All Chapters of Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa: Chapter 191 - Chapter 200

334 Chapters

Tidak Lagi Misteri

“Aku ingin itu. Satu lagi.” AJ menunjuk gelato rasa lain.“Ini tidak cukup?” Ed menunjuk gelas AJ yang sudah penuh. Ada tiga rasa di sana. Akan meluber kalau AJ meminta rasa lain.“Bukan. Untuk Mommy. Rasa ini. Kopi dan cokelat.” AJ tidak memikirkan dirinya sendiri.“Oh, oke.” Ed tersenyum, dan memesan porsi baru.“Dua lagi.” Ed tidak hanya memesan satu.“Untuk siapa lagi?” AJ yang kini bingung.“Untukku.” Ed menggeser tubuh AJ, membayar semua pesanan, lalu menggandengnya keluar. Kantong kertas yang menahan cup gelato ada di tangan kirinya.“Tapi tadi kau mengatakan tidak suka manis.” AJ melompati genangan air, saat berjalan kembali ke gedung utama ADDF.“Aku juga ingin makan menemani kalian.” Ed hanya tidak ingin tertinggal.“Apa Mommy masih menangis?” AJ bertanya dengan wajah kembali memerah.“Aku rasa sudah tidak.” Ed tidak berani menanggung sebenarnya.Ed tadi meninggalkan Ruby, karena permintaannya. Ia menangis setelah mendengar keterangan dari Jade, dan tentu AJ juga ingin men
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Kau Tidak Merindukanku?

“Daddy, apa Mommy sakit lagi?” tanya AJ, sambil meremas selimutnya. Khawatir.“Tidak. Ia hanya lelah. Untuk beberapa hari ini smapai kita kembali ke Zurich, aku yang akan menemanimu saat tidur. Apa kau tidak suka?” Ed menyipitkan mata.“Suka!” AJ tertawa pelan. Tidak keberatan, tapi tentu akan meminta alasan dari perubahan itu. Ia tidak memprotes saat Ed yang mengantarnya ke kamar, dan baru bertanya setelah Ed selesai membacakan buku.“Tidurlah, aku akan mematikan lampu.” Ed turun dari ranjang, tapi tangannya tertahan karean AJ menarik lengannya.“Can I give you a hug?” (Apa aku boleh memelukmu?)Senyum terbentuk dengan mudahnya, seiring hangat yang menerpa sampai ujung kakinya. Terlalu bahagia.“Tentu saja.” Ed membungkuk dan membiarkan AJ melingkarkan tangan ke lehernya.“Terima kasih. Kau membantu Mommy.” AJ tidak tahu bagaimana kenapa, tapi ia tahu kalau Ruby tidak benar-benar melakukan apapun setelah mereka pulang menjenguk Jade.Saat makan malam pun—Ed memesan pizza, Ruby hanya
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Tidak akan Membunuh Kalau Kau Melarang

Ruby memejamkan mata. Ia tidak heran dan tahu Ed sulit memaafkan. Bagaimana mungkin Ed akan memaafkan, kalau Ruby saja sangat sulit memaafkan mereka? Tapi Ruby tidak ingin mereka mati. Sebelum tahu tentang fakta ini, Ruby punya bayangan bagaimana nasib Esli dan mengabaikan. Ia tahu Ed akan keji, dan membiarkan. Tidak mendukung atau melarang. Ruby marah pada Esli, tapi lebih menyerahkan nasibnya pada Ed. Ruby sudah sibuk memikirkan nasibnya sendiri yang tidak pasti kemarin. Tapi Ruby tidak bisa lepas tangan saat ini. “Aku sudah menyiapkan beberapa hal untuk Esli terutama, tapi… kalau kau melarang, aku tidak akan melakukannya.” Ruby tersentak, meluruskan duduknya dan memandang Ed yang mengulurkan tangan. Mengusap pipinya. “Aku marah. Aku benci. Ia berusaha membunuhku, menipuku dan lainnya. Tapi aku tidak akan melakukan apa pun yang membuatmu menyesal atau sakit.” Ruby mengira air matanya kering, tapi tidak untuk Ed. Air matanya mengumpul oleh haru akibat janji itu. “Aku tidak aka
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Tidak Bisa Membawamu Saat Ini

