All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 321 - Chapter 330

334 Chapters

Extra 53 - Hedgehog and Porcupine Under the Towel

“Kalian…”Ed memandang sesuatu di lantai dengan wajah jijik, lalu terdengar jeritan terkejut dan umpatan aneka ragam dengan suara berat, amat kasar.“Asher? Apa yang… Oh…” Matteo yang menyusul akhirnya, melihat juga apa yang membuat Ed mengumpat.Asher dan Liz terbaring di lantai speedboat—hanya tertutup handuk, dan sekarang dengan panik mencari pakaian. Mereka baru saja terbangun setelah mendengar umpatan Ed tadi.Untungnya pakaian mereka tidak jauh dan Ed—serta Matteo langsung kembali turun. Tidak mungkin menonton ‘pertunjukkan’ itu lebih lanjut.“Liz?” Ruby tentu mengenali suara keluhan dan makian yang terdengar berikutnya.“Tunggu… TUNGGU!” Dengan panik Liz mencegah Ruby naik, ia masih sibuk memakai blouse separuh basah kuyup. Tidak lagi meneteskan air, tapi masih basah. Pilihannya hanya itu.“Apa tidak ada tempat lain yang bisa kalian pakai?! Ada sepuluh kamar di atas dan kau tidak bisa menemukan satu saja?!” tegur Ivy, lebih keras tapi wajahnya sangat geli.Tidak ada yang berani
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Extra 54 - Hedgehog and Porcupine Running Away

“Dia akan bertanya dengan detail saat kau kembali nanti bukan?” bisik Asher. Ia berkomentar tentang Ruby tentu.“Yeah. Ia tipe yang seperti itu, tapi belum berani memaksa.” Liz tersenyum samar. Ia tahu Ruby akan menjadi adik yang sangat berisik suatu saat nanti. Tadi saja matanya sudah bergerak dengan bersemangat memandang Liz dan Asher bergantian. Ingin bertanya banyak hal, tapi menahan diri.Ruby saat ini masih ada dalam taraf hati-hati karena hubungan mereka masih hangat, tapi suatu saat Ruby tidak akan enggan lagi.Liz dulu mungkin akan menganggapnya mengerikan, tapi sekarang, ia malah tidak sabar untuk menyambut saat itu datang. Ia ingin melihat Ruby yang tidak enggan padanya, dan bisa bicara dan bertanya dengan bebas.“Naiklah, dan minta baju lagi pada Anne-marie. Ini musim panas, tapi bukan berarti kau tidak bisa terkena flu.” Ivy sudah naik juga ke atas speedboat, dan menunjuk baju basah Liz. Sampai akhir masih menggoda. Tawanya terdengar meski mesin speedboat telah menyala d
last updateLast Updated : 2023-12-26
Read more

Extra 55 - Tidak Seharusnya Sekarang

“Woaa!” Ruby berseru saat melihat gaun putih berumbai yang dipakai Lori. Rok lebar tulle, bertumpuk dan penuh bordir. Putih bersih tentu. Sesuai dengan tema yang diinginkan Lori untuk pernikahannya. “Bagaimana? Apa bagus?” tanya Lori. Sambil menatap pantulan dirinya di cermin, dan memutar tubuhnya. Perlahan saja, karena hanya itu yang bisa dilakukan. Gaun itu berat, bahkan untuk bergerak saja Lori akan butuh bantuan. “Ya… lumayan…” Mayte yang duduk di samping Ruby ingin menyetujui, dan memberi nilai baik, tapi tidak bisa. Ingin jujur juga sulit, karena mereka ada di butik ke tujuh yang mereka datangi hari ini. Perasaan Ruby kurang lebih sama. Ingin sekali menyebut kalau pilihan Lori yang ini tepat, agar urusan memilih gaun pengantin itu cepat selesai dan mereka bisa pulang. Punggungnya sudah sangat pegal. Ruby sudah bersandar di kursi empuk dan nyaman sejak tadi tapi tetap merasa pegal. Lingkar perutnya di bulan terakhir kehamilan ini membengkak luar biasa, dan semakin berat ten
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Extra 56 - Tidak Bisa Mendapat Ketenangan

