Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 91 - Chapter 100

884 Chapters

Bab 91

Suasana di dalam ruangan terasa panas dan pengap. Namun begitu keluar, suhu seolah kembali normal.Anisa pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu kembali ke ruang pameran.Pameran berlangsung selama 1 jam. Anisa mendapatkan banyak informasi, tetapi tidak ada satu pun yang diingatnya.Setelah pameran selesai, Anisa bangkit berdiri dan hendak pulang."Mau ke kafe dulu? Di dekat sini ada kafe yang nyaman," tanya Nial.Anisa tidak tertarik. "Aku agak ngantuk, aku mau pulang saja."Melihat Anisa yang tampak kelelahan, Nial pun berkata, "Ayo, aku antar.""Terima kasih," jawab Anisa.Sesampainya di luar, Anisa melihat sebuah sosok familier yang menatapnya.Firasat Anisa mengatakan kalau orang itu sedang menunggunya. Anisa menoleh ke samping, lalu berkata kepada Nial, "Pak Nial, aku masih ada urusan."Nial juga melihat keberadaan Davin, orang yang pernah menjadi tangan kanan Omar."Baiklah. Kalau butuh bantuan, silakan hubungi aku. Emm, aku tunggu di luar."Setelah Nial pergi, Davin mengh
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Bab 92

Pada sore hari.Anisa berjalan-jalan untuk menenangkan diri. Ketika melewati sebuah toko bunga, Anisa masuk dan membeli dua buket bunga tulip.Kemudian Anisa pulang ke rumah Maya dengan membawa kedua buket bunga yang indah.Anisa tiba di rumah sekitar pukul 5, seharusnya Maya masih belum pulang kerja. Namun sesaat membuka pintu, Anisa terkejut dan bertanya, "Bu, kok sudah pulang?""Anisa sudah pulang?" Maya menjelaskan, "Ibu sudah tidak bekerja. Temanku mencari pembantu rumah tangga yang profesional."Anisa meletakkan bunga yang dibeli, lalu menghampiri Maya dan memeluknya."Bu, jangan sedih ...." Anisa berusaha menghibur."Ibu tidak apa-apa. Oh iya, kenapa kamu membeli bunga?" tanya Maya."Tadi kebetulan lewat," Anisa menjawab sambil tersenyum."Anisa, jangan khawatir, nanti Ibu cari kerjaan lain." Maya menggenggam erat tangan Anisa."Bu, Ibu istirahat saja di rumah." Anisa mengeluarkan sebuah kartu dan memberikannya kepada Maya. "Bu, pakai saja uang yang ada di dalam rekening ini."M
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Bab 93

Anisa mengerutkan alis, Maya punya tabungan sebanyak itu?Seingat Anisa, Maya dan Omar bercerai saat dia masih kecil. Setelah bercerai, Maya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membesarkan Anisa.Anisa tidak menyangka, ternyata Maya punya tabungan?"Kalau kamu tidak mau lanjut sekolah juga tidak apa-apa. Bagaimana kalau kita beli rumah yang agak besar? Ibu dan kamu sudah terbiasa menderita, tapi jangan sampai anakmu ikut menderita." Maya agak mengkhawatirkan kehidupan cucunya kelak."Bu, kita punya uang sebanyak itu?" Anisa sulit memercayainya."Ada, kita bisa pakai buat bayar uang muka," Maya menjawab dengan percaya diri."Oh, jangan buru-buru. Kandunganku baru mau menginjak 5 bulan ...." Anisa tersenyum."Jangan bilang begitu, sebentar lagi kamu akan melahirkan. Kamu harus pikirkan baik-baik." Maya tidak ingin cucunya lahir dan hidup di rumah sekecil ini.Anisa menganggukkan kepala. "Iya, akan aku pertimbangkan. Oh iya, aku mau keluar sebentar, mau beli hadiah untuk ayah
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Bab 94

