Home / Fantasi / Dreamcatcher Terkutuk / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Dreamcatcher Terkutuk: Chapter 1 - Chapter 10

13 Chapters

Kematian para Pengkhianat

Aku mendapati diriku berdiri di tempat yang terasa asing. Lantai batu yang dingin, tembok batu dan juga—jeruji besi. Tunggu dulu—kenapa aku berada di tempat yang sepertinya adalah sebuah ... penjara? Seingatku, aku barusaja menjalankan misi di wilayah barat, lalu banjir tiba-tiba menerjang dan aku hanyut. Lalu setelahnya? Kenapa aku justru berada di penjara sekarang? Terlebih tempat ini adalah tempat yang sangat aku kenali. Penjara bawah tanah Istana Atterian.Kesalahan macam apa yang sudah kuperbuat hingga aku berada di sini? Ditambah lagi dengan pakaianku yang sudah berubah menjadi gaun putih lusuh dan rambutku yang sudah menjadi pendek!Sejak kapan ini semua terjadi?!"Kalian akan segera menghadapi hukuman atas pengkhianatan terhadap kerajaan."Aku mendengar suara dengan nada dingin dan membuatku menoleh cepat. Suara itu adalah suara yang sangat kukenal. Pemilik suara itu tak lain adalah Pangeran Clifton Atterian, Putra Mahkota raja, calon raja Atterian. Benar. Dia adalah satu
Read more

Garis Batas

Hangat.Entah mengapa aku justru merasakan kehangatan sekejap setelah segala hal mengerikan yang barusaja aku lalui. Aku tidak tahu apakah setelah mati akan ada kehangatan?Kenapa aku merasa hangat? Apa aku berada di tempat yang hangat? Jadi rasanya mati seperti ini?Tunggu dulu.Hanya tangan kananku yang terasa hangat.Apa dunia setelah kematian memang seperti ini? Tapi ... aku tidak melihat apapun. Semuanya gelap. Namun aku bisa merasakan sesuatu yang hangat pada tangan kananku.Rasanya seperti ... genggaman tangan? Aku pun bersusah payah menggerakkan mataku, kelopak mataku. Aku penasaran bagaimana dunia setelah kematian? Apakah yang namanya surga dan neraka itu benar-benar ada? Lalu di manakah aku sekarang?Alih-alih melanjutkan pikiranku yang tidak jelas kemana arahnya, aku mencoba membuka mataku secara perlahan. Sangat perlahan. Aku tidak tahu jika membuka mata setelah mati akan sesulit ini. Hal pertama yang kutangkap setelah aku membuka sedikit netraku adalah ruangan ber
Read more

Rumor

Perkiraanku benar seratus persen. Aku tidak menyangka jika rumor menggelikan itu bahkan sampai ke markas ksatria. Orang-orang payah itu benar-benar melakukan segala cara untuk menjatuhkan reputasiku apapun yang kulakukan. Bahkan ketika aku berjalan di koridor menuju ruangan Kapten, beberapa ksatria terlihat dengan jelas berbisik-bisik seakan tidak peduli jika aku mendengar ucapan mereka.Haruskah aku menggunakan statusku sebagai Starluston untuk membuat mereka berhenti bicara? Lagipula status keluargaku lebih tinggi dari mereka semua karena Duke Finlay dan Yang Mulia Raja tidak memiliki putri.Alih-alih melakukan apa yang kupikirkan, aku berjalan mengacuhkan mereka karena rumor itu tak akan memengaruhiku. Aku pun sampai di depan pintu kayu ruangan Kapten. Setelah tiga ketukan, asisten Kapten Finlay, Jackson Rush membukakan pintu untukku.“Oh, Nona Starluston. Silahkan masuk!” sapanya dengan ramah.Jackson Rush adalah tangan kanan Kapten Finlay. Ia terkenal sangat tenang dan cekatan d
Read more

