All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 261 - Chapter 270

334 Chapters

Tidak Berlebihan

“Kau berlebihan.” Matilda tersipu sambil menyelipkan rambutnya di belakang telinga. Ini kesekian kali ia mendengar pujian kecil seperti itu. Awalnya aneh, tapi akhirnya bisa membuatnya leleh seperti mentega. Wajah itu sangat meyakinkan memang. “Maksud saya, tidak perlu mengabarkan hal ini pada Senor Obrador. Kesalahan setting ini hanya kecil. Dan kalau sampai ia marah dan melapor ke atasan saya, maka…tamat. Saya akan kehilangan pekerjaan.” Val memperagakan adegan memotong leher pada Matilda dengan wajah memelas. Bagian dari bujukan. “Tapi… Aku harus meminta izin untuk menyerahkan key card itu.” Matilda ragu. Matilda sama sekali tidak ragu dengan segala pengakuan dari Val yang menyebut ia perwakilan dari perusahaan mobil mewah itu dan datang karena menemukan kesalahan program—dan perlu membawa mobil itu untuk disetel ulang. Tapi Matida masih takut dengan Obrador. Ia juga akan kehilangan pekerjaan kalau sampai terjadi sesuatu pada mobil itu. Ia tahu bagaimana Obrador sangat bangga
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Alasan Tidak Menarik

“Aku pikir pertemuan kita di pesta itu untuk yang pertama. Tapi rupanya kau sudah mengenalku,” kata Ed.Ia perlahan menurunkan pistolnya. Tidak masalah, karena Val dan Eren/Ayala, kini berdiri di samping Obrador dengan tangan memegang pistol. Obrador tidak akan bodoh dan nekat mencoba lari.“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Kita memang bertemu pertama saat pesta itu.” Obrador mengeryit.Ed menyeringai. Mengagumi usaha Obrador untuk tenang. Tapi ia politisi kawakan, tentu sangat mahir mengatur mimik wajah. Tugasnya lah untuk bersandiwara.“Kita mungkin baru pertama bertemu, tapi kau sudah pernah bertemu orang tuaku katanya. Bersama Esli.” Ed tersenyum.Ia melihat sedikit gelisah melintas di wajah Obrador, sebelum kembali datar.“Ayahmu? Tentu saja aku mengenalnya. Dunia kita mungkin terlihat jauh, tapi sebenarnya dekat. Kau tahu ini bukan? Kita sama-sama memiliki bisnis sampingan yang menguntungkan.” Obrador kembali menampilkan wajah bingung. “Jadi maksudmu kau tidak mengert
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Tidak Boleh Ada Jejak

“Masuk.” Val membuka pintu mobil mewah kebanggaan Obrador, memintanya masuk dan duduk di kursi kemudi.“Hm… apa? Kenapa…” Obrador tertawa tidak terkendali, setelah itu mendadak terkulai lemas. Karena mabuk pastinya. Val menyediakan dua botol wiskey kualitas unggulan—dan memang biasanya menjadi kesukaan Obrador, dan semua isinya telah berpindah ke perut Obrador saat ini. Tentu otaknya tidak lagi melaju lurus. Butuh perjuangan untuk membuat Obrador meminum semuanya, karena tahu ada hal buruk menimpanya setelah mabuk, tapi semua kecurigaan itu tidak mampu dibentuk oleh otak Obrador saat ini, jadi sekarang ia duduk tanpa perlawanan.“Asher, kau sudah selesai?” Val bertanya pada Asher—yang wajahnya sangat mirip dengan Ayala/Eren. Ia duduk di samping Obrador, sedang mengubah seluruh data perjalanan yang terekam sistem navigasi mobil itu, dan tentu termasuk mengganti rekaman dash cam. Menghapus apapun yang memperlihatkan Val, menggantinya dengan rekaman yang lebih tenang.Asher mengacungka
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Tidak Ingin Apapun Darinya

