Share

Bab 83

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-22 18:00:01
"Bu, aku kangen masa-masa dulu. Walaupun miskin, aku jauh lebih bahagia," Anisa bergumam.

"Anisa, melarikan diri tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau perusahaan ayahmu tidak bisa diselamatkan, biarkan sana bangkrut. Uang masih bisa dicari, jangan sampai pendidikanmu terhambat," kata Maya sambil membelai kepala Anisa.

Anisa menatap Maya, lalu membelai kerutan halus di wajahnya dan menjawab, "Bu, aku tidak menghindar. Aku hanya lagi capek."

"Em, istirahatlah. Kamu sudah makan malam?" tanya Maya.

Anisa menggelengkan kepala.

"Sebentar, ibu siapkan makanan untukmu." Maya bangkit berdiri dan pergi ke dapur.

Pukul 8 malam.

Anisa sedang berbaring di kamar, sedang Maya sedang membersihkan dapur dan menenteng sekantong sampah untuk dibuang.

Begitu keluar, Maya baru sadar ternyata sedang hujan lebat, tetapi dia terlalu malas untuk mengambil payung. Akhirnya dia memutuskan untuk menerjang hujan.

Setelah membuang sampah, Maya berbalik dan hendak masuk ke dalam rumah. Namun dia terkejut saat sebu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 84

    "Memangnya dia kasihan sama aku? Bu, dia tidak pernah menghargai aku, tidak pernah!" Anisa meletakkan tehnya, lalu berbalik dan masuk ke dalam kamar."Melihat status kalian, aku bisa paham kenapa dia bersikap semena-mena di awal. Tapi yang lalu sudah lewat, kamu cukup melihat bagaimana sikapnya sekarang ...." Maya masih berusaha membujuk Anisa.Anisa mengerutkan alisnya. "Bu, kenapa Ibu selalu membela Theo? Ibu pikir dia akan melepaskan kedua anak yang aku kandung?"Maya terdiam sejenak, lalu menjawab, "Hewan saja tidak akan memakan anaknya. Dia pasti punya alasan kenapa tidak mau punya anak. Melihat dia yang rela menurunkan ego dan datang meminta maaf, artinya dia menyayangi kamu.""Bu, aku mengantuk, aku mau tidur dulu," kata Anisa sambil menutup kedua telinga.Maya tidak bisa berbuat apa-apa melihat Anisa yang keras kepala. Akhirnya Maya turun dan membujuk Theo untuk pulang.Setelah Maya pergi, Anisa menarik napas panjang. Kepalanya terasa sangat sakit. Saking sakitnya sampai tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 85

    "Terus mau bagaimana? Masa Kak Theo harus memohon sama Anisa?" Vanzoe tampak cemas."Sepulang kerja aku akan pergi mengunjungi mereka," jawab Eden."Apa aku minta pacarku pergi mencari Anisa?" Vanzoe bergumam."Siapa pacarmu?" tanya Eden."Sahabatnya Anisa. Dia yang memberi tahu Anisa semuanya. Kalau aku nggak mencintainya, aku pasti sudah mencampakkannya!" Vanzoe mendengus kesal."Pintar juga kamu mencari pacar," kata Eden sambil menggelengkan kepala."Aku ... aku nggak tahu dia selicik itu." Vanzoe tampak menyesal."Kayaknya kami harus mulai berhati-hati sama kamu. Kita sudah nggak sejalan," kata Eden."Kak Eden, aku akan berpegang pada pendirianku. Aku tetap dan akan selalu berpihak kepada Kak Theo." Vanzoe sangat merasa bersalah.....Pada sore hari, Sabai dan Eden pergi ke rumah Theo untuk menemuinya."Tuan baru pulang jam 5 pagi tadi. Kata pengawal, Tuan kehujanan saat menunggu Nona di rumah ibunya. Sekitar jam 4 pagi Tuan pingsan dan dibawa pulang. Sekarang Tuan ada di kamar, ko

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 86

    Anisa terkejut, dia tidak menyangka Clara akan menyiramnya."Clara, kamu ngapain?" Nial bangkit berdiri, lalu menyeret Clara pergi."Kak, lepaskan aku! Hari ini aku harus memberikannya pelajaran!" Kedua mata Clara tampak memerah. Teriakannya yang tajam terasa memekakkan telinga.Nial membentak Clara, "Kamu sudah gila, ya?"Ini adalah pertama kalinya Clara dibentak oleh Nial. Sebelumnya Nial tidak pernah memarahi Clara, apalagi meneriakinya di depan umum ....Seketika emosi Clara pun terasa membara. Dia mengempaskan tangan Nial, lalu mengangkat tangan dan hendak menampar Anisa ...."Buzz!" Secangkir jus disiram ke wajah Clara.Kemudian Anisa meletakkan kembali gelas yang sudah kosong, lalu menatap Clara dengan dingin dan berkata, "Mau menindas aku? Ngaca dulu!"Dalam sekejap suasana di dalam restoran pun menjadi hening. Tatapan semua orang tertuju kepada Anisa dan Clara."Aku pulang dulu," kata Anisa sambil mengambil tisu dan mengelap wajahnya.Setelah berpamitan, Anisa mengambil tasnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 87

