Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 81 - Chapter 90

884 Chapters

Bab 81

Sania mengedipkan matanya ke arah Anisa, tetapi Anisa malah tidak sadar, dia sedang fokus memikirkan hubungan Theo dan Vanzoe."Nona Anisa, aku dan Kak Theo sudah kenal lama. Aku sengaja tidak bilang karena takut akan memengaruhi suasana hatimu. Apalagi hubunganmu dan Theo kurang bagus, makanya aku sengaja merahasiakannya. Aku serius ingin membeli perusahaan ayahmu," Vanzoe menjelaskan sambil tersenyum ramah.Sania mengeluarkan ponsel ke bawah, lalu mengirimkan pesan kepada Anisa.[ Anisa, jangan percaya! Theo yang mau membeli perusahaan ayahmu! ]Setelah melihat pesan yang masuk, tatapan Anisa langsung berubah menjadi dingin. Dia menatap Vanzoe dan bertanya, "Kamu sudah bilang ke Theo?"Vanzoe tetap menjawab dengan lembut, "Sudah. Kak Theo menyarankanku untuk coba. Sejak lulus kuliah, aku memang tertarik di bidang investasi."Sania kembali mengirimkan pesan.[ Anisa, dia bohong! Theo menggunakannya sebagai pion. ]Sekujur tubuh Anisa terasa dingin saat membaca pesan yang dikirimkan ol
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 82

Jika waktu bisa diulang, Theo tetap akan melakukan hal yang sama.Theo bukanlah orang yang sempurna, tetapi sejak kehadiran Anisa, Theo jadi tahu rasanya dikritik, dimarahi, dan ditentang.Tanpa kesalahpahaman dan pertengkaran yang terus-menerus, Theo tidak mungkin timbul perasaan kepada Anisa.....Sesampainya di luar restoran, Sania menarik tangan Anisa dan berkata, "Anisa, ternyata Theo adalah suamimu? Aku nggak nyangka, aku kaget banget.""Kamu lihat sendiri bagaimana dia mempermainkan aku." Ekspresi Anisa terlihat marah."Dari cerita Vanzoe, Theo ingin membantu kamu, tapi dia tidak bisa turun tangan langsung. Anisa, kita masuk dan dengarkan penjelasannya dulu." Sania merasa ini hanya masalah sepele, tidak perlu sampai seperti ini.Anisa mengempaskan tangan Sania, suaranya terdengar sangat dingin. "Kamu masuk sendiri saja, aku mau menenangkan diri."Kemudian Anisa memanggil taksi, lalu masuk dan pergi meninggalkan Sania.Ketika Sania berbalik dan hendak masuk ke dalam restoran, dia
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 83

"Bu, aku kangen masa-masa dulu. Walaupun miskin, aku jauh lebih bahagia," Anisa bergumam."Anisa, melarikan diri tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau perusahaan ayahmu tidak bisa diselamatkan, biarkan sana bangkrut. Uang masih bisa dicari, jangan sampai pendidikanmu terhambat," kata Maya sambil membelai kepala Anisa.Anisa menatap Maya, lalu membelai kerutan halus di wajahnya dan menjawab, "Bu, aku tidak menghindar. Aku hanya lagi capek.""Em, istirahatlah. Kamu sudah makan malam?" tanya Maya.Anisa menggelengkan kepala."Sebentar, ibu siapkan makanan untukmu." Maya bangkit berdiri dan pergi ke dapur.Pukul 8 malam.Anisa sedang berbaring di kamar, sedang Maya sedang membersihkan dapur dan menenteng sekantong sampah untuk dibuang.Begitu keluar, Maya baru sadar ternyata sedang hujan lebat, tetapi dia terlalu malas untuk mengambil payung. Akhirnya dia memutuskan untuk menerjang hujan.Setelah membuang sampah, Maya berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun dia terkejut saat sebu
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 84