“Ruby… Corina?”Ruby ingin membalas panggilan itu, atau setidaknya membuka mata untuk melihat dimana Ed. Tapi semuanya tidak bisa dilakukan. Ruby merasa kelopak matanya terlalu berat, dan mulutnya sangat sulit terbuka.Akhirnya hanya geraman dan keluhan samar yang keluar dari bibirnya, tapi perlahan Ruby bisa merasakan sapuan hangat dari tangan Ed di pipinya. Lembut seperti biasa. Setidaknya ia aman.Ruby akhirnya bisa kembali tenang, dan berpikir apa yang membuatnya terbaring dengan Ed ada di sampingnya.Ruby memaksakan diri membuka mata saat teringat, bahkan berusaha bangun.“Tenang, Ruby. Jangan panik... Semua sudah selesai.” Ed kembali berbisik di telinganya, sementara menahan bahu Ruby agar tidak bergerak.“Elena…” Ruby akhirnya bisa bicara, kelu tapi membentuk kata.“Mereka baik-baik saja dan sehat. Tidak perlu tergesa, pastikan tubuhmu kuat sebelum bertemu mereka.” Ed masih terus mengelus pipi pucat Ruby, mencoba mengembalikan kesadaran “Maaf, aku terlambat tadi.” Ed sangat me
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Extra 57 - Tidak Seharusnya Membuat Keributan

Dari penampilan yang berantakan, kemungkinan besar Liz dan Asher baru saja keluar dari kamar, atau mungkin datang kemari dengan berlari. Yang jelas mereka terburu-buru datang begitu mendengar berita Ruby.“Mana? Ruby… Kau pucat. Kenapa… Seharusnya tidak sekarang.”Hampir sama seperti Lori, Liz kehabisan napas saat mendekati Ruby, dan panik. Berita ini mengejutkan semua orang. Liz juga sudah berencana akan tinggal di Puerto Vallarta minggu depan agar bisa menemani Ruby saat melahirkan.Liz tidak lagi tinggal di rumah Ed tentu. Ia sudah mampu membeli rumah dan apartemen. “Aku sudah baik, dan mereka baik-baik saja. Tapi perawat belum membawanya ke sini. Tenanglah… bernapas.” Ruby sudah bisa bicara lancar, dan kini harus menenangkan Liz. Ia yang terbaring dan separuh sadar, tapi harus menenangkan banyak orang.“Kau benar-benar baik? Tidak ada masalah? Komplikasi?” Liz meraba tubuh Ruby, ingin memastikan keterangannya benar.“Aku baik. Agak panik tadi, tapi tidak lagi.” Ruby sedikit malu
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar

“Mommy, aku mau mencoba! Kau Elena, aku Elisa.”AJ mengulurkan tangan, meminta botol susu dari Ruby. Ingin mencoba ikut memberi susu—dan memilih Elisa. Biasanya ada Tita yang membantunya, tapi hari ini Tita sibuk, jadi Ruby sendirian sejak tadi.“Boleh, tapi hati-hati ya. Jangan sampai tersedak, dan jangan ditekan.” Ruby membimbing tangan AJ untuk memegang botol berisi ASI yang sudah dihangatkan itu, dan membantunya mengukur kekuatan agar tidak terlalu menekan bibir Elisa.“Woa! Lihat, Mommy! Dia minum!” AJ amat riang saat melihat Elisa mulai meminum ASI itu. Matanya tampak berkilau girang. Ini pertama kali ia terlibat langsung—melakukan sesuatu untuk adiknya. AJ biasanya hanya menonton, bahkan awalnya takut memegang. Hanya memandang dengan takjub tapi tidak berani menyentuh. “Tidak masalah bukan? Kau tidak perlu takut lagi.”“Ya, sudah lebih besar.” AJ mengangguk setuju. Ia kemarin menyebut takut menyakiti karena keduanya sangat kecil, tapi setelah tiga bulan, pertambahan berat bad
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya

Ed mengetukkan jari pada gelas di tangannya. Matanya hanya fokus pada satu titik—Marco Reyes. Pria itu tengah bicara pada Otiz. Bukan hal penting. Marco hanya berbasa-basi dan Otiz pun sama—bersopan-santun. Menjawab pertanyaan Marco tentang perkembangan kantor pengacaranya. Ed perlu bicara pada mereka berdua sebenarnya, tapi Marco dulu.Ed hanya perlu menggerakkan dagunya dan Otiz langsung paham. Ia berpamitan—beralasan seadanya dan meninggalkan Marco sendiri.“Aku ingin bicara denganmu,” kata Ed setelah mendekat.“Oh? Ada apa?” Marco langsung mengikuti Ed, menyingkir ke halaman samping yang sepi. Tamu yang lain memenuhi ruang tengah.“Aku ingin kau menangani pengiriman ke Ekuador minggu depan, dan Brazil.”Marco tampak seperti tersedak. Ini amat mengejutkan. Ed tidak pernah membiarkannya menyentuh pasar Amerika Selatan selama ini. Selalu Ed yang menanganinya sendiri. Marco hanya mengurus Amerika Utara karena memang ia membantu membuka pasar ke arah utara.“Apa… kenapa?” Marco bingun
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana

