All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 211 - Chapter 220

334 Chapters

Hadiah yang Tidak Biasa

Ruby mengusap punggung AJ. Tidak ada bekas luka berarti disana, dan keadaan AJ juga sudah membaik.Ia sempat demam beberapa hari lalu, tapi kata dokter tidak akan menjadi masalah. Yang jelas dokter mengatakan kalau proses observasi kesehatan AJ belum selesai. Masih butuh paling tidak dua sampai tiga minggu sebelum AJ dinyatakan sembuh. Ia juga masih perlu meminum obat pada masa itu.“Mom, geli!” AJ menurunkan kaus yang dipakainya sambil tergelak. Tentu geli karena Ruby terus meraba punggungnya.“Oh, maaf.” Ruby tadi hanya ingin melihat keadaannya, sekarang disambung oleh melamun.“Mommy, kenapa kita ke sini?.” AJ memandang danau dari tempat mereka duduk.“Mmm… Ingin saja.” Alasan palsu dari Ruby.Keberadaan mereka disitu adalah usulan Ed tadi pagi. Setelah bangun dan keluar sebelum AJ bangun, ia meminta Ruby membawa AJ ke dermaga yang ada tidak jauh dari rumah. Katanya ingin memberi kejutan, tapi Ruby tidak bisa membayangkan apa. Ia tidak bisa bertanya lebih jauh, karena Ruby belum s
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Tidak Kembali ke Rumah Itu?

“Kita kemana?” tanya Ruby.Ia tidak sangat hapal jalan di sekitar bandara Guadalajara, tapi tahu kalau mereka tidak sedang menuju ke Puerto Valarta. Meski tidak ingat betul, tapi Ruby yakin mereka tidak seharusnya melewati area hutan.“Ke pantai!” AJ yang duduk di samping Ibanez—di depan, menyahut.“Belum, AJ.” Ed mengoreksi.“Lho? Kenapa?” AJ naik ke atas kursi dan berbalik ke belakang. Terlepas dari sabuk pengaman.“Duduk kembali, atau aku akan memindahkanmu ke belakang.” Ruby tidak biasanya menegur dengan ancaman, tapi setelah menghadapi perjalanan puluhan jam bersama AJ yang terlalu bersemangat sudah hampir menguras tenaganya.
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Kenapa Tidak Bisa Sekarang?

“Kenangamu disana tidak bisa dikatakan bagus. Aku tidak tahu ternyata kau begitu merindukannya.” Ed menebak alasan Ruby adalah rindu, tapi salah kaprah. Ruby tidak sampai sangat merindukan tempat itu. Banyak hal baik terjadi disana—bersama Ed, tapi tidak sedikit juga hal buruk terjadi disana. Hal buruk yang masih bisa membuat Ruby merinding saat mengingat, terutama berkaitan dengan Mia dan Pedro. “Aku… itu tempatku. Sebagai istrimu,” ujar Ruby, sambil menghindari pandangan Ed Ruby merasa diakui saat tinggal disana. Ed biasa berpindah kesana kemari tapi Puerto Valarta adalah tempatnya pulang. Ruby baru tenang kalau ia dan AJ ada disana, memang memiliki Ed secara utuh. Dengan berada di rumah lain—di tempat lain yang bukan rumah Ed, Ruby merasa tersingkir. Rumah tempat
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Tidak Untuk Dirimu

“Aku hanya ingin tahu,” gumam Mayte. Jelas bohong, karena Lori nyaris tidak bisa mendengar suaranya.“May, kau carilah pria lain. Jangan dengarkan ayahmu, jangan terima perjodohan darinya. Kau cari diluar sana pria yang memang kau cintai. Kau tidak akan bisa melupakan Ed kalau masih bersama pria pemberian ayahmu!” Lori tidak tahan lagi.Ia tahu Mayte kemarin bertunangan karena ayahnya. Pertunangan yang kandas karena pria itu nyaris membunuh Mayte. Berperilaku kasar padahal menikah saja belum. Mayte tidak akan bisa menemukan pria lain kalau ia terus bersama pria sampah yang disodorkan ayahnya.“May.” Lori menjentikkan jarinya di depan wajah Mayte yang tampak melamun.Mayte menggeleng. “Aku tidak menemukannya. Kau tidak mengerti. E
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Perlakuan Tidak Seperti Keluarga

“Huh?” Mia tidak bisa memproses pastinya, ternganga tanpa suara.  Ed memakai kesempatan itu untuk menceritakan semua dengan lengkap. Termasuk AJ. Cepat atau lambat Mia harus tahu. “Aku akan menikah dengan Ruby setelah ini, dan akan tinggal di sini bersama AJ juga.” Ed menyelesaikan penjelasannya. “Kau…kau…” Mia berdiri, menunjuk dengan tangan gemetar. Terlalu marah. “Kau gila! Kau memang gila!” pekik Mia.  “Tidak juga. Aku memilih dan pilihanku bukan Liz. Kau membenci Liz bukan? Sudah benar. Aku tidak melihat alasan bagimu untuk…” “DIA JUGA MENIPUMU! SAMA SAJA!” bentak Mia sambil menghentakkan kakinnya ke lantai. “Dia
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Sebabnya Tidak Hanya Itu

