Semua Bab Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Bab 441 - Bab 450

884 Bab

Bab 441

Theo menjelaskan keadaan Thea kepada Dokter Subandi, lalu bertanya, "Apakah Thea bisa sembuh tanpa dioperasi?"Dokter Subandi menjawab dengan jujur, "Aku senang mendengarnya, tapi untuk masalah pemulihan ... aku juga tidak tahu. Tapi satu hal yang bisa aku bisa pastikan, operasi terlalu banyak tidak akan menguntungkan kondisinya."Selain 2 operasi yang dilakukan Nara, Theo juga sempat membawa Thea ke beberapa dokter lain. Kalau dihitung-hitung, Thea sudah melakukan operasi lebih dari dua kali."Pak Theo, apakah Anda sudah menanyakan pendapat Dokter Nara?" tanya Dokter Subandi."Belum.""Hmm, kalau kamu tidak mau bertanya kepada Dokter Nara, coba tanya sama Anisa. Kondisi Evan pulih dengan baik. Walaupun tidak bisa menari seperti dulu, dia bisa menyanyi dan hidup dengan normal. Aku sendiri juga kaget melihat perkembangan kondisi Evan."Sesaat mendengar ucapan Dokter Subandi, suasana hati Theo langsung berubah menjadi sangat buruk.Theo sudah pernah menanyakannya hal ini kepada Anisa, te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 442

Sania memapah Anisa ke dalam mobil.Mike mengikuti dari belakang sambil berbicara kepada Sania, "Sania, bantu bujuk dia. Dia lagi diet, makannya dikit banget. Kamu lihat sendiri betapa kurusnya dia, aku mengkhawatirkan kesehatannya. Dulu dia sering jalan-jalan di sekitar kompleks, tapi sekarang dia malas banget."Sania menepuk pundak Mike dan menjawab, "Tenang saja, aku akan membujuk dia.""Hmm, selamat bersenang-senang! Eh, kok kamu nggak mengundang aku?" Mike kelihatan sedih."Kamu harus jaga anak-anak," jawab Sania.Mike tercengang mendengar jawaban Sania.Sania dan Anisa masuk ke dalam mobil, lalu melambaikan tangan ke arah Mike."Sania, kamu mengundang Eden?" tanya Anisa yang duduk di kursi belakang."Ngapain mengundang dia? Dia adalah asistennya Theo. Aku nggak mengundang siapa pun yang dekat sama Theo, termasuk Sabai," jawab Sania."Aku melakukannya demi kamu, aku nggak suka sama mereka. Aku sudah bilang sama Vanzoe untuk menjaga jarak sama mereka. Theo bukan pria yang baik, tem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 443

Tiba-tiba Sabai jadi penasaran dengan Anisa.Sabai berpikir sebentar, lalu membalas pesan Vanzoe.[ Coba foto dari depan. ]Vanzoe membalas.[ Kamu mau memperlihatkannya kepada Kak Theo? ]Sabai mendesak.[ Cepat! ]Sania dan Anisa melepaskan jaket mereka, lalu beranjak duduk di sofa.Sania menyiapkan bermacam-macam buah dan meletakkannya di depan Anisa.Anisa terkejut melihat buah persik yang disajikan. "Bukannya belum musim buah persik?""Asalkan ada uang, semuanya bisa dibeli. Ini, coba!" kata Sania.Anisa mengangguk sambil tersenyum.Vanzoe mengambil beberapa foto Anisa secara diam-diam. Vanzoe sangat pintar memotret orang. Anisa terlihat sangat cantik dan menggemaskan.Setelah mendapatkan foto Anisa, Vanzoe langsung mengirimkannya kepada Sabai.Sabai bertanya-tanya saat melihat foto yang dikirimkan Vanzoe.[ Tangannya asli? ]Di dalam foto, kedua tangan Anisa terlihat kurus dan panjang.Vanzoe membalas.[ Dia mirip sama pasien yang menderita penyakit kritis, 'kan? ]Sabai membalas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 444

