Semua Bab Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Bab 231 - Bab 240

334 Bab

Emosional yang Tidak Biasa

Mayte mendongak. Memandang Ruby dan tampak kembali takjub. Sudut pandang Ruby sepertinya belum pernah dengan keras—dan berani, diucapkan di hadapan Mia. “Aku benar bukan?” Ruby meminta pendapat Mayte. “Aku dan Mayte tidak bisa memilih ayah dan dimana dilahirkan…” Ruby beralih memandang Mia lagi dan tersenyum “Tapi kau bisa memilih, Tia. Kau bebas memilih untuk menikah dan berteman dengan siapa, tapi kedua pilihan itu salah juga ternyata.” Mia amat merah, tapi bibirnya terkunci. Tidak punya balasan—tidak mampu memungut remahan untuk membalik keadaan, karena memang Ruby tidak meninggalkan remahan apa pun—bersih. Terlalu telak untuk dibalas. “Aku ingin menemani kalian lebih lama, tapi AJ sudah pulang. Aku harus menemaninya. Sampai nanti, Mayte. Senang bisa mengenalmu.” Ruby tersenyum ramah dan mengangguk pada Mia, meninggalkan meja. Terdengar suara bantingan lagi—Mia kembali menggebrak meja. Ruby tidak menoleh. Dia tidak membuat alasan tadi. AJ benar-benar sudah datang. Ruby bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-11
Baca selengkapnya

Tidak Lagi Bodoh

“Hai, kau tamu Abuela.” AJ ada di dapur, dan menegur Mayte yang berdiri di depan heater. Menghangatkan susu. Kegiatan dapur telah selesai. Tita dan pelayan lain tidak terlihat. “Namaku Mayte.” Mayte tersenyum dan mengulurkan tangan. Mereka bertemu tadi, tapi belum sempat berkenalan. Mia tidak tampak ingin memperkenalkan, dan Ruby juga tidak, bahkan terlihat tidak ingin membiarkan AJ ada di dekatnya. Wajar tapi. “Alvaro Javier Here… Rosas. Alvaro Javier Rosas. AJ saja tapi. Mudah.” AJ tersenyum dan menyambut tangan Mayte. “Oh… Ya.” Mayte langsung tahu apa alasan dari pemberian nama itu. Mayte kemarin tidak percaya saat Lori menyebut anak—setelah pernikahannya resmi, tapi tidak bisa memungkiri saat anak itu berdiri tegak di depannya---dan jelas sangat Rosas. “Apa kau ingin minum susu? Aku juga mau.” AJ ke dapur untuk mengambil snack, tapi berbelok setelah mencium aroma gurih. “Aku rasa ibumu tidak akan setuju. Kau sudah menyikat gigi.” Ed menegur dari pintu. “Daddy, kau tidak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-11
Baca selengkapnya

Tidak Ingin Bermusuhan

Ruby mendesah sambil mengusap kepalanya. Ia mencoba berjalan lurus sejak tadi, tapi kepalanya menolak bekerja sama. Beberapa kali Ruby harus berhenti dan meraba benda di sekitarnya. Mencari pegangan agar tetap bisa berdiri. Pusing yang dirasakannya lebih buruk dari kemarin, dan ia berusaha mencari obat lagi. Tapi ternyata begitu sulit. Ruby ingin mencari bantuan tapi tahu kalau Tita kemungkinan belum bangun. Terlalu pagi—langit mulai terang, tapi matahari belum muncul. “Apa ini…” Ruby mengeluh, menghela napas. Mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melangkah ke dapur. Tapi kembali terhambat, kali ini karena menabrak tubuh lain saat berbelok. Ruby memekik dan terhempas dengan mudahnya. “Astaga! Aku tidak melihatmu!” Ruby memicingkan mata, dan melihat Mayte. Tampak panik. Ia terlihat merasa bersalah, dan mengulurkan tangan untuk membantu Ruby. Sudah berjongkok bahkan, tapi ragu untuk menyentuh. Tidak tahu apakah diizinkan atau tidak. “Aku tidak tahu. Maaf, tapi tidak ada cahaya di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Tidak Mungkin Benar

