Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 71 - Chapter 80

884 Chapters

Bab 71

Untuk bisa hidup berdampingan, Theo dan Anisa harus meruntuhkan benteng tinggi yang menghalangi mereka. Mereka harus saling mengerti dan memahami kesulitan masing-masing, jangan hanya memikirkan diri sendiri."Kalau begitu langsung kamu beliin gelang saja. Biasanya wanita suka perhiasan, 'kan?" Sabai memberikan saran."Aku tidak pernah melihat dia pakai gelang," jawab Theo."Bagaimana dengan produk perawatan kulit?" Eden ikut memberikan saran."Dia tidak pakai produk perawatan kulit. Saat aku ke kamarnya, aku hanya melihat satu botol pencuci wajah." Theo menghela napas.Masa Theo harus memberikannya sabun pencuci wajah sebagai hadiah?Ini adalah pertama kalinya Sabai bertemu dengan wanita yang tidak suka perhiasan dan produk perawatan diri. Yang lebih mengejutkan, Sabai tidak menyangka kalau Theo begitu memperhatikan segala hal yang ada di sekitar Anisa."Kalau gitu kasih sabun pencuci wajah saja," kata Sabai."Pencuci wajahnya masih baru," jawab Theo."Baju, sepatu, tas, masa tidak ad
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 72

Anisa tertegun selama beberapa saat, sekujur tubuhnya terasa membeku.Setelah selang 30 detik, Anisa baru menyadari ponselnya telah dicuri. Ketika hendak mengejar pencuri, Anisa mengurungkan niatnya sesaat mengingat kondisinya yang tengah hamil.Akhirnya Anisa membalikkan badan dan kembali ke rumah.Sekitar satu jam kemudian Bibi, Wina menelepon Theo untuk memberi tahu musibah yang baru menimpa Anisa."Tuan, ponsel Nona dicuri waktu jalan-jalan di taman. Aku dan Nona sedang di kantor polisi, tapi kata polisi susah untuk menangkap pelakunya. Sejak pulang kedua mata Nona sudah memerah. Kata Nona di dalam ponselnya ada banyak data penting. Nona sedang menangis di kamar," Bibi Wina menceritakan semuanya kepada Theo.Bibi Wina tidak tega melihat Anisa yang menangis. Oleh sebab itu Bibi Wina menelepon Theo, siapa tahu Theo punya cara untuk mencari ponsel Anisa yang telah dicuri.Sebenarnya Bibi Wina juga tidak yakin apakah Anisa menangis, dia hanya menebak.Malam ini Theo dan Nial janjian un
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 73

"Em." Theo menganggukkan kepala."Baik, baik. Aku akan mengingat namanya," jawab kepala polisi.Di rumah Theo.Anisa sedang duduk di meja belajar, dia menggunakan sosial media untuk memberi tahu teman-temannya bahwa ponselnya telah dicuri.Anisa berharap pencuri langsung mereset dan menjual ponselnya. Yang dia khawatirkan, bagaimana kalau pencuri itu mengotak-atik data pribadi di dalam ponsel?Anisa memukul kepalanya sambil menghela napas. Jika tahu akan seperti ini, dia tidak akan keluar rumah.Kemudian Anisa bangkit berdiri, lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi, Anisa berbaring di kasur dan berusaha untuk tidur. Namun tidak peduli seberapa keras berusaha, dia kesulitan terlelap.Anisa gelisah memikirkan kondisi keuangannya. Mau tidak mau besok dia harus membeli ponsel dan nomor baru.Tak berapa lama Bibi Wina beranjak ke kamar Anisa dan mengetuk pintunya. "Nona, Nona sudah tidur? Barusan Tuan telepon, katanya ponsel Nona sudah ketemu. Nona diminta ke ka
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 74