Sabai sengaja masuk ke ruangan Theo tanpa mengetuk pintu.Sesaat mendengar suara pintu, Theo langsung meletakkan ponselnya."Uhuk, uhuk. Theo, aku tidak sengaja mengirimkan foto Anisa kepadamu," kata Sabai sambil mengetes kesabaran Theo.Theo menatapnya dan berkata, "Kalaupun kamu sengaja, aku juga tidak melakukan apa-apa."Sabai tertawa canggung. "Kata Vanzoe, Anisa kurus banget kayak orang sakit. Aku tidak percaya, jadi dia mengirimkan fotonya.""Dia kelihatan bahagia, tidak sakit."Senyuman di wajah Sabai pun membeku. "Eh, aku dengar dia melakukan diet ekstrim. Ada banyak cara menurunkan berat badan, tapi dia malah memilih mengurangi porsi makan. Bukannya dia belajar ilmu kedokteran? Mengurangi porsi makan dalam jumlah banyak tidak bagus bagi tubuh. Aku merasa tindakannya tidak masuk akal, sama seperti saat dia mau membunuh kamu."Senyuman di wajah Theo langsung sirna."Kamu begitu memperhatikan dia. Mau pindah kerja?" tanya Theo sambil memeriksa beberapa dokumen."Anggap saja aku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 445

Setelah cukup tidur, Anisa merasa lebih segar dan semua rasa mualnya hilang."Aku juga nggak tahu sampai kapan, bisa lebih cepat atau bahkan harus menunggu sampai selesai melahirkan. Kamu jangan takut, nggak semua orang hamil seperti aku." Anisa duduk di depan meja sambil menatap semangkuk mi yang dibawakan Sania. "Sania kasih atas semua perhatian kamu. Aku sudah lama nggak makan mi asam pedas.""Kamu makan sedikit dulu, takutnya nanti muntah." Sania duduk menemani Anisa makan. "Kamu tahu hal bodoh apa yang Vanzoe lakukan hari ini?""Karena kamu nggak makan siang, Vanzoe takut kamu pingsan. Terus dia pergi ke rumah sakit untuk menyewa ambulans. Sekarang ambulansnya menunggu di depan vila." Sania menggelengkan kepala sambil tersenyum tak berdaya.Anisa terharu sampai meneteskan air mata. "Sania, semoga kamu dan Vanzoe bahagia selamanya.""Sudah, sudah, jangan menangis. Tugasmu sekarang adalah menjaga bayi di dalam perutmu dan juga kesehatan kamu. Setiap mengingat William dan Wilona yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 446

Anisa melihat gelang pengukur detak jantung yang dikenakan. Detak jantungnya menurun drastis, dari 180 langsung turun ke 80.Kenapa Theo datang? Bukankah Sania tidak mengundang Theo dan teman-temannya Theo?Berarti Theo datang tanpa diundang?Sania juga tercengang melihat kedatangan Theo. Dia langsung mencubit Vanzoe dan bertanya, "Kenapa dia datang?"Begitu Theo datang, suasana di dalam vila pun menjadi dingin. Sania tidak senang melihat kedatangan Theo, tetapi Sania juga tidak berani mengusir dia.Vanzoe berbisik di telinga Sania, "Sania, jaga sikapmu! Jangan bersikap terlalu kasar, hargai aku."Setelah berpesan kepada Sania, Vanzoe langsung menghampiri Theo dan bertanya sambil tersenyum, "Kak Theo, Kak Sabai, kalian datang juga? Sudah makan? Kalau belum, di dapur ....""Aku nggak lapar. Tadi kalian main apa? Sampai teriak-teriak histeris," kata Sabai.Sesaat mendengar pertanyaan Sabai, semua orang yang tercengang pun tersadar dari lamunannya."Kami lagi main tantangan detak jantung.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 447

"Hahaha, sudah. Eh, tapi siapkan yang lain juga. Siapa tahu dia nggak suka wanita?""Boleh, boleh. Kita siapkan beberapa foto pria tampan.""Harus yang tampan banget.""Astaga, yang ini lucu."....Mereka semua masih muda, mereka tidak tahu orang seperti apa Theo.Ketika mendengar ucapan mereka, Sabai malah ingin tertawa. Meskipun mereka memutar video terpanas yang ada, hati Theo juga tidak akan tergerak.Vanzoe mendekati Sania dan berkata, "Kak Sabai mau datang, aku nggak mungkin menolaknya, 'kan? Kak Sabai adalah seniorku, tapi dia memang keterlaluan. Dia nggak bilang Theo mau ikut. Tapi kalaupun Kak Sabai bilang, aku juga nggak mungkin melarangnya datang."Sania memelototi Vanzoe. "Nasi sudah jadi bubur. Apa gunanya menjelaskan panjang lebar?"Vanzoe berusaha membujuk Sania. "Aku takut kamu marah, terutama Anisa ....""Aku nggak keberatan. Bagaimanapun mereka adalah teman-temanmu," jawab Anisa.Vanzoe berterima kasih kepada Anisa. "Anisa, terima kasih atas pengertian kamu. Tapi sung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 448