“Setidaknya kau sadar. Aku masih belum lupa bagaimana saat kau pingsan karena demam dulu.” Ed meraih tangan Ruby yang tengah berbaring dan menggenggamnya. Mereka sudah ada di UGD, dan sedang menunggu aneka tes yang dilakukan. Ed meminta semua tes lengkap dan harus menunggu sedikit lama untuk hasilnya. “Oh, ya. Aku ingat.” Ruby tersenyum. Tidak mungkin ia lupa. “Aku masih belum tahu kenapa kau harus berenang dini hari sampai sekarang.” Ed mengernyit. Setelah tahu siapa Ruby, Ed banyak mendapat jawaban atas keanehan tingkah Ruby, tapi belum yang paling aneh itu. “Aku… Sedang merasa sangat bersalah saat itu. Esli… Kita kembali dari rumah Esli bukan? Ia menyuruhku untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Ia ingin kau berada dalam kekuasaanku.” Ruby tahu hal itu telah lewat, tapi saat mengucapkannya, rasa bersalah masih menusuk lehernya. Pahit, teriring panas di wajahnya—air mata. Ed mendengus. Akhirnya ingat juga kalau hari itu Ruby bertemu Esli setelah sekian lama. Ia memperjelas renca
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Penyebab yang TIdak Bisa Dipercaya

“Kita membuatnya di Zurich,” kata Ed.PAK! Ruby menampar tangan Ed sedikit keras, sambil memutar bola matanya. Masih ada Tita di kamar. Membantu menyelimuti tubuh Ruby yang telah berbaring.“Apa? Aku benar bukan?” Ed tidak merasa bersalah apa lagi malu. Tita tampak tersenyum geli. Tentu saja paham apa yang dimaksud Ed.“Saya akan mengambil teh dan kue. Anda perlu banyak makan.” Tita mengusap kepala Ruby dengan senyum riang. Ed sudah memberitahunya.“Tolong katakan padaku kalau AJ sudah pulang.” Ruby akan mengatakannya pada AJ sendiri nanti. Ia masih ada di sekolah.“Tentu, Senora.” Tita mengangguk lalu mengundurkan diri.“Kau harus berlatih untuk berhenti tersenyum.” Ruby tentu menegur Ed, yang sepertinya sejak tadi tidak berhenti tersenyum.“Benar. Aku bayangkan Otiz akan sangat heran melihatku tersenyum permanen.” Ed berusaha menurunkan sudut bibirnya, Tapi sebentar saja sudah kembali terangkat membentuk senyuman, terutama saat memandang wajah Ruby.“Sepertinya akan sulit. Aku ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

Keinginan yang Tidak Berjalan Lurus

“Apa…” Liz mendongak dan tersentak. Ia tidak tahu Ed datang dan baru melihatnya.“Apa yang kau lakukan di sini?” Liz menghardik dengan suara gemetar.“Aku bertanya! Siapa yang kira-kira melakukan ini!” Ed mendesis. Ingin segera mendapat jawaban.“Siapa bagaimana?! Dia… dia…” Liz tidak bisa menahan duka dan kembali terisak. Tapi Ed paham. Liz mengira bunuh diri itu benar. Pikirannya sederhana. Esli tidak sampai sangat jauh melibatkan Liz dalam dunia gelapnya. Liz licik, tapi tidak sampai tercemar hitam.“Kalau ada… kau yang membunuhnya! Kau yang membuatnya kehilangan…” Liz berdiri dan mencoba marah pada Ed, tapi kembali terpuruk. Terlalu lemas.“Kau ingin aku diam dan menerima setelah semua yang kalian lakukan? Menggelikan.” Ed mendengus. “Kau yang membunuhnya berarti! Untuk apa kau bertanya?! Kau berpura-pura…”“Jangan melucu. Kalau aku ingin membunuh Esli maka dia sudah mati sejak lama. Bahkan sebelum kau menjadi miskin!” Ed memotong.Liz tampak tersedak, karena tentu juga benar. E
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

Tidak Perlu Meminjam

“Mommy sedang tidur, AJ. Nanti saja. Oke?” Tita berusaha membujuk AJ yang memaksa masuk ke kamar Ruby. Ia baru saja pulang dan tentu mencari Ruby yang tadi pagi tidak ditemuinya. Tita menjanjikan nanti, karena memang Ruby masih tidur nyenyak. “Tapi aku ingin bertemu Mommy!” AJ memaksa sambil berusaha lari dari tangan Tita. “Nanti, AJ. Biarkan Mommy istirahat dulu. Nanti kau boleh menemuinya,” rayu Tita. “Aku mau…” “BERISIK!” Seruan AJ padam di tengah jalan, tersambar bentakan Mia yang muncul dari lorong tempat kamarnya berada. “Kau itu bisa tidak sehari saja tenang?!” bentak Mia. “AJ, kita ke dapur. Aku akan membuat biskuit untukmu.” Tita dengan bergegas berusaha menjauhkan AJ dari Mia. Hal yang selalu dilakukannya setiap kali Mia mendekati AJ. “Aku ingin bertemu Mommy! Mommy sakit. Apa kau sudah menjenguk Mommy, Abuela?” tanya AJ. Ia tidak merasakan permusuhan dari Mia, karena memang selama ini Tita berhasil melakukan tugasnya, dan selama Ruby ada Mia tidak mungkin mendekat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Tidak Bisa Dipesan