“Ini.” Ed mengulurkan sapu tangan kepada Otiz—untuk menghapus air matanya. Kalau hanya sedikit, ia akan membiarkan Otiz menangis—dan menghapus air matanya memakai lengan jas yang dipakainya.Masalahnya Otiz tidak bisa menghentikan air matanya. Ia sudah terharu saat Ed mendampinginya berdiri di altar, semakin parah saat melihat Lori berjalan menuju altar diantar bunga. Terlalu indah dan menyilaukan untuk matanya.“Maaf.” Otiz terbata, sambil menghapus sisa air di wajahnya.“Untuk apa minta maaf? Tidak ada air mata yang salah saat pernikahan. Kau hanya terlalu bahagia. Tidak ada yang akan menyalahkan.” Ed menepuk pelan bahu Otiz, lalu kembali memandang ke depan.Fokus dari acara itu tentu saja Lori. Pilihan gaunnya sangat cocok dan menyatu sempurna dengan seluruh dekorasi yang ada di taman itu. Bunga, pita, lagu, dan kelengkapan lain telah dipilih dengan hati-hati dan presisi—kini memperlihatkan kemegahan yang tidak ada bandingannya.Tapi tidak dengan Ed. Meski bagi yang lain Lori mena
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu

“AJ, jangan membuat Abuela lelah!” Ruby menegur saat melihat AJ membawa sesuatu berlari dengan Mia di belakangnya mengejar.Tapi mustahil membuat AJ diam, karena kedua adiknya tertawa dengan girang saat melihat AJ melakukannya. Elisa dan Elena sudah mulai bisa berjalan, dan mereka dengan senang hati mengikutinya.AJ tidak mungkin berhenti saat ada yang mendukung seperti itu. Mia tampak mengomel, tapi siapa pun tahu kalau Mia tidak pernah bisa marah pada AJ.Tapi Ruby harus berdiri—diikuti Ed untuk menjaga Elisa dan Elena. Mereka ada di pantai, kalaupun mereka terjatuh di atas pasir tidak akan terlalu sakit. Tapi ada banyak karang keras yang bisa menggores.“Mommy! Biarkan mereka mengejar! Jangan diambil!” AJ tidak mau kedua adiknya diangkat dan berhenti mengejar.“Ya.” Ruby memang hanya akan mengawasi, mengikuti sambil mengawasi.“Bagaimana kalau kita berlibur?” kata Ed, tiba-tiba. Ia baru saja membaca pesan dari ponselnya.“Hm?” Ruby tentu terkejut. Tidak ada rencana seperti itu ters
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah

Dua mobil van berwarna hitam, dengan kecepatan tinggi melaju di jalan sunyi. Hari sudah malam, dan hanya mereka yang ada di sana. Ujung jalan mulai terlihat. Gerbang besi berwarna hitam.“Tabrak!”Seruan terdengar, dan mobil itu tidak melambat. Semua penumpang yang juga berpakaian hitam di dalam berpegangan erat, dan benturan keras memekakkan telinga terdengar.Pintu gerbang itu tumbang dan bengkok, tapi berhasil terbuka. Dua mobil itu menerobos masuk dan berhenti tepat di depan pintu depan rumah yang terang benderang itu.“Masuk dan bunuh semua!” Seruan lain, dan orang-orang yang ada di dalam van langsung berhamburan keluar, dan menyerbu masuk ke dalam rumah yang ada di tepi pantai itu. Ada yang membawa senjata api, ada juga yang membawa pemukul.Tapi mereka semua diam saat sampai di dalam, karena tidak ada siapapun yang menyambut. Seharusnya rumah itu dipenuhi pengawal, karena itu mereka datang berombongan—siap berkonfrontasi. Kenyataannya, yang menyambut mereka kesunyian. Tidak a
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more
PREV
1
...
293031323334
DMCA.com Protection Status