All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 241 - Chapter 250

334 Chapters

Tidak Ingin Melihatnya Menangis

“Mama!” Ruby menghambur memeluk ibunya. Apapun agar jeritannya berhenti.“Mama, tidak ada lagi. Tenanglah,” bujuk Ruby, sambil menahan rontaan tubuh Jade.“Tapi… Kau Ruby… Gemma!? Kau dimana?! Gemma!” Jade berputar dengan panik, mencari.“Kakakmu! Dia dimana?! Cari Ruby! Jangan berpisah !” Jade memekik dengan suara putus asa yang jelas.“Mama, tenang dulu. Gemma…”“Aku di sini.” Liz yang sejak tadi menonton kebingungan, menyahut sambil perlahan mendekat. Wajahnya tampak pucat dan sedikit gemetar karena shock, tapi melangkah maju.“Aku di sini.” Liz mengulang dengan lebih kuat. Jade berpaling, matanya kembali fokus.“Gemma…” Suara Jade serak tidak percaya, lalu berpaling menatap Ruby. “Aku Ruby.” Ruby menegaskan kalau mereka ada dua. Bukan hanya satu.“Gemma…” Suara Jade pecah bercampur tangis. Tangannya menggapai ke arah Liz, berusaha melangkah tapi terlalu lemas.“Gemma… Gemma… Kau bebas… Gemma…” Jade merengkuh Liz dengan susah payah, lalu memeluknya dengan erat.“Gemma… maafkan ak
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Nama yang Tidak Dikenal

Jade tidak pernah sedikitpun menyebut Gemma, Esli atau yang lain, tapi Ruby pernah melihat Jade menangis untuk mereka.Tangisan yang bagi Ruby dulu misteri. Tidak paham apa yang membuat ibunya terisak tanpa alasan seperti itu. Ruby ingin menghibur, tapi tidak tahu harus bagaimana. Ia tidak tahu sebabnya apa dulu.Air mata itu rupanya rasa bersalah pada Gemma, entah karena apa. Ibunya menyesal mereka berdua terpisah. Ruby ingin Liz lebih mengerti dan memberi ibunya ruang bernapas.“Kau bodoh!” Liz mengusap pipinya yang juga basah lalu berbalik dan melangkah pergi.Ruby tidak mengejar, membiarkannya pergi adalah yang terbaik. Ia tahu pertengkaran mereka akan semakin menjadi kalau terus saling memandang. Mereka perlu menenangkan diri.“Ruby, duduklah.” Sentuhan lembut dan usapan pada punggung Ruby dengan cepat menenangkan. Nafas Ruby perlahan menjadi lebih teratur. Dengan bantuan Ed, Ruby duduk.“Dia yang bodoh. Bukan aku.” Ruby memuntahkan sedikit amarahnya.“Aku percaya.” Ed mengangguk
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Tidak Berniat Membantu

“Kita kemana, Mommy?” AJ tidak mengenali area yang didatanginya bersama Ruby itu.Ruby saja juga asing, tapi Otiz dengan yakin melangkah di depan mereka. Ia yang sejak tadi menjadi petunjuk jalan karena memang hanya Otiz yang tahu. Mereka ada di salah satu mall besar yang ada di Guadalajara.“Mommy ingin mengajakmu bertemu seseorang.” Ruby mengusap kepala AJ, untuk menenangkan dirinya sendiri. Ia tidak yakin menemui Liz adalah ide bagus, tapi harus. Ia harus membawanya menemui Jade hari ini. Mengenalinya atau tidak, Ruby bersiap seandainya Jade meminta Gemma kagi.Ruby tahu ia harus datang dan menemui Liz langsung untuk membujuknya. Ia tidak mungkin rela ikut setelah pertengkaran mereka kemarin.“Siapa?” tanya AJ, sambil menggandeng tangan Ruby agar tidak terpisah. Mall itu ramai.“Mommy punya kakak, dan aku ingin kau bertemu dengannya,” jelas Ruby.“He?!” AJ kaget tentu. Ini pertama kali ia mendengar.“Ia tinggal di sini?” AJ menatap sekitar dengan takjub. Tentu mall itu menjadi ruma
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Tidak Perlu Bertahan