“Daddy!” AJ turun tanpa perlu suruhan, dan langsung menyerbu memeluk Ed.“Daddy, aku akan punya adik kata Mommy. Aku tidak perlu meminjam adik dari Derian!”AJ tentu mengabarkan dengan nada kemenangan.“Wow! Itu keren. Kau gembira sekali.” Ed juga tampak lega. Ia cepat-cepat pulang karena ingin ikut membujuk kalau Aj ternyata menanggapi negatif. Dugaan yang salah.“Aku akan mengajaknya bermain petak umpet seperti di sekolah tadi. Mommy, kapan adik akan sampai? Apa besok?”AJ sedikit mengerem karena sadar ia belum tahu teknisnya, dan jelas ia masih menganggap adik ini akan datang seperti barang pesanan yang diantar kurir.“Tidak secepat itu, AJ. Masih ada sekitar tujuh bulan lagi sebelum sampai,” kata Ed, menahan geli. Ia menggendong AJ kembali ke ranjang. AJ langsung menggeletak di samping Ruby, kecewa tentu. “Kenapa lama sekali? Aku mau besok. Aku ingin membawanya ke sekolah!” Ed sudah hampir tidak bisa menahan tawa, tapi memaksakan diri bersikap serius. Ia tahu kalau AJ akan marah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Tidak Ingin Memusuhi Lagi

“Maaf, aku tidak bisa membiarkanmu mendekat saat ini.” Ed menggandeng tangan Ruby, dan menariknya kembali ke balik pohon rindang. Meski hanya sedikit, Ed tidak ingin Ruby terlihat.“Oh, iya.” Ruby tidak menyadari kalau kakinya melangkah terlalu jauh. Ia tidak bermaksud memperlihatkan diri saat mengintip tadi.“Sudah selesai. Mungkin sebentar lagi mereka akan pergi.” Ed melirik ke arah kerumunan wartawan yang meliput acara pemakaman Esli. Tidak sangat ramai, tapi tetap lebih dari sepuluh. Ed tidak ingin muncul di hadapan wartawan, dan jelas tidak akan mengizinkan Ruby muncul juga. Mereka akan menulis kisah baru kalau sampai melihat Ruby yang sangat mirip Liz.Karena itu mereka hanya bisa menunggu di balik pohon ek rindang selama acara pemakanan tadi. Menunggu keadaan lebih sepi.Tapi meski dari kejauhan, Ed telah mencatat siapa saja yang tadi muncul di acara pemakaman itu. Beberapa tidak mendekat—seperti dirinya, saat melihat wartawan, tapi ada juga yang berdiri di tepi makam sampai j
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

Tidak Adil yang Tidak Pernah Tersebut

“Aku belum mengatakan apapun pada Mama, jadi… akan lebih baik kalau kau tidak membahas tentang pemakaman atau lainnya.” Ruby bicara saat mereka sampai di halaman EJF (El Jade Foundation). Liz naik mobil lain, jadi Ruby tidak bisa membicarakan hal lain yang berkenaan dengan ibunya.“Apa ini rumah sakit?” Liz menatap sekitar dengan takjub sekaligus bingung.EJF sudah jauh berbeda tentu. Yayasan itu sudah berjalan sempurna. Pasiennya bukan hanya Jade, tapi juga penderita alzheimer lain yang ada di negara itu. Karena memang baru ada satu, berita keberadaannya menyebar dengan cepat, dan banyak yang memindahkan keluarga mereka ke sana. Sebentar saja yayasan itu sudah cukup ramai.“Hampir, tapi bukan rumah sakit sepenuhnya.” Ruby menunjuk tulisan besar yang ada di tembok belakang resepsionis ketika mereka berjalan menuju lift. Kamar ibunya ada di lantai tiga.“El Jade Foundation. Alzheimer Centre.” Liz memalingkan kepala memandang Ruby, secepat mungkin setelah selesai membaca.“Mama… di sin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
34
DMCA.com Protection Status