Liz mengunci pintu bangunan yang akan segera menjadi butik yang dikelolanya, sambil tersenyum. Setelah hampir sebulan mencari dan menyiapkan segalanya, sebentar lagi ia akan siap untuk memulai. Liz mengusap nama yang tertulis pada papan nama yang tergantung di pintu. Gemma’s Boutique. Liz sengaja memakai nama itu, karena tidak akan ada lagi yang akan pernah memakai nama itu untuk memanggilnya setelah ini. Nama itu akan hilang. Dengan menjadi nama tokonya, Gemma tidak akan hilang. Nama itu akan menjadi bagian dirinya sekarang, dan akan tetap disebut. “Agh!” Liz memekik kaget saat berbalik karena melihat orang tidak terduga. Mendez berdiri di belakangnya sejak tadi. “Maaf, telah mengejutkan Anda.” Mendez membungkuk. “Apa yang kau lakukan di sini? Kau kemarin menolak bertemu denganku bukan? Apalagi sekarang?!” Liz jelas marah karena kemarin Mendez telah menolak untuk bertemu dengannya. Meski Ed sudah menyuruh, tapi Mendez menolak. Liz hanya bisa marah, tapi tidak ingin memohon pa
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Tamu Tidak Dikenal

“Mulutmu seperti sampah!” Liz berseru sambil bangkit sendiri dan menunjuk pria yang baru mengumpat padanya itu.Wajahnya tampan—rambut bergelombang sedikit panjang, mata cokelat terang tajam, tapi mulutnya tidak seindah wajah itu.“Tunggu, Nenek Sihir! Apa kau baru saja menghinaku? Kau tidak meminta maaf dan malah marah padaku?!” Pria itu menunjuk kerusakan laptopnya. Liz melirik dan sebenarnya merasa bersalah, tapi sikap pria kasar itu terlalu menyebalkan.“Apa kau tahu ada apa saja di sana? Pekerjaan dan…”“Apa aku harus peduli?” Liz menepis debu yang ada di mantel, lalu berjalan melewati pria itu. Tidak peduli.“Hei!” Pria itu menyambar lengan Liz.“Kau mau kemana? Kau tidak merasa bersalah? Tidakkah kau harus bertanggung jawab?!” serunya.“Bersalah? Kau keluar di jalan dengan laptop terbuka dan kopi di tangan! Angin saja bisa membuat keduanya jatuh! Untuk apa aku bertanggung jawab atas kebodohanmu sendiri?” Liz menepis tangan itu. Laptop itu tidak akan retak kalau tidak menghant
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Buruk tidak Berarti Akan Tidak Indah

“Maaf, kau siapa?” Ruby bertanya dengan kebingungan. “Siap… Mudah sekali kau lupa pada dosamu!” desisnya. “Aku lupa apa? Kau bicara apa?” Ruby semakin merasa pria itu tidak masuk akal. “Hei! Apa ingatanmu sependek ini? Kita baru bertemu siang tadi!” Pria itu membentak lagi. “Siang apa? Aku tidak bertemu siapapun hari ini!” Ruby membantah keras. Ia tidak keluar rumah hari ini. “Jangan berpura-pura! Aku masih membawanya!” Pria itu merogoh ransel yang tadi ada di punggungnya, mengeluarkan laptop yang terlihat buruk. “Lihat ini! Ini! Kau masih berpura-pura lupa?!” “Aku tidak tahu itu apa? Kau yakin dirimu sehat?” Ruby mempertanyakan kewarasan tentu. “Aku sehat! Kau yang tidak sehat! Sepertinya…” “CUKUP!” Bentakan berat membuat ruang depan itu sunyi. Ed muncul sambil mengernyit, lalu menarik Ruby ke balik punggungnya. “Aku menawarkan kau untuk datang, tapi tidak akan mengampuni kalau kau kasar pada istriku!” Ed menggeram. “Istri? Wanita itu istrimu ?” Seruan terkejut. Ruby mend
last updateLast Updated : 2023-11-28
Read more

Extra 1 - Bertemu Matahari

“Ada apa denganmu?! Kenapa kau tiba-tiba menjadi seperti ini?!”Lori melepaskan cengkramannya dari tangan Liz dan menuding. Ia tidak ingin marah, tapi dengan jelas ia tadi melihat Liz bercumbu dengan pria di sudut bar. Lori tadinya tidak ingin melarang apapun, tapi tidak mungkin diam lagi saat melihat kesalahan fatal itu.“Kau tidak usah sok suci! Kau juga melakukannya! Kau bahkan tidak mengenal pria itu!” Liz menunjuk pria yang menunggu Lori di belakangnya. Tangannya tidak lurus, dan goyah, karena setengah mabuk.Lori mendesah, karena memang kenyataannya seperti itu. Ia bahkan tidak ingat siapa namanya.“Tapi aku belum menikah—tidak menikah dengan Rosas, Liz! Apa kau mencari mati?!” Lori kembali menarik tangan Liz karena melihatnya melambai lagi pada pria yang tadi ditinggalkannya.“Mati atau tidak bukan urusanmu! Pokoknya terserah padaku! Kau tidak perlu ikut campur! Urus saja urusanmu sendiri! Berisik!” Liz mengibaskan tangan di depan wajah Lori.“Hei! Aku begini karena peduli pada
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Extra 2 - Matahari Bukan Untukku