"Memangnya dia kasihan sama aku? Bu, dia tidak pernah menghargai aku, tidak pernah!" Anisa meletakkan tehnya, lalu berbalik dan masuk ke dalam kamar."Melihat status kalian, aku bisa paham kenapa dia bersikap semena-mena di awal. Tapi yang lalu sudah lewat, kamu cukup melihat bagaimana sikapnya sekarang ...." Maya masih berusaha membujuk Anisa.Anisa mengerutkan alisnya. "Bu, kenapa Ibu selalu membela Theo? Ibu pikir dia akan melepaskan kedua anak yang aku kandung?"Maya terdiam sejenak, lalu menjawab, "Hewan saja tidak akan memakan anaknya. Dia pasti punya alasan kenapa tidak mau punya anak. Melihat dia yang rela menurunkan ego dan datang meminta maaf, artinya dia menyayangi kamu.""Bu, aku mengantuk, aku mau tidur dulu," kata Anisa sambil menutup kedua telinga.Maya tidak bisa berbuat apa-apa melihat Anisa yang keras kepala. Akhirnya Maya turun dan membujuk Theo untuk pulang.Setelah Maya pergi, Anisa menarik napas panjang. Kepalanya terasa sangat sakit. Saking sakitnya sampai tidak
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 85

"Terus mau bagaimana? Masa Kak Theo harus memohon sama Anisa?" Vanzoe tampak cemas."Sepulang kerja aku akan pergi mengunjungi mereka," jawab Eden."Apa aku minta pacarku pergi mencari Anisa?" Vanzoe bergumam."Siapa pacarmu?" tanya Eden."Sahabatnya Anisa. Dia yang memberi tahu Anisa semuanya. Kalau aku nggak mencintainya, aku pasti sudah mencampakkannya!" Vanzoe mendengus kesal."Pintar juga kamu mencari pacar," kata Eden sambil menggelengkan kepala."Aku ... aku nggak tahu dia selicik itu." Vanzoe tampak menyesal."Kayaknya kami harus mulai berhati-hati sama kamu. Kita sudah nggak sejalan," kata Eden."Kak Eden, aku akan berpegang pada pendirianku. Aku tetap dan akan selalu berpihak kepada Kak Theo." Vanzoe sangat merasa bersalah.....Pada sore hari, Sabai dan Eden pergi ke rumah Theo untuk menemuinya."Tuan baru pulang jam 5 pagi tadi. Kata pengawal, Tuan kehujanan saat menunggu Nona di rumah ibunya. Sekitar jam 4 pagi Tuan pingsan dan dibawa pulang. Sekarang Tuan ada di kamar, ko
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 86

Anisa terkejut, dia tidak menyangka Clara akan menyiramnya."Clara, kamu ngapain?" Nial bangkit berdiri, lalu menyeret Clara pergi."Kak, lepaskan aku! Hari ini aku harus memberikannya pelajaran!" Kedua mata Clara tampak memerah. Teriakannya yang tajam terasa memekakkan telinga.Nial membentak Clara, "Kamu sudah gila, ya?"Ini adalah pertama kalinya Clara dibentak oleh Nial. Sebelumnya Nial tidak pernah memarahi Clara, apalagi meneriakinya di depan umum ....Seketika emosi Clara pun terasa membara. Dia mengempaskan tangan Nial, lalu mengangkat tangan dan hendak menampar Anisa ...."Buzz!" Secangkir jus disiram ke wajah Clara.Kemudian Anisa meletakkan kembali gelas yang sudah kosong, lalu menatap Clara dengan dingin dan berkata, "Mau menindas aku? Ngaca dulu!"Dalam sekejap suasana di dalam restoran pun menjadi hening. Tatapan semua orang tertuju kepada Anisa dan Clara."Aku pulang dulu," kata Anisa sambil mengambil tisu dan mengelap wajahnya.Setelah berpamitan, Anisa mengambil tasnya
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

Bab 87

Anisa memeluk dirinya sendiri sambil menatap gelapnya langit. Dia sedang berpikir, tadi malam Theo pasti sangat kedinginan? Angin yang bertiup saja terasa menusuk kulit, apalagi kehujanan selama berjam-jam?Di saat Anisa melamun, sebuah mobil berhenti tidak jauh sana. Ketika pintu mobil dibuka, Vanzoe dan Sania terlihat keluar dari mobil.Hanya selang beberapa detik, sebuah mobil menyusul dan berhenti tepat di belakang mobil Vanzoe. Ternyata itu adalah mobilnya Sabai."Kak Sabai?" Vanzoe kaget melihat Sabai yang keluar dari mobil."Kamu ngapain di sini?" tanya Sabai."Aku dan pacarku datang untuk menemui Anisa ...," jawab Vanzoe.Ketika Sabai dan Vanzoe sedang mengobrol, Sania menghampiri Anisa dan memeluknya."Aku juga lagi cari dia." Sabai mengerutkan alis sambil menatap Anisa yang berdiri tidak jauh dari sana. "Kalau begitu ... kalian saja yang urus. Kalian harus membujuknya agar mau menemui Theo.""Em, tenang saja, ada pacarku." Vanzoe mengangguk."Hem. Kalau bukan karena pacarmu,
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Bab 88