Sembari menahan air mata, Anisa berbalik dan kembali ke mobil.Anisa tidak menandatangani surat berita acara maupun merebut ponsel yang masih dipegang Theo.Setelah mewakilinya tanda tangan, Theo meninggalkan kantor polisi dan kembali ke rumah.Di tengah perjalanan, Theo mengembalikan ponselnya kepada Anisa. "Aku tidak lihat.""Tapi kamu sudah tahu isinya," jawab Anisa, napasnya terdengar agak berat."Memangnya penting? Cuma foto perut, 'kan?" tanya Theo.Anisa menggertakkan gigi sambil berusaha meyakinkan diri sendiri untuk tidak marah. Bagaimanapun Theo telah membantu Anisa untuk menemukan ponselnya."Theo, bagaimana kalau anak yang diaborsi kemarin bukanlah anak Leo, melainkan anakmu? Apakah kamu menyesal melakukannya?" tanya Anisa sambil menggenggam erat ponselnya.Theo menoleh dan menatap Anisa. Raut wajah Anisa terlihat serius, tidak seperti orang yang bercanda."Anakku?" Theo juga baru tahu bahwa Sabrina sempat mengutus beberapa dokter untuk membantu kehamilan Anisa."Em." Anisa
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

Bab 75

Theo dan Anisa duduk berhadapan. Anisa makan mi, sedangkan Theo minum susu."Terima kasih untuk bantuannya." Suara Anisa sontak memecah keheningan."Aku juga minta maaf atas sikap ibuku." Akhirnya Theo mengutarakan kegelisahan yang telah dipendam selama beberapa hari ini.Wajah Anisa sontak memerah. "Bukan kamu yang memukul aku, ngapain minta maaf?""Menampar orang jelas salah." Suara Theo agak tertekan. "Kalau ada yang menyentuh wajahku, aku akan ...."Tanpa menunggu Theo selesai bicara, Anisa mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Theo. Kulit Theo terasa halus dan kenyal, enak disentuh ....Theo terkejut melihat sikap Anisa. Theo menyipitkan mata, jakunnya terlihat bergulir dan susu yang dipegang pun tampak gemetar."Oke, sudah impas," kata Anisa sambil mengambil susunya.Meskipun terlihat tenang, sebenarnya jantung Anisa berdegup sangat kencang. Jari-jari yang menyentuh pipinya terasa seperti terbakar, makin lama malah makin panas.Anisa buru-buru menyelesaikan sarapannya dan kemb
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 76

Jika tadi Sabai mengatakan yang sejujurnya, Anisa pasti tidak akan mau ikut."Pak Sabai, aku tahu kalian ingin menyanjungnya ...," kata Anisa."Kok menyanjungnya? Kamu tidak pernah memberikan hadiah untuk temanmu?" Sabai tersenyum dan menjelaskan, "Setiap ada yang ulang tahun, Theo selalu memberikan kami hadiah. Masa kami tidak memberikan hadiah saat dia yang berulang tahun?""Oh ... kalian tidak memberikan hadiah karena dia tidak mau dikasih hadiah? Berarti kalian tidak menganggapnya teman, kalian hanya melihatnya sebagai atasan." Anisa menatap lurus ke arah Sabai."Aku tidak mau ikut campur, aku tidak mau berutang budi. Kalau aku mewakilinya untuk menerima hadiah yang kalian berikan, sama saja aku menerima hadiah dari Theo. Setelah menerima hadiahnya, aku tidak akan leluasa memakinya setiap dia memperlakukanku dengan buruk ...." Raut wajah Anisa terlihat sangat serius.Sabai tertegun, memaki Theo? Anisa sering memaki Theo?Sabai curiga, apakah Theo memiliki kelainan? Sejak kapan Theo
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 77

Anisa sedang melamun, dia tidak fokus mendengarkan Sabai. Tiba-tiba sebuah pikiran melintas di otak Anisa, dia menatap Sabai dan bertanya, "Bukan Theo yang menjebak Leo, 'kan?"Sabai membelalak. "Kenapa kamu berpikir Theo yang melakukannya? Leo sendiri yang cari penyakit, apa hubungannya sama Theo?"Anisa mengambil segelas air dan meminumnya. Dia terlihat agak gugup. "Theo bilang ... dia yang menjebak Leo. Theo bahkan menyuruhku berlutut dan memohon kepadanya.""Hah?" Sabai sampai kesulitan berkata-kata. "Ada apa dengan kalian berdua? Kalian tidak tahan kalau tidak bertengkar sehari saja? Aku lihat memang kalian yang hobi bertengkar. Cari penyakit sendiri ...."Anisa tidak mau mengakuinya. "Aku tidak seperti itu. Theo yang suka marah-marah sendiri.""Theo juga pasti menganggap dirinya yang benar. Kalian sama saja." Sabai menghela napas."Kami tidak cocok," jawab Anisa."Bertengkar itu wajar. Malah ada yang jadi saling suka gara-gara sering bertengkar." Sabai takut Anisa salah mengartik
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 78