“Senorita, saya mohon…”Otiz melarang, tapi Lori dengan cepat berpindah ke atas pangkuannya. Otiz langsung mematung diam duduk di tepi ranjang dengan Lori di atasnya.“Hei… Kau tadi mengatakan akan menemaniku bukan? Kenapa malah bingung?” Lori dengan matanya yang sendu.“Saya… tidak termasuk yang ini…” keluh Otiz, sambil menurunkan kedua tangan Lori yang menumpang di bahunya. Otiz setengah mati berusaha tidak kasar. Ia terpaksa membawa Lori ke hotel karena mabuk parah, dan rencananya hanya menurunkan Lori di ranjang saja tadi, bukan malah bergelut untuk melepaskan diri.Tapi bisa membawa Lori ke kamar saja sudah merupakan keajaiban. Lori nyaris tidak bisa membuka mata, dan yang membuatnya sadar saat ini adalah benturan kepala—tidak sengaja—di pintu. Sadar yang rupanya menambah kerepotan, karena Lori tidak melepaskan Otiz.“Senorita, saya…”“Lori! Kenapa kau sopan sekali padaku? Aku bukan Ed! Bukan Liz juga!” protes Lori sambil menangkup kedua pipi Otiz.Lori mengernyit lalu menyingkir
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Extra 3 - Candu Matahari

“Apa kau akan selalu ada saat Ed ada?” tanya Lori, sambil ikut bersandar di pagar balkon. Otiz ada di teras balkon, seperti biasa, mengawasi dari kejauhan saat Ed sedang ada acara.Setelah pesta di bar itu, kini mereka bertemu di pesta lagi. Hanya lebih resmi. Salah satu acara yang dibenci Lori, hanya terpaksa ada karena ibunya mengenal dekat tuan rumah. Lori bahkan lupa acara apa, tapi pasti penting karena Ed bersusah payah datang. Lori belum melihatnya, tapi Otiz ada berarti kemungkinan besar Ed datang.“Tidak harus begitu. Saya akan ada kalau Don Rosas memerlukan,” kata Otiz, menjawab dengan sopan sambil menurunkan gelas wine di tangannya. Akan lebih baik kalau ia tidak menyentuh alkohol di dekat Lori. Sekarang saja Otiz ingin merebut gelas di tangan Lori dan membuang isinya.“Kenapa kau begitu setia padanya?” tanya Lori. Penasaran. Lori tahu Otiz bekerja untuk keluarga Javier dan Ed, tidak tahu asal muasal. Tapi jelas tidak melalui jalur standard. Javier menganggapnya keluarga,
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Extra 4 - Ingin Meninggalkan Matahari

“Hai!”Otiz tersentak. Ada orang yang baru saja menubruk punggungnya, dan jelas sengaja, karena wajah cerah kini mengintip dari balik lengannya.Lori dan semangatnya, seperti biasa. Mengalahkan cerah langit biru di atas.“Aku tidak tahu kau bermain golf, Otiz.” Lori menemani ayahnya hari ini, dan menemukan Otiz yang tengah berjongkok di dekat salah satu lubang. Sedang mengukur jarak agar pukulannya yang berikut bisa masuk.“Aku juga tidak tahu kau bermain golf,” kata Otiz.“Sama sekali tidak. Ini… aku baru sekali ini memegangnya. Aku ke sini karena paksaan ayahku,” keluh Lori, sambil menunjukkan tongkat golf yang ada di tangannya. Lori memakai perlengkapan yang benar, dari topi, pakaian, sepatu, sampai sarung tangan, tapi jelas semua baru.“Lalu kau melarikan diri?” Otiz menatap sekitar dan tidak melihat siapa pun. Seperti biasa, Lori tidak suka diatur.“Yah, kalau bisa. Ayahku sedikit memaksa hari ini. Aku harap ia tidak sadar aku menyingkir.” Lori melirik sekitar, jelas berharap aya
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
34
DMCA.com Protection Status