kalau bisa ia akan membanting ponsel itu sebenarnya..Kejengkelan itu tertuju untuk Val. Di saat genting seperti ini, sejak tadi tidak ada panggilannya yang masuk. Menyambung pun tidak. Ed tidak tahu apakah ponsel Val sedang mati atau mungkin ia sudah mengganti nomor. Tidak bisa diprediksi, padahal hanya Val satu-satunya yang
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Extra 42 - A Special Hedgehog

“Aku tidak menculik.” Suara lemah Eren kembali terdengar. “Kau membuatnya pingsan dan membawanya pergi ke negara lain! Itu bukan menculik?” Asher mendelik pada wajah yang amat mirip dirinya itu. “Aku tidak tahu dia siapa, dandan menyebut nama Anne-marie! Kau pikir aku akan melakukan apa?!” Eren tidak mau kalah. “Kau menyebut Anne-marie?” Asher akhirnya memandang Liz setelah sejak tadi seadanya saja menatap. “Eh.. Iya. Kau pernah menyebutnya.” Liz mengangguk. “Kau masih ingat?” Asher heran, karena ia juga ingat kalau menyebut nama itu sambil lalu saja. “Untuk apa kau menyebut nama Anne-marie saat bersamanya?” Ivy menyambar tanpa peringatan, jelas penasaran. “Tidak ada!” Asher menepis seketika. Tapi Liz menjawab jujur pada saat yang bersamaan, lebih panjang, lebih didengar. “Saya memiliki butik dan Asher mengatakan ingin memberi hadiah untuk wanita—namanya Anne-marie.” Jawaban itu membuat semua orang yang duduk di speedboat itu, tercengang. Bahkan Matteo yang tadi tampa
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more
PREV
1
...
293031323334
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status