“New York? Amerika?” Esli mengulang nama kota itu untuk memastikan.“Benar, Senor. Don Rosas ada di sana untuk mengurus ‘bisnisnya’.” Mendez mengangguk. Urusan ini bukan rahasia. Hal yang lumrah diketahui oleh orang-orang yang ada di dekat Ed.“Apa sekarang masih disana?” Esli bertanya lagi.“Tidak lagi. Tapi memang beliau tinggal lebih lama dari rencana. Ada keributan dan beberapa orang tewas. Saya belum tahu pasti apa sebabnya, tapi sedang mencari tahu.” Mendez memang baru menemukan separuh. Sulit mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan Ed di New York.“Untuk apa ia ada di sana lebih lama? DEA* akan memburunya kalau sampai tahu ia ada disana.” Esli kebingungan.Ed seharusnya tidak berlama-lama berada di kota yang ada di Amerika—dua atau tiga hari tidak masalah, tapi lebih dari itu sudah menantang maut. Musuh besar Ed adalah DEA. Ed aman di Mexico, tapi tidak di Amerika. Esli tahu kalau Ed pastinya sudah melakukan pencegahan—mungkin memakai identitas palsu atau yang lain—tapi mas
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Tidak Lagi Enggan

“Apa itu?” Ed menunjuk ke arah kolam renang di rumahnya, karena melihat benda aneh yang sebelumnya tidak ada. Semacam tonggak berwarna kuning terbuat dari balon yang mengambang dipermukaan, dan ada keranjang di atasnya—seperti ring basket ukuran mini. “Mmm… Senor…. Liz membuat pesta di rumah ini beberapa hari lalu. Kemungkinan benda itu sisa perlengkapannya.” Otiz masih kesulitan menyebut Liz sebagai apa. Menghela nafas panjang tidak mengira kalau suara benar-benar pesta yang kemarin didengarnya saat menghubungi list berasal dari rumahnya “Sebut seperti biasa saat kau bersamanya, jangan sampai Liz curiga.” Ed memperingatkan. “Saya mengerti.” Otiz meminta maaf sambil membungkuk. “Singkirkan itu.” Ed menunjuk benda yang terlihat janggal itu, lalu meneruskan langkahnya. Ed memeriksa keadaan rumahnya di Puerto Valarta, yang entah sudah berapa lama ditinggalkannya. Ed kemarin tidak ambil pusing—dan menghindari tempat itu karena Liz. Kini Ed tidak perlu lagi merasa enggan, menghindar
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Tidak Ada yang Bisa Diperbaiki

Ed mengernyit karena Liz dengan ringan menggandeng tangannya saat mereka menaiki tangga teras rumah Esli.“Aku saja atau kau tiba-tiba mudah sekali menyentuhku?” tanya Ed.Ini bukan pertama kali mereka menghadiri pesta atau acara bersama, tapi baru kali ini Liz menggandengnya dengan mesra.“Ada apa denganmu? Kenapa kau sensitif sekali?” Liz kembali bertanya balik.“Kau berbeda sekali setelah kembali. Apa ada sesuatu terjadi?” Liz mungkin terlihat tidak peduli, tapi tentu menyadari kalau Ed yang biasanya akan diam sudah berubah. Ed mungkin mencoba mempertahankan kedataran suaranya, tapi ada ketus yang tercetus beberapa kali. Ini saja sudah berbeda dari Ed yang biasanya.“Tidak ada.” Ed menyudahi kecurigaan Liz. Akhirnya tetap bergandeng tangan memasuki ruang pesta di rumah Esli itu.Pesta itu seperti dulu yang dihadiri Ed dan Ruby, bagian dari kampanye Esli untuk menebar janji dan mencari dukungan. Hanya suasananya sudah berbeda—yang paling jelas adalah pebedaan jumlah tamu.Esli yang
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

TIdak Ada Rahasia Diantara Kami

Liz sejak tadi hanya bisa diam karena shock, menatap gaun barunya yang sudah tidak mungkin diperbaiki. “Aku rasa kau membutuhkan air. Apa aku perlu mengantar?” Ed menawarkan dengan ramah, sambil mengulurkan scaf yang juga telah bernoda. Sikapnya sempurna. Tamu yang lain hanya memandang tanpa menghakimi. “Tidak perlu!” Liz dengan kasar menyambar scarf itu dan berbalik. Ia tidak mungkin berani membuat kekacauan saat pesta ayahnya. Liz cukup peduli untuk muncul membantu ayahnya berkampanye, ia peduli dengan kekuasaan—dan mendapat keuntungan—dari ayahnya. Ed tersenyum dan sejenak menyingkir ke sudut yang tidak terlalu ramai. Ia bebas, tapi perhatian banyak orang tertuju padanya. Ed menunggu sampai keadaan tenang, dan tamu yang lain menemukan bahan pembicaraan yang lebih menarik dari sekadar minuman tumpah. Ed memakai waktu itu untuk mencari sasarannya. Sudah terlihat beberapa, tapi Ed ingin mencari yang paling mudah dulu. “Disana.” Ed begumam pelan, dan bergerak dengan langkah santai
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Tidak Pernah Dibahas Olehmu