“Maaf, apa yang bisa saya bantu?” Terlihat wanita dengan kacamata tebal dan rambut terikat rapi muncul dan memandang tiga orang yang terlibat drama itu.“Apa kau tidak becus mengelola toko? Pegawaimu memukulku!” Teman yang tadi ditepis menunjukkan tangannya.“Astaga! Liz, apa ini benar?” Manager itu memandang Liz yang masih mengepalkan kedua tangan di samping tubuh.“Dia menyentuhku terlebih dulu!” desis Liz. Ingin membela diri.“Kami hanya menunjukkan kalau rambutnya sedikit berantakan. Standar toko ini sangat tinggi, kau tidak bisa punya pegawai yang terlihat berantakan bukan? Aku mengingatkan untuk kebaikan kalian sendiri, seharusnya tidak usah tersinggung.” Teman Liz itu kembali bermain seperti korban, dan sayangnya dipercaya.“Liz, aku sudah sangat memberi kelonggaran padamu, karena konsumen banyak yang menyukai rekomendasi gaya darimu, tapi aku tidak bisa bertoleransi selamanya! Kau tidak boleh kasar pada…”“Aku tidak kasar tanpa alasan! Mereka yang memulai terlebih dulu!” benta
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Tidak Lagi Mimpi

“Kau yakin tidak masalah? Kau tidak punya pekerjaan lagi.” Ruby bertanya dengan resah, sambil mengikuti Liz melangkah cepat menuju kamar Jade. Selama perjalanan Ruby diam karena menyesal.Ruby tadi melawan keras, dengan harapan manager itu akan mempertimbangkan kalau Liz tidak bersalah, bukan malah memperburuk dengan membuat Liz kehilangan pekerjaan.“Masalah, karena aku akan kehilangan bayaran, tapi bagus juga. Aku sudah malas bekerja di sana. Barangnya terlalu ketinggalan mode.” Liz mengedikkan bahu. Terlihat tidak peduli, tapi Ruby tahu hal itu mengkhawatirkan.Ruby tahu benar bagaimana rasa putus asa saat kehilangan pekerjaan. Ia berpengalaman dipecat tanpa keadilan, dan betapa tidak mudahnya mencari pekerjaan baru.“Mommy, aku ingin ke kamar mandi.” AJ menyahut tiba-tiba, mengguncang tangan Ruby.“Akan saya antar.” Otiz mengulurkan tangannya, dan AJ setuju saat itu juga.Liz baru bicara begitu AJ jauh. “Aku masih punya sekitar…” Liz menghitung dengan jarinya. “Tujuh hari sebelum
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Nama yang Tidak Terasa Benar

Dan kegembiraan itu langsung ternoda. Senyum itu seakan tersaput angin badai ingatan buruk.“Tidak… malu, aku tidak mau! Kalian ada dan cukup!” Jade menarik tangannya, menghindar dan menunduk.“Tidak perlu. Gemma!” Jade tiba-tiba saja tersentak dan melompat turun dari ranjang. Dengan panik memandang pintu.“Ruby! Kunci pintu!” perintahnya, lalu menarik Liz, menyeretnya ke sudut kamar, menyuruhnya menunduk di balik pot tanaman.“Apa dia akan datang? Dia akan mengambilmu? Kau harus bersembunyi! Jangan sampai terlihat!” seru Jade.“Siapa yang akan datang? Tidak ada yang akan mengambilku.” Liz menunduk tapi berusaha menjelaskan. “Ya, Mama. Tidak ada yang akan mengambil Gemma lagi. Dia bisa setiap hari menemuimu.” Ruby tersenyum, mencoba mengalahkan kepanikan Jade dengan keceriaan.“Tidak, Ruby! Dia akan berusaha mengambilmu juga kalau aku melawan! Aku tidak bisa mengambil Gemma! Dia akan mengambilmu juga!” Dengan langkah tertatih, Jade mendekati pintu, berusaha menguncinya.“Siapa? Siapa
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Tidak Pernah Bersama

Ed mengambil mantel yang ada di kursi dan bersiap pulang. Hari baru berganti malam, tapi Ed tergesa karena tadi Otiz mengabarkan kalau keadaan Ruby tidak terlalu bagus. Ini yang membuat Ed merasa harus cepat pulang.“Don Rosas!” Ed belum sampai pintu depan dan salah satu anak buahnya memanggil sambil berlari.“Ada apa lagi? Kau tahu aku akan pulang!” tegur Ed.“Ada yang ingin bertemu Anda!” serunya sambil terengah.“Kau pikir aku ingin menemuinya?!” bentak Ed. Ia tidak punya janji, dan tidak akan ingin menemui siapapun saat ini.“Tapi katanya Anda sedang mencarinya.” Anak buahnya sudah mundur ketakutan.“Hm?” Ed bingung. “Namanya Mendez.” Amarah Ed langsung surut seketika. “Ulangi!” Ed tidak salah dengar, tapi kurang percaya.“Mendez. Dia ada di depan.Ed harus mengakui kalau ia sama sekali tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi. Biasanya siapapun orang yang dicarinya akan menghindar sejauh mungkin, bukan malah datang dengan senang hati.“Bawa ke dalam.” Ed berbalik, dan m
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Tidak Tahu Siapa