Anisa yakin tidak membeli kalung ini, tetapi kenapa bisa muncul di kamarnya?Ketika keluar dari kamar, Anisa berpapasan dengan Theo yang sedang menuruni tangga. Anisa berusaha mengontrol rasa gugupnya, lalu bertanya, "Theo, kamu yang beli kalungnya?"Walaupun tadi Theo tidak ikut berbelanja, Anisa yakin bahwa Theo tahu. Sabai pasti sudah memberi tahu semuanya kepada Theo.Dengan ekspresi canggung, Theo menjawab, "Sabai yang beli ....""Harganya terlalu murah, tidak ada yang mau. Makanya dikasih ke kamu," Theo lanjut menjelaskan.Awalnya Anisa masih berusaha memikirkan alasan untuk mengembalikan kalungnya. Namun begitu mendengar jawaban Theo, Anisa tertegun dan kesal.Terlalu murah, tidak ada yang mau, makanya dikasih ke Anisa? Bagus!Kalau begitu, Anisa menerimanya dengan senang hati."Ayo, makan sama-sama." Theo berinisiatif mengajak Anisa.Anisa mau menolak, tetapi segan karena telah menerima hadiah dari Theo.Setelah Theo dan Anisa duduk di ruang makan, Bibi Wina menyajikan semua hi
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 79

"Kamu memiliki hak veto," kata Theo."Kalaupun aku bekerja sama dengan Nial, bukan berarti aku menyukai dia. Kalian pikir aku akan pasti akan menerima cintanya? Memangnya aku wanita gampangan?" Anisa menghela napas.Theo terdiam mendengar jawaban Anisa.Setelah makan malam, Anisa kembali ke kamar dan mempelajari proposal yang dikirimkan Nial. Anisa agak gelisah, dia tidak memahami operasional perusahaan, tetapi dia memahami proposal yang dikirimkan Nial.Menurut Anisa, bekerja sama dengan Sino Group mungkin bisa menyelamatkan Kintara Group dari kehancuran.Seandainya Nial bukan kakaknya Clara, Anisa pasti langsung menerima tawaran kerja sama ini.Kemudian Anisa menutup laptopnya dan kembali ke tempat tidur. Di saat bersamaan, ponselnya berbunyi. Ternyata Sania mengirimkan sebuah pesan.[ Anisa, aku tidur dengan Vanzoe. Huhuhu .... Kayaknya aku mulai menyukai Vanzoe. ]Anisa tidak menyangka, yang awalnya hanya sandiwara malah jadi benaran suka. Selain sikapnya yang agak aneh, sebenarnya
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

Bab 80

Vanzoe mengangguk. "Em, benar! Aku kenal dia saat berada di luar negeri, dia lebih tua 8 tahun. Dia adalah tetanggaku waktu kuliah, aku sering memaksanya untuk membawaku jalan-jalan.""Usia kalian berbeda lumayan jauh. Kalian masih berkomunikasi sampai sekarang?" tanya Sania."Tentu saja. Setiap ada masalah, aku selalu meminta sarannya," jawab Vanzoe.Sania menatap Vanzoe sambil menggodanya. "Kamu masih muda, memangnya masalahmu sebanyak apa?""Aku mau berbisnis, tapi keluargaku nggak setuju. Temanku ini adalah pebisnis yang sukses, aku kagum banget sama dia. Aku memerlukan bantuannya untuk meyakinkan ayahku," Vanzoe menjelaskan.Sania makin penasaran. "Siapa nama temanmu? Siapa tahu aku kenal?""Theo Pratama, kamu pasti pernah mendengar namanya," jawab Vanzoe, lalu mengambil segelas air dan meneguknya.Sania melepaskan tangan Vanzoe dan menatapnya sampai membelalak. "Dia menikah kilat? Astaga .... Salah satu temanku sangat mengaguminya. Kalau dia tahu Theo sudah menikah, dia pasti nan
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
PREV
1
...
678910
...
89
DMCA.com Protection Status