Kegelisahan

Selama sebulan menjadi asisten kapten, tidak banyak hal yang berubah kecuali misi yang berkurang. Itu semua karena tugasku di kantor ksatria jadi lebih banyak. Tenggelam bersama dokumen-dokumen tidak lantas membuatku bosan. Ini malah jauh lebih baik daripada berurusan dengan orang-orang. Rumor miring tentangku juga sudah mulai memudar. Sudah kuduga lama kelamaan rumor seperti itu akan surut termakan waktu. Kecuali satu, tentang aku yang belum menunjukkan kekuatan. Tapi aku tidak banyak ambil pusing—lebih tepatnya tidak peduli. “Duduk dan minumlah dulu, Lady Starluston.” Kapten mempersilahkanku untuk duduk bersamanya dan menikmati teh serta kue kering yang barusaja dibawa oleh pelayan. “Terima kasih, Kapten.” Aku pun duduk dengan tenang dan menyesap teh yang rasanya membuat rasa lelahku menguar begitu saja. Tepat ketika kami berdua sedang menikmati secangkir teh dengan tenang sambil menghadap jendela besar di belakang kursi kapten, salah seorang ksatria masuk dengan terbu
Read more

Pemberontakan

Aku merasa tidak asing dengan suara mereka. Mereka jelas berada di pihak yang berbeda dengan kami. Singkatnya mereka pasti adalah para bangsawan yang menentang keberadaan keluargaku—lebih tepatnya posisi keluargaku.“Para pendukung Duke Colinus ....” Aku berucap pada diriku sendiri.Tidak ada orang lain yang membenci keluargaku lebih dari pria tua dengan tatapan memuakkan itu. Duke Colinus memang sedari dulu menentang keluargaku yang diistimewakan karena memiliki kekuatan semacam sihir dan telah bersumpah setia pada kerajaan selamanya. Intinya, bisa dibilang ia sangat iri dengan kemampuan yang dimiliki oleh keturunan Starluston.Mereka berpikir jika berhasil menyingkirkan Falos, maka keluarga Starluston tidak bisa apa-apa karena tidak akan memiliki penerus yang layak.Ah, rasanya aku jadi ingin keluar dari sini dan menemui mereka lalu melayangkan beberapa pukulan serta tendangan. Itu kalau saja aku melupakan statusku sebagai Starluston dan seorang Lady. Tak lama setelah itu aku m
Read more

Masa Lalu yang Terulang

Minggu yang kutunggu akan berita tentang pemberontakan perlahan terus berlanjut. Aku menunggu dengan gusar dan kekhawatiran yang semakin hari semakin membesar. Semakin kupikirkan, semakin itu membuatku takut. Malam yang biasanya tenang dan angin semilir yang biasanya berhasil membuatku tenang untuk tidur, kini tidak lagi. Aku tidak bisa tidur nyenyak. Bahkan teh chamomile yang biasa kuminum sebelum tidur tidak berhasil menenangkan dan membuat rasa kantukku datang. Aku selalu berharap mimpi hanyalah bunga tidur yang tidak akan pernah terjadi. Tapi pagi ini aku sudah dikejutkan dengan Ayah yang pergi buru-buru di pagi buta dan ketidakhadiran Kapten Finlay di ruangannya. Perasaanku buruk. Sangat buruk. Bahkan ketika Irene memberikanku teh yang hangat dan seharusnya menenangkan serta cemilan manis kesukaanku tadi pagi, semuanya hambar dan sulit kutelan. Ini bukan pertanda bagus. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanyaku tanpa petunjuk seraya duduk di kursi kerjaku selepas apel pagi.
Read more

Bulan di Balik Awan

Aku tidak bisa tidur, tentu saja. Aku sudah menenggak habis dua cangkir teh yang biasanya bisa merilekskan pikiran dan tidak ada pengaruhnya sama sekali. Kubiarkan saja mataku terbuka lebar. Aku berjalan mondar-mandir di kamarku setelah Irene kuminta untuk meninggalkanku sendirian. Semua pertanyaan berputar-putar di kepalaku.Siapa yang menyerang mereka? Kenapa mereka diserang? Kenapa hanya Falos yang menghilang? Bukankah jika mereka memang dendam pada Atterian maka masuk akal kalau Pangeran yang akan diculik? Kemudian satu pertanyaan besar muncul di benakku.“Apa mereka memang sengaja mengincar Falos? Jika benar, kenapa? Apa mereka punya dendam pada Falos? Atau—Starluston?” ucapku pada diri sendiri. Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan yang berlalu-lalang dengan liar di kepalaku dan itu membuatku semakin tidak bisa tidur.Kalau saja aku bisa membangkitkan kemampuanku … aku sangat berharap bisa menemukan jejak Falos. Di saat seperti ini aku frustasi karena tidak ada yang bisa
Read more