“Setan menjijikkan!” desis Ed. Ia tidak terlalu menghujat ‘selera’ Esli sebelum ini, tapi langkahnya itu pantas untuk dihina. Esli membuat Jade terikat perkawinan hanya untuk menutupi ketidaknormalannya itu. Sempurna memang, ia mendapat nama, terlihat baik-baik saja dan normal.“Lalu siapa ayah mereka berdua?” Ed bertanya dengan hati yang lebih lega. Ia tahu Ruby akan gembira menerima berita ini. Esli ayahnya adalah beban dari segala beban yang tidak ingin diingat Ruby.“Hans. Hans Dominguez. Dia bekerja untuk Senor Ramos sebelum saya.” Mendez masih menunduk.“Asisten Esli sebelum dirimu?” Ed menegaskan.“Benar.” “Lalu dimana…”“Mati.” Jawaban singkat yang sebenarnya sudah sangat mudah ditebak. Esli tidak mungkin membiarkan Hans hidup. Alasan asli menghabisi pria malang itu tentu bukan karena cemburu, kemungkinan besar hanya karena ingin menjaga nama baiknya.“Hina sekali. Ia membunuh pria yang bersama Jade sedangkan dia sendiri tidak pernah menyentuhnya.” Ed menggeram kesal. Ia k
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Tidak Boleh Diambil Lagi

Pria itu mengamati Liz, dan tentu Liz juga menatapnya, berusaha memetakan wajah agar bisa mengenali. Sayangnya, hampir sebagian besar tertutup topi. Liz hanya bisa melihat kalau rambutnya sangat pendek sampai kulit kepalanya nyaris terlihat dan badannya tegap berisi.“Aku akan memanggil…”Suara letupan membuat Liz berhenti melangkah, sementara Jade memekik. Suara pistol berperedam yang ditembakkan. Pria bertopi itu tidak datang tanpa bekal. Tangannya teracung lurus dan menembak tombol panggil perawat yang ada di samping ranjang Jade.Liz membelalak lebar, sementara Jade langsung gemetar hebat.Tapi Jade melakukan hal yang mengagumkan, begitu pria itu melangkah masuk melewati pintu geser. Jade melompat turun dari ranjang, dan menarik lengan Liz, menyembunyikannya di balik punggung.“Tidak boleh!” pekik Jade. Ia dengan sepenuh hati melawan, meski pria itu terus menodongkan senjatanya.“Mama…” Liz berusaha menyingkirkan Jade dari hadapannya, tapi ternyata meski gemetar, Jade dengan kokoh
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Tidak Marah dan Benci

“Mama… Tidak…” Liz menggeleng dengan pandangan yang tidak lagi tajam, tapi air mata itu tidak bisa menyembunyikan buruknya keadaan Jade. Napasnya tersengal dan warna di wajah berganti pucat dengan cepat.“Gemma… Gemma…” Jade mengangkat tangannya, dan Liz menyambar tangan itu.“Maafkan… aku…” bisik Jade.“Mama… tidak…” Liz menggeleng, mengusap pipi ibuya dengan tangan yang bersimbah darahnya sendiri.“Kau sudah bersama Ruby…” Jade perlahan tersenyum. Tangis itu mungkin berubah bahagia.“Ya, dan bersamamu, Mama. Kita bertiga. Kau harus ada. Aku baru menemukanmu.” Liz menempelkan pipinya pada pelipis Jade, memohon padanya untuk bertahan. Tapi ia tahu dua tembakan itu adalah fatal. Jumlah darah yang saat ini menggenang di sekitar tubuh Jade terlalu banyak.“Maaf… maaf… Gemma…” Hanya itu yang bisa diingat Jade. Rasa bersalah menghimpit dan penyesalan berkepanjangan yang menghiasi harinya selama kurang lebih tiga puluh tahun.“Tidak, Mama. Kau tidak bersalah. Aku tidak marah, jadi jangan p
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
34
DMCA.com Protection Status