Selain Clara, dokter dan Sabrina juga berada di dalam kamar Theo.Sabrina dan dokter berdiri di dekat jendela, mereka sedang membicarakan kondisi Theo.Kaki Anisa terasa berat, dia tidak sanggup melangkah masuk ke dalam kamar.Clara bangkit berdiri sambil membawa sebaskom air. Ketika membalikkan badan, dia kaget melihat Anisa yang berdiri di depan pintu."Anisa? Kamu ngapain di sini?" Meskipun emosi, Clara berusaha menahan amarahnya agar tidak membangunkan Theo.Kemudian Clara meletakkan kembali baskomnya dan berjalan ke depan pintu untuk mengusir Anisa.Meskipun berbisik-bisik, Sabrina bisa mendengar suara Clara. Ketika melihat kemunculan Anisa, Sabrina meninggalkan dokter dan bergegas ke pintu kamar.....Anisa takut membangunkan Theo, dia keluar dan berjalan ke depan lift.Clara mengira Anisa mau kabur, dia bergegas mengejar dan menghalanginya. "Anisa, apa maksudmu? Kamu mau mempermainkan Theo? Kalau kamu berani menyakitinya lagi, aku nggak akan melepaskanmu! Kamu nggak mencintainya
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Bab 95

Sabrina tidak ingin disalahkan, dia takut kalau Theo akan memarahinya.Ketika Sabrina menampar Anisa, Sabrina masih ingat bagaimana Theo membela Anisa.Sekitar pukul 12 malam, demam Theo mulai turun. Theo membuka matanya secara perlahan-lahan, lalu bangun dan melihat keadaan di dalam kamar. Clara duduk dan tertidur pulas di samping Theo.Theo mengerutkan alis, dia bangkit berdiri dan beranjak keluar dari kamar.....Keesokan hari, Clara kaget melihat tempat tidur yang kosong. Clara bergegas turun untuk mencari Theo."Di mana Theo?" Clara terlihat cemas.Bibi Wina terkejut dan menjawab, "Aku tidak melihat Tuan.""Theo tidak ada di tempat tidur, makanya aku turun," jawab Clara."Tidak, Tuan tidak mungkin hilang," Bibi Wina bergumam sambil naik ke atas.Bibi Wina dan Clara mencari ke seluruh penjuru rumah, tetapi mereka sama sekali tidak menemukan keberadaan Theo.Clara panik sampai menangis. "Semua salahku, aku bahkan tidak sadar Theo turun dari tempat tidur.""Aku coba tanya sama pengaw
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Bab 96

Sekitar pukul 10 pagi, sebuah mobil Rolls-Royce hitam berhenti di halaman rusun tua.Sesaat pintu mobil dibuka, tampak sebuah sosok tinggi dan tampan yang beranjak keluar.Theo mengenakan jaket berwarna biru tua yang dipadukan dengan syal berwarna abu dan sepasang sepatu kulit yang mengkilap.Meskipun tampak pucat dan lesu, aura dingin yang dipancarkan sontak membuat orang-orang ketakutan melihatnya.Sopir dan pengawal membawa banyak kantong hadiah, mereka berjalan mengikuti Theo dari belakang."Tok, tok, tok." Terdengar suara ketukan pintu.Saat ini Maya sedang membereskan dapur. Begitu mendengar suara ketokan, dia mencuci tangan dan bergegas membuka pintu.Sesaat pintu terbuka, Maya kaget melihat Theo yang berdiri di depan pintu."Ka-kamu ...." Maya tertegun selama beberapa detik."Bu Maya ...," apa Theo."Ah, ayo masuk! Aku dengar kamu lagi sakit? Sudah baikan?" tanya Maya.Walaupun cuaca lagi dingin, tampaknya Theo memakai pakaian yang terlalu tebal.Melihat lantai yang bersih, The
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Bab 97

"Kamu masih sakit, kenapa nggak istirahat di rumah?" Anisa berjalan ke dapur dan menuang segelas air."Aku sudah baikan," kata Theo sambil melepaskan syalnya."Kemarin kamu juga bilang gitu." Setelah minum, Anisa beranjak ke ruang tamu dan melihat berbagai macam hadiah yang diberikan."Ini apa?" tanya Anisa."Aku tidak mungkin datang dengan tangan kosong." Theo berpikir sebentar, lalu mengganti topik pembicaraan. "Aku baru tahu kemarin kamu pulang.""Kamu datang buat ngomongin ini?" Anisa duduk di sofa sambil menatap Theo yang lesu."Aku dan Clara ....""Aku nggak mau tahu dan nggak tertarik." Anisa memotong ucapan Theo.Theo tak berdaya melihat Anisa yang bersikap dingin.Selanjutnya kamu mau membicarakan masalah Nial, 'kan? Kalaupun dia membohongiku, aku yang menanggung konsekuensinya, bukan kamu. Aku juga nggak akan menyusahkan kamu, tenang saja! Sudahlah, aku malas membicarakannya."Sekarang Anisa bersikap seperti seorang anak pembangkang. Semakin Theo melarang, semakin Anisa memba
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Bab 98