Kain Merah

Setelah pertemuan di istana kemarin, aku mengirimkan seseorang untuk menyelidiki tempat hilangnya Falos. Aku sudah berdiskusi dengan Pangeran bahwa kami akan mengirimkan orang terlebih dahulu sebelum terjun langsung ke sana untuk meminimalisir bahaya. Karena penyelidikan inilah Aku jadi sering berjumpa dengan Pangeran dan juga Federick Finlay. Bahkan siang ini setelah makan siang, kami akan menemui para ksatria yang ikut dalam rombongan kemarin. Semua ksatria yang terluka sudah mulai membaik dan mereka setuju untuk memberikan kesaksian. Di sinilah aku berada di ruang kerja Pangeran bersama para ksatria dan tentu saja perwakilan dari pihak Duke Colinus yang juga ikut dilibatkan.“Bicaralah padaku apa yang kalian lihat saat aku tidak sadarkan diri waktu itu,” titah Pangeran dari balik mejanya.“Seperti yang Pangeran tahu, kita semua diserang orang-orang berjubah hitam. Mereka punya kemampuan bertarung yang asing bagi kami. Bahkan sebelum Sir Falos bisa membalas serangan mereka, ia sudah
Read more

Pemberontakan Kedua

Aku berjalan dengan pikiran penuh kekhawatiran serta tanda tanya besar soal siapa pelaku yang menculik Falos. Pelakunya punya kekuatan sihir, jika kemampuannya biasa saja tidak mungkin Falos kalah begitu saja. Apa mereka lebih kuat dari Falos? Atau … lebih licik? Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tanpa sadar berjalan saja hingga menabrak seseorang yang barusaja keluar dari ruangan kapten. Aku langsung mengaduh kecil seraya menyentuh keningku yang menabrak seseorang. “Senior!” sapanya padaku dan membuatku otomatis mendongak. Rupanya aku menabrak Alvin Coulston, asisten penggantiku. Dia menatapku dengan heran karena aku menabraknya tiba-tiba. “Ah, Coulston. Maaf aku tadi tidak memerhatikan jalan,” sesalku. Alvin mengangguk, “Aku mengerti. Anda pasti banyak pikiran,” katanya. Aku tersenyum kecil. “Kau mau kemana?” tanyaku karena Alvin kelihatannya hendak pergi dari ruangan kapten. “Ke perpustakaan. Kapten memintaku mengambil beberapa buku.” “Baiklah kalau begitu.”
Read more

Penyergapan di Hutan Timur

Aku bersama para ksatria lain yang ditugaskan, termasuk Federick Finlay, dan dipimpin oleh Pangeran Clifton segera bersiap untuk menuju hutan timur. Menurut informasi, para pemberontak itu menyerang warga yang tinggal di perbatasan antara Rovel dan Atterian dekat dengan hutan timur.Soal hutan timur sendiri, hutan itu adalah perbatasan wilayah kami. Memang banyak hal sering terjadi di sana. Seharusnya perbatasan memang dijaga dengan baik apalagi di situasi seperti ini. Namun karena kejadian kemarin—ketika Falos menghilang—ksatria yang bersama mereka adalah para penjaga perbatasan. Mereka yang menggantikan posisi penjaga perbatasan rupanya tidak setangguh yang seharusnya.“Kupikir mereka sudah dilatih dengan baik, tapi ternyata sedikit mengecewakan,” ucap Federick dari atas kudanya. Tidak hanya dia saja, aku pun merasa demikian. Mereka sudah dilatih dan bahkan telah diberikan pengarahan mengingat perseteruan dengan Rovel akhir-akhir ini. Tapi kami tidak tahu pasti kenapa mereka bisa ke
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status