Anisa tidak pulang maupun menjenguk Theo. Kali ini Anisa sudah membulatkan tekadnya untuk meninggalkan Theo.Di sisi lain, Sabai tidak tega melihat kondisi Theo yang tak kunjung sembuh. Setelah mempertimbangkan semuanya, Sabai terpaksa menggunakan cara yang kejam untuk membangkitkan kembali semangat Theo.Melihat Anisa yang cuek dan sama sekali tidak memedulikan hidup mati Theo, setiap hari Sabai datang untuk menjenguk Theo sekaligus melaporkan kegiatan Anisa.Sabai menceritakan Anisa yang pergi ke Sino Group, lalu makan siang bersama Nial. Anisa dan Nial pergi melihat pameran, jalan-jalan, dan lainnya.Intinya Sabai ingin membuat Theo marah. Begitu marah, Theo pasti termotivasi untuk sembuh dan membalaskan dendam.Berbekal pengetahuannya tentang Theo, cara yang digunakan mulai menunjukkan hasil. Perlahan-lahan kondisi Theo pun mulai membaik.Hari ini Sabai datang dan memberi tahu Theo kalau Nial mau membawa Anisa ke pameran teknologi AI. Walaupun masih pucat dan lemah, Theo bersikeras
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Bab 89

Namun Nial tidak akan menyerah, mungkin Anisa masih membutuhkan waktu untuk menerimanya.Sembari menunggu makanan disajikan, Nial dan Anisa mengobrol santai. Sesekali Anisa mengeluarkan ponsel, dia terlihat sibuk, entah apa yang sedang dilakukannya."Anisa, apakah kamu ada masukan untuk kerja sama kita?" tanya Nial setelah meneguk segelas anggur.Anisa sedang membaca berita. Begitu mendengar pertanyaan Nial, dia langsung mengangkat kepalanya dan menjawab, "Proposalnya tidak ada masalah. Hanya saja ada sedikit perbedaan pendapat di timku.""Perbedaan pendapat? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Nial sambil tersenyum."Tidak perlu, aku bisa bereskan sendiri," jawab Anisa.Anisa sendiri yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat. Para dewan direksi sangat antusias untuk bekerja sama dengan Sino Group, tetapi Anisa sendiri masih ragu.Anisa punya alasan kenapa beberapa hari ini dia selalu menerima ajakan Nial untuk bertemu. Demi berusaha memercayai Nial, Anisa ingin mengenal Nial lebih ja
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

Bab 90

Theo kelihatan sangat kurus. Semenjak sakit, berat badannya pun turun drastis.Kenapa Theo bisa ada di sini? Jangan-jangan ... dia adalah tamu misterius yang dimaksud?Setelah menyelesaikan tugasnya, Nana pergi meninggalkan belakang panggung.Melihat Nana yang pergi, Anisa semakin yakin kalau Theo adalah tamu misterius itu.Bukannya Theo masih sakit? Apakah dia sudah sembuh?Anisa mematung di tempat, dia tidak berani bicara maupun berjalan mendekatinya."Tuan Theo, apakah ini adalah Nona yang Anda maksud?" tanya penyelenggara acara.Theo mengangguk. "Terima kasih.""Sama-sama," jawab penyelenggara acara.Kemudian Theo bangkit berdiri, lalu mendekati Anisa dan berkata, "Aku mau bicara.""Mau bicara apa? Nggak ada yang perlu dibicarakan." Nada bicara Anisa terdengar sangat dingin.Tanpa berbasa-basi, Theo menarik tangan Anisa dan menyeretnya masuk ke sebuah ruangan VIP. Theo menutup pintu ruangan, lalu berbalik dan berbicara kepada Anisa, "Anisa, jauhi Nial! Dia tidak benar-benar ingin m
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
89
DMCA.com Protection Status