Semua Bab Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Bab 381 - Bab 390

884 Bab

Bab 381

Nara berpamitan dengan Theo, lalu kembali ke rumah Keluarga Pratama.Setiap malam, Sabrina selalu tidur paling awal, sementara Marvin dan istrinya pulang larut malam. Leo juga tidak ke mana-mana, dia bisa seharian mengunci diri di dalam kamar.Setelah kembali ke kamar, Nara mengirimkan sebuah pesan kepada Leo. Sesaat mendapatkan pesan dari Nara, Leo pun bergegas ke kamar Nara."Nara, anak kita sudah meninggal. Ada apa mencari aku?" tanya Leo sambil berdiri di depan pintu.Leo tidak menyangka Nara tega membunuh anaknya sendiri. Meskipun Nara tidak ingin memiliki hubungan dengan Leo, Leo menginginkan anak itu lahir."Kamu pikir aku nggak menginginkan anakku sendiri? Dia adalah darah dagingku! Tapi aku nggak bisa, risikonya terlalu besar. Kalau anak itu dilahirkan, kita bisa habis!" Nara menarik Leo ke dalam kamar, lalu menutup pintu.Jawaban Nara sontak menyadarkan Leo. "Ada apa mencari aku?""Aku mau pamit, beberapa hari lagi aku mau pindah rumah," jawab Nara."Oh. Kamu berpamitan seaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Bab 382

Setengah jam kemudian Marvin menelepon Theo."Theo, cepat datang ke rumah sakit! Ibu terjatuh, kondisinya sangat mengkhawatirkan," kata Marvin.Theo langsung tersentak. Dia menutup ponselnya dan bergegas ke rumah sakit.Melihat ekspresi Theo yang tampak tegang, Eden pun mulai mewanti-wanti. 'Apa lagi yang terjadi?'"Pak Theo, apakah rapatnya mau diundur?" tanya Eden."Suruh wakil presdir menggantikanku. Setelah rapat selesai, kirimkan aku MOM-nya." Theo bergegas menuju lift.Sembari melihat pintu lift yang tertutup, perasaan Eden terasa agak gelisah. Theo jarang terlihat secemas itu, entah masalah apa yang akan terjadi.Di rumah sakit.Sabrina sedang berada di unit gawat darurat. Ketika Theo sampai, dokter yang mengoperasi Sabrina masih belum keluar."Kenapa bisa begini?" Theo bertapa kepada Marvin."Aku tidak ada di rumah. Leo yang mendengar Ibu berteriak. Waktu Leo keluar dari kamar, Ibu sudah tergeletak di bawah tangga. Kayaknya Ibu jatuh dari tangga ...."Theo mengerutkan alis. "Ib
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Bab 383

"Di kehidupan selanjutnya, aku harap Ibu tidak bertemu dengan aku dan Thea. Aku tidak ingin Ibu menderita."Sabrina sudah pergi, dia tidak bisa menjawab Theo. Seiring napas yang berhenti, semua kerinduan, kebencian, dan cinta ikut menghilang.Tak akan ada lagi yang memaksa Theo menikah, tak akan ada lagi yang mengkhawatirkan kesehatan Theo, tak ada lagi yang akan cerewet dan mengomelinya.Tak berapa lama, Leo kembali ke rumah sakit. Dia menangis histeris saat mengetahui kematian neneknya."Kenapa nenekku bisa meninggalkan? Kemarin Nenek masih mendesakku cari pacar." Leo menangis sambil mengeluarkan ponsel Sabrina. "Aku sudah tanya sama pelayan yang menjaga Nenek. Sebelum Nenek jatuh, katanya Nenek sedang menelepon seseorang. Ini ponselnya ...."Theo mengambil ponsel Sabrina, lalu membuka riwayat panggilannya. Sesaat riwayat terbuka, Theo tersentak melihat nama Anisa yang terpampang di urutan teratas.Anisa? Sebelum Sabrina jatuh, dia menelepon Anisa?Untuk apa Sabrina menelepon Anisa?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Bab 384

Pertanyaan Theo sontak membuat Anisa kebingungan. Apa yang Theo bicarakan?Aneh, kenapa Theo tidak menanyakan langsung kepada Sabrina?Yang lebih aneh, memangnya Sabrina belum menceritakan semuanya kepada Theo? Satu jam telah berlalu, masa Sabrina belum memberi tahu Theo?Anisa meneguk segelas air dan berusaha menenangkan diri. Setelah merasa lebih baik, dia baru menjawab Theo, "Kenapa kamu tidak tanyakan kepada ibumu?"Apakah terjadi sesuatu sehingga Sabrina mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Theo?"Ibuku sudah meninggal. Sebelum meninggal, ibuku sempat meneleponmu. Aku ingin tahu, apa yang kalian bicarakan?" tanya Theo sambil menahan kemarahannya.Anisa sulit memercayai apa yang didengarnya barusan. Sabrina meninggal?"Ibumu meninggal? Kok bisa?" Anisa meletakkan gelasnya dan bangkit berdiri."Jawab pertanyaanku, apa yang kamu dan ibuku bicarakan!" Theo mulai kehilangan kesabaran.Awalnya, Theo pikir kematian Sabrina adalah sebuah kecelakaan, tetapi sekarang dia mencurigai keter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Bab 385