“Kenapa kalian tidur bersama?!” Pertanyaan melengking yang membuat Ruby—dan tentu Ed—tersentak. Ruby yang bergelung di paha Ed langsung duduk tegak, dan Ed juga memaksakan diri untuk duduk secepat mungkin meski masih setengah sadar.“Apa?” tanya Ed, sambil mengusap wajahnya.“Kalian tidur bersama disini. Apa boleh?!” AJ memprotes lagi sambil menunjuk dan berkacak pinggang.Pertanyaan yang tidak cocok ditanyakan saat baru saja bangun tidur dengan pikiran berkabut. “Kami… bukan… Kami tidak sengaja tertidur, AJ. Bukan apapun.” Ruby berusaha menjelaskan sambil melirik ke arah Ed yang rupanya membutuhkan waktu lebih lama untuk sadar. Sudah panik
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Tidak Akan Memaksa Menerima

“Aku ingin bicara denganmu," kata Ruby. Setelah semua proses tanda tangan itu selesai dan Liz kembali keluar bersama Ed, Ruby punya kesempatan bicara.“Apa lagi?!” Liz ketus, merasa kalau Ruby akan mengejeknya.“Agak panjang. Bisakah kita…” Ruby menunjuk ke arah cafe yang ada di seberang.Liz mengernyit. Mulai heran. Ruby bukan ingin mengejeknya tentu. Tidak perlu duduk di cafe kalau hanya ingin mengejek.Liz akhirnya mengikuti menyeberang jalan, lalu kembali heran karena melihat Ed memilih set meja yang berbeda saat mereka sampai di dalam cafe. Tidak jauh, tapi terpisah dari Ruby. Ed memesan dan hanya duduk menunggu.“Aku…” Ruby sudah menyiapkan kalimatnya sejak beberap
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Tidak Egois, tapi Manis

“Kita tidak ke sana?” Ruby menunjuk belokan yang sudah terlewat. Ia bisa melihat rumah yang biasa ditinggalinya dan danau. Tapi Ed tidak berbelok. “Kau lupa? Aku belum ingin pulang.” Ed berbelok di kelokan berikutnya. “Oh, kita ke sana?” Ruby menunjuk bangunan putih yang biasa dilihatnya dari jendela. Jalan yang mereka lewati hanya berisi bangunan itu. Tidak ada yang lain. “Benar.” Ed mengangguk. “Tapi itu apa?” Ruby akhirnya terlihat tertarik pada sesuatu setelah sepanjang jalan tadi terlihat murung. “Kau akan melihatnya nanti,” kata Ed. “Tapi tidak terlihat.” Ruby mengernyit saat mereka melewati tembok nama bangunan yang ada di samping gerbang. Masih tertutup kain berwarna hitam. Tidak terlihat petunjuk. Hari belum gelap betul, masih ada sedikit warna merah. Tanpa kain itu, Ruby kemungkinan masih bisa membaca namanya. “Apa kau yang membuat ini semua?” Ruby akhirnya sadar. Ed dengan mudahnya masuk ke dalan komplek bangunan yang jelas belum jadi itu. Ia juga dengan mudah me
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Tidak Penting Prosesnya

“Oh, bisa menyala.” Ruby mengedipkan mata, menyesuaikan karena ruangan itu tiba-tiba terang. Ed membawanya masuk ke gedung utama. “Ternyata sudah jadi.” Ruby bergumam sambil memandang sekitar. Ruangan itu adalah loby, dan sudah ada semuanya. Meja konter, kursi tunggu, mesin antrian, dan segala fasilitas yang memang diperlukan ruang tunggu. “Ya, hanya tinggal penyelesaian final. Proses perekrutannya juga sudah final. Begitu semua selesai, bangunan ini bisa langsung dipakai dan berfungsi,” kata Ed. Ruby berpaling menatap Ed, hanya memandang tanpa kata. “Ada apa?” Ed mengernyit. Tentu ia menunggu Ruby bicara. “Aku hanya merasa kalau kau sangat luar biasa. Aku tidak tahu bagaimana kau bisa melakukan ini dengan cepat.” Ruby sedang kagum. “Mudah saja. Uang. Kau tidak boleh meremehkan kekuatan uang. Kau tidak tahu betapa cepatnya perizinan dan lain sebagainya turun dengan bantuan uang.” Ed tersenyum masam. Selain biaya pembangunan, tentu saja ia harus mengeluarkan banyak uang dalam pros
last updateLast Updated : 2023-11-05
Read more

Tidak Ada Coklat

“Mana?” AJ mengulurkan tangan, menyambut Ed dan Ruby di depan pintu.“Apa?” Ruby yang sudah akan menggendong AJ, bingung. “Oh, tidak!” Ed baru ingat.“Coklat!” AJ berseru sambil menghentakkan kaki. “Ah…” Ruby tentulah lupa sama sekali. Ia sangat fokus pada Liz lalu lamaran itu, tidak mungkin ingat pada yang lain.“NO! Mana coklatnya?! Aku mau coklat!” AJ mengamuk berguling di lantai, lalu berputar.“AJ…” Ruby mendesah. Sudah jelas itu adalah tantrum berlebihan. AJ kesal mereka pulang terlambat dan melupakan coklatnya menjadi satu.
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
34
DMCA.com Protection Status