Anisa mengeluarkan ponselnya dan menunduk.Sabai melirik jam tangan yang dipakai Theo.Theo benar-benar hebat, detak jantungnya stabil. Sabai sendiri sampai curiga, jangan-jangan jam tangannya rusak?Tak hanya Sabai, Vanzoe juga melirik jam tangan Theo. "Jam tangannya nggak rusak, kok. Tadi masih berfungsi waktu Anisa pakai.""Berapa detak jantung Anisa?" Sabai penasaran.Vanzoe melirik ke arah Anisa. Ekspresi Anisa terlihat datar, justru Sania yang memelototi Vanzoe."Anisa menang. Kalau detak jantung terlalu tinggi, jamnya bakal berbunyi. Waktu dipakai Anisa, jam tangannya nggak berbunyi," kata Vanzoe sambil menarik kembali tatapannya.Sabai mengangguk, lalu menoleh ke arah Anisa yang sedang memainkan ponsel.Video pertama tidak berhasil menggoda Theo. Video kedua adalah seorang wanita seksi yang menunjukkan pose menggoda.Meskipun tidak berbicara, wanita di dalam layar terlihat sangat memesona. Beberapa orang bersiul, tetapi Theo hanya diam saja. Dia sama sekali tidak bereaksi.Mesk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Bab 449

Theo menatap Anisa dengan gugup.Ketika Theo sampai, dia hanya memperhatikan Anisa dari kejauhan. Awalnya Anisa masih tersenyum, tetapi begitu melihat Theo, senyuman di wajah Anisa sirna dalam sekejap. Kemudian saat Theo beranjak ke sofa, Anisa malah langsung bersembunyi di sudut yang tak kelihatan.Akhirnya, sekarang Theo bisa melihat jelas wajah Anisa yang kurus dan kedua matanya yang tampak gugup. Berat badan Anisa turun drastis. Tak hanya itu, Anisa juga terlihat sangat rapuh dan lemah.Sesaat didorong ke samping Theo, Anisa dan Theo sempat bertatapan. Namun Anisa segera bangkit berdiri dan hendak pergi.Tiba-tiba, Theo refleks mengulurkan tangannya dan menarik pergelangan tangan Anisa.Semua orang sontak menatap ke arah Theo dan Anisa, mereka seperti sedang menonton sebuah pertunjukan yang seru.Sebenarnya teman-teman Vanzoe dan Sania tahu bahwa Anisa dan Theo pernah menjalin hubungan. Sekarang, begitu menyaksikan sepasang sejoli yang sedang tarik-menarik, semua orang pun penasara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya

Bab 450

Sebenarnya tidak ada seorang pun yang memaksa Theo minum.Setelah Theo meneguk birnya, Sabai menatapnya dan bertanya, "Lukamu sudah sembuh? Bukannya dokter melarang kamu minum alkohol selama 3 bulan? Ini belum sampai 3 bulan."Begitu mendengar ucapan Sabai, Vanzoe langsung menuangkan segelas air untuk Theo."Kak Theo, ini minum dulu airnya." Vanzoe menyingkirkan semua bir di atas meja. "Di dapur masih ada makanan. Mau aku ambilkan camilan?"Sabai menaruh gelasnya, lalu menarik Theo ke dapur. Setelah Sabai dan Theo pergi, suasana di ruang tamu kembali meriah.Sabai menuang segelas jus, lalu memberikannya kepada Theo. "Kalau tahu akan jadi begini, aku nggak bakal mengajak kamu.""Ayo, kita pulang saja." Sabai tersenyum kecut.Vanzoe yang berdiri di samping pun menimpali, "Kalian berdua habis minum-minum, nggak boleh nyetir. Oh iya, hari ini aku menyewa ambulans. Bagaimana kalau aku minta ambulansnya untuk mengantar kalian pulang?"Sabai dan Theo kebingungan mendengar ucapan Vanzoe.Melih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4344454647
...
89
DMCA.com Protection Status