“Aku bukan vampire abadi. Tentu akan berubah. Aku bertambah tua,” kata Ed.Sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Ed lupa kapan persisnya, tapi mungkin tiga tahun lalu. Tentu banyak perubahan terjadi.“Wajahmu… Kau memutuskan untuk melakukan operasi.” Mayte memandang bekas luka Ed yang berkurang.Ed tersenyum. Bukan untuk Mayte. Ia tersenyum karena tiba-tiba merasa sejuk, karena teringat kalau Ruby sama sekali tidak membahas wajahnya. Bahkan setelah mereka ‘berdamai’ Ruby tidak sekalipun menyebut keadaan wajahnya. Mayte dan Liz menyebutnya. Mereka tahu wajahnya berubah dan membahas. Mungkin terkesan Ruby tidak memberi perhatian cukup padanya, tapi Ed justru tahu kalau bukan hal itu penyebabnya.Ruby tidak membahas karena menurutnya tidak penting. Wajahnya yang dulu dan sekarang sama saja untuk Ruby. Apa pun bentuknya untuk Ruby tidak berbeda. Ia menerima semua.Seluruh pemikiran itu yang membuat Ed tersenyum. Ed tahu hatinya telah memilih wanita yang tepat.“Aku pikir kau tidak ingin
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Tidak Mungkin Berhasil

“Aku hanya mengatakan kenyataan.” Mayte dengan anggun menatap Liz yang tampak memerah murka. Sama sekali tidak merasa bersalah.“Fitnah! Kau jangan sembarangan bicara!” Liz memekik, dan keinginan Ed untuk mendapat ketenangan hangus. Tamu lain yang tadi tidak terlalu tertarik mulai memandang dengan heran, bahkan sengaja datang dari ruangan lain untuk melihat keributan.“Cukup. Kita pergi.” Ed meraih lengan Liz, karena tidak ingin menjadi bahan tontonan. Geram, tapi tidak mungkin melanjutkan rencananya lagi setelah ini.“Tidak! Aku tidak terima!” Liz menepis tangan Ed, dan menunjuk ke arah Mayte.“Kau berani sekali menghinaku di sini! Di rumah ayahku!” bentaknya.“Aku tidak menghina. Semua orang tahu apa yang kau lakukan di belakang Ed.” Mayte menyipitkan mata. Tidak sangat emosi seperti Liz, tapi jelas sudah bertekad untuk tidak mundur.“Kau itu bicara apa?! Aku tidak melakukan apapun!” Liz semakin panik.“May, kau pulanglah.” Ed dengan lega menunjuk Marco yang tampak tergopoh menghamp
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Tidak Mungkin Terjadi

“Daddy!” Panggilan ceria yang langsung menghilangkan seluruh kabut dan hujan badai dalam kepala Ed. Mengubahnya menjadi hari cerah berpelangi. “Hai!” Ed mengangkat ponselnya sejajar dengan wajah, dan melihat AJ telah berbaring—bersiap. Ed sama, tapi ia baru saja terbangun setelah tidur gelisah. Perbedaan waktu membuat mereka berada dalam keadaan bertolak belakang. “Daddy, kapan kau kembali? Sudah lama.” AJ merengek. “Sayangnya masih belum tahu. Seingatku ini baru hari ke lima aku pergi. Dan bukankah kau bertanya hal yang sama kemarin?” Ed tersenyum karena pertanyaan itu sudah di dengarnya kemarin, dan kemarinnya lagi. “Iya, tapi berapa lama lagi?” AJ bergumam kecewa. “Secepat mungkin, AJ. Aku sudah berjanji bukan?” bujuk Ed. “Kau sekarang tidur, dan jangan membuat ibumu repot.” Ed memberi isyarat agar AJ berbaring. “Apa kau ingin aku yang membacakan cerita hari ini?” tanya Ed. “Mau! Aku mau!” AJ mengangguk bersemangat. Ed yang sudah menduga jawaban itu telah separuh jalan m
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
34
DMCA.com Protection Status