    Anisa memeluk dirinya sendiri sambil menatap gelapnya langit. Dia sedang berpikir, tadi malam Theo pasti sangat kedinginan? Angin yang bertiup saja terasa menusuk kulit, apalagi kehujanan selama berjam-jam?Di saat Anisa melamun, sebuah mobil berhenti tidak jauh sana. Ketika pintu mobil dibuka, Vanzoe dan Sania terlihat keluar dari mobil.Hanya selang beberapa detik, sebuah mobil menyusul dan berhenti tepat di belakang mobil Vanzoe. Ternyata itu adalah mobilnya Sabai."Kak Sabai?" Vanzoe kaget melihat Sabai yang keluar dari mobil."Kamu ngapain di sini?" tanya Sabai."Aku dan pacarku datang untuk menemui Anisa ...," jawab Vanzoe.Ketika Sabai dan Vanzoe sedang mengobrol, Sania menghampiri Anisa dan memeluknya."Aku juga lagi cari dia." Sabai mengerutkan alis sambil menatap Anisa yang berdiri tidak jauh dari sana. "Kalau begitu ... kalian saja yang urus. Kalian harus membujuknya agar mau menemui Theo.""Em, tenang saja, ada pacarku." Vanzoe mengangguk."Hem. Kalau bukan karena pacarmu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 88

    Anisa tidak pulang maupun menjenguk Theo. Kali ini Anisa sudah membulatkan tekadnya untuk meninggalkan Theo.Di sisi lain, Sabai tidak tega melihat kondisi Theo yang tak kunjung sembuh. Setelah mempertimbangkan semuanya, Sabai terpaksa menggunakan cara yang kejam untuk membangkitkan kembali semangat Theo.Melihat Anisa yang cuek dan sama sekali tidak memedulikan hidup mati Theo, setiap hari Sabai datang untuk menjenguk Theo sekaligus melaporkan kegiatan Anisa.Sabai menceritakan Anisa yang pergi ke Sino Group, lalu makan siang bersama Nial. Anisa dan Nial pergi melihat pameran, jalan-jalan, dan lainnya.Intinya Sabai ingin membuat Theo marah. Begitu marah, Theo pasti termotivasi untuk sembuh dan membalaskan dendam.Berbekal pengetahuannya tentang Theo, cara yang digunakan mulai menunjukkan hasil. Perlahan-lahan kondisi Theo pun mulai membaik.Hari ini Sabai datang dan memberi tahu Theo kalau Nial mau membawa Anisa ke pameran teknologi AI. Walaupun masih pucat dan lemah, Theo bersikeras

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 89

    Namun Nial tidak akan menyerah, mungkin Anisa masih membutuhkan waktu untuk menerimanya.Sembari menunggu makanan disajikan, Nial dan Anisa mengobrol santai. Sesekali Anisa mengeluarkan ponsel, dia terlihat sibuk, entah apa yang sedang dilakukannya."Anisa, apakah kamu ada masukan untuk kerja sama kita?" tanya Nial setelah meneguk segelas anggur.Anisa sedang membaca berita. Begitu mendengar pertanyaan Nial, dia langsung mengangkat kepalanya dan menjawab, "Proposalnya tidak ada masalah. Hanya saja ada sedikit perbedaan pendapat di timku.""Perbedaan pendapat? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Nial sambil tersenyum."Tidak perlu, aku bisa bereskan sendiri," jawab Anisa.Anisa sendiri yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat. Para dewan direksi sangat antusias untuk bekerja sama dengan Sino Group, tetapi Anisa sendiri masih ragu.Anisa punya alasan kenapa beberapa hari ini dia selalu menerima ajakan Nial untuk bertemu. Demi berusaha memercayai Nial, Anisa ingin mengenal Nial lebih ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 90

    Theo kelihatan sangat kurus. Semenjak sakit, berat badannya pun turun drastis.Kenapa Theo bisa ada di sini? Jangan-jangan ... dia adalah tamu misterius yang dimaksud?Setelah menyelesaikan tugasnya, Nana pergi meninggalkan belakang panggung.Melihat Nana yang pergi, Anisa semakin yakin kalau Theo adalah tamu misterius itu.Bukannya Theo masih sakit? Apakah dia sudah sembuh?Anisa mematung di tempat, dia tidak berani bicara maupun berjalan mendekatinya."Tuan Theo, apakah ini adalah Nona yang Anda maksud?" tanya penyelenggara acara.Theo mengangguk. "Terima kasih.""Sama-sama," jawab penyelenggara acara.Kemudian Theo bangkit berdiri, lalu mendekati Anisa dan berkata, "Aku mau bicara.""Mau bicara apa? Nggak ada yang perlu dibicarakan." Nada bicara Anisa terdengar sangat dingin.Tanpa berbasa-basi, Theo menarik tangan Anisa dan menyeretnya masuk ke sebuah ruangan VIP. Theo menutup pintu ruangan, lalu berbalik dan berbicara kepada Anisa, "Anisa, jauhi Nial! Dia tidak benar-benar ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 91

    Suasana di dalam ruangan terasa panas dan pengap. Namun begitu keluar, suhu seolah kembali normal.Anisa pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu kembali ke ruang pameran.Pameran berlangsung selama 1 jam. Anisa mendapatkan banyak informasi, tetapi tidak ada satu pun yang diingatnya.Setelah pameran selesai, Anisa bangkit berdiri dan hendak pulang."Mau ke kafe dulu? Di dekat sini ada kafe yang nyaman," tanya Nial.Anisa tidak tertarik. "Aku agak ngantuk, aku mau pulang saja."Melihat Anisa yang tampak kelelahan, Nial pun berkata, "Ayo, aku antar.""Terima kasih," jawab Anisa.Sesampainya di luar, Anisa melihat sebuah sosok familier yang menatapnya.Firasat Anisa mengatakan kalau orang itu sedang menunggunya. Anisa menoleh ke samping, lalu berkata kepada Nial, "Pak Nial, aku masih ada urusan."Nial juga melihat keberadaan Davin, orang yang pernah menjadi tangan kanan Omar."Baiklah. Kalau butuh bantuan, silakan hubungi aku. Emm, aku tunggu di luar."Setelah Nial pergi, Davin mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status