"Anisa, kamu lupa statusmu?" Theo menggenggam erat kedua tangan Anisa yang meronta-ronta. "Jauhi Nial, jangan menantang batas kesabaranku!"Anisa sudah lama tidak melihat Theo yang emosi dan kasar. Walaupun masih sakit, tenaga Theo sangat mengerikan. Anisa tidak berani membangkangnya, takutnya Theo makin emosi dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.Demi kedua anak yang dikandung, Anisa berbaring dengan tenang dan menunggu sampai emosi Theo mereda."Kenapa diam saja?" Sembari menatap Anisa dengan tajam, jari-jarinya mengusap lembut wajah Anisa."Aku bisa ngomong apa? Terserah kamu saja." Anisa pasrah.Seketika marah Theo pun menyulut. "Anisa, kamu tidak bisa memaafkanku?"Suara Theo terdengar serak dan sekujur tubuhnya pun terasa panas."Kamu nggak salah." Sebenarnya Anisa tidak tega, dia bisa merasakan sekujur tubuh Theo yang panas. Anisa tidak mau membuat Theo marah, tapi keputusannya sudah bulat."Theo, kamu baik, sangat baik, tapi aku menginginkan kehidupan yang tenang. Lepask
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Bab 99

Theo tertidur pulas. Sekujur tubuhnya berkeringatan, suhu badannya sudah kembali normal.Kemudian Anisa berbaring di sebelah Theo, sekujur tubuhnya terasa sangat lelah. Tak berapa lama Anisa pun terlelap.Sekitar pukul 3, Anisa bangun karena kelaparan. Dia bergegas ganti baju dan keluar dari kamar. Ketika melewati ruang tamu, Anisa melihat pengawal dan sopir yang sedang menonton, sedangkan Maya duduk di dapur sambil bermain ponsel.Suasana di rumah terasa harmonis."Anisa, kamu sudah lapar?" Maya bangkit berdiri, lalu menyajikan hidangan yang sudah disiapkannya.Anisa menghampiri sopir yang sedang menonton dan berkata, "Kayaknya sebentar lagi Theo bangun. Tolong ambilkan baju bersih.""Baik." Sopir bergegas melaksanakan perintah Anisa.Setelah sopir pergi, Anisa mengambil remot dan mematikan televisi. "Ibuku vertigo, dia nggak tahan sama suara yang berisik."Pengawal tidak berani membantah. Bagaimanapun Theo masih tidur, entah kapan baru bangun ........Seperti dugaan, waktu sudah men
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

Bab 100

Satu jam kemudian sopir kembali dengan membawa obat-obatan, pakaian, perlengkapan, serta makanan yang lezat.Bibi Wina menyiapkan makan malam untuk porsi 3 orang."Nona, ini obat Tuan. Maaf merepotkan ...." Sopir menyerahkan semua perlengkapan Theo, lalu pamit dan pulang.Anisa duduk di sofa sambil membereskan barang-barang yang dibawa untuk Theo.Anisa berpikir, apakah dia terlalu baik? Kalau dia mengusir Theo sejak tadi, dia tidak akan repot begini.Ketika Anisa sedang melamun, tiba-tiba terdengar suara batuk-batuk dari kamar.Anisa menghela napas, dia mengambil obat-obatan Theo dan membawanya ke kamar.Sekarang hanya ada Anisa dan Theo di dalam rumah. Jadi, Anisa membuka semua pintu agar ada pergantian sirkulasi udara.Theo sudah mandi dan ganti baju, tetapi kondisi tempat tidur sangat berantakan."Ada air hangat?" Theo agak haus.Anisa meletakkan obat-obatan di samping kasur, lalu keluar untuk mengambil air.Theo mengikuti Anisa dari belakang. Sesampainya di ruang tamu, Theo melih
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more
PREV
1
...
89101112
...
89
DMCA.com Protection Status