Ketika mendengar perintah Theo, mendengus dingin dan berkata, "Tidak perlu merepotkan pengawalmu. Aku bisa ke sana. Kamu di mana?"Di rumah sakit.Theo menggenggam erat ponsel Sabrina. Theo telah bertekad, dia harus memaksa Anisa untuk mengungkap alasan kematian Sabrina. Theo tidak ingin Sabrina meninggal dengan tidak tenang.Marvin berjalan ke sebelah Theo, lalu bertanya, "Theo, Ibu sudah pergi. Bagaimana dengan pemakamannya?""Lakukan otopsi!" perintah Theo. Dia ingin tahu siapa yang membunuh Sabrina.Meskipun Sabrina menderita tekanan darah tinggi, hasil pemeriksaan medisnya tidak pernah menunjukkan masalah. Theo merasa ada janggal, kematian Sabrina tidaklah wajar.Marvin mengangguk. "Baik, aku akan mengaturnya."Di sisi lain, Leo sedang memeluk ibunya yang menangis tersedu-sedu. Jantung Leo berdegup sangat kencang, dia sangat gugup.Leo tidak boleh ketahuan. Kalau Theo tahu bahwa Leo yang mendorong Sabrina sampai meninggal, Theo pasti akan membunuh Leo.Leo juga tidak ingin membunu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

Bab 386

Anisa tak bisa berbuat apa-apa saat mendengar pengakuan Nara. Anisa dan Theo telah menjadi musuh, Anisa tidak pernah berharap Theo akan memercayainya."Nara, mulutmu bau banget. Nggak ada yang pernah mengingatkan kamu?" Anisa menutup hidungnya.Nara terlihat marah, tetapi dia tidak berani membuka mulut."Ting." Pintu lift terbuka.Dari kejauhan, Theo melihat Anisa yang beranjak keluar dari lift. Theo berjalan menghampiri Anisa, lalu menggenggam tangannya dan menariknya ke sebuah lorong yang sepi.Melihat Theo dan Anisa yang pergi, Nara berdiri di tempat sambil memperhatikan mereka.Anisa tampak mengempaskan tangan Theo, lalu berkata, "Ibumu yang menelepon aku. Isi pembicaraannya tidak ada hubungan dengan kamu. Memangnya kamu tidak bisa menyelidiki penyebab kematian ibumu? Selain mencari masalah denganku, kamu tidak memiliki cara lain lagi?"Galak sekali. Nara tidak menyangka Anisa berani bersikap selancang itu di depan Theo. Sepertinya Anisa sudah bersikap lumayan baik terhadap Nara.W
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

Bab 387

"Anisa, aku tidak pernah bertemu dengan wanita yang nggak tahu malu kayak kamu! Pertama, kamu yang memfitnahku duluan, kedua kamu menuduhku yang memulainya? Memangnya aku sudah gila sampai berani berbuat seperti itu?""Em, kamu memang sudah gila!" Anisa menyaksikan sandiwara Nara. "Kamu jangan berpuas diri dulu. Cepat atau lambat, kebusukanmu akan terungkap.""Kebusukan apa? Anisa, jelaskan maksud ucapanmu!" Nara menangis sambil berusaha menyerang Anisa.Anisa bergegas mengelak, dia tidak ingin mengotori tangannya untuk bertengkar dengan Nara.Theo melirik Anisa, lalu bergegas mengadang Nara. "Ini rumah sakit. Masalahku dan dia belum selesai, kamu jangan ikut campur."Kemudian Theo menarik tangan Anisa dan berlari ke arah lift. Setelah Theo dan Anisa pergi, Nara pun berhenti menangis.Meskipun semuanya hanya sandiwara, Nara benar-benar ingin memukul Anisa.Tiba-tiba Leo muncul, lalu membentak Nara, "Nara, aku rasa kita tidak cocok. Kamu terlalu kejam, aku tidak sanggup mengimbangi kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

Bab 388

Mobil Rolls-Royce hitam meninggalkan kota dan melaju ke sebuah pinggiran kota.Anisa duduk di belakang sambil memejamkan mata. Setelah entah berapa lama, akhirnya mobil berhenti dan Anisa membuka mata.Ketika menoleh ke arah jendela, Anisa melihat pemandangan hutan yang asing. Dia terlihat kebingungan, di mana ini?Kenapa Theo membawa Anisa ke sini?"Di mana ini?" Anisa bertanya kepada Theo."Salah satu vilaku." Theo membuka pintu mobil dan keluar.Vila? Untuk apa Theo membawanya ke sini? Pasti bukan untuk bulan madu.Anisa membuka pintu mobil dan mengikuti Theo masuk ke vila.Vila ini memiliki dekorasi yang agak tua. Perpaduan warna abu-abu dan hijau membuat suasana di vila ini terasa mengerikan. Ditambah, vila ini terletak di tengah hutan yang lebat.Anisa merasa seperti masuk ke sebuah penjara yang mewah. Ketika menoleh ke belakang, Anisa melihat beberapa pengawal yang mengikutinya dari belakang.Sekarang Anisa benar-benar tidak akan bisa kabur.Setelah memasuki Vila, Anisa mengerut
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

Bab 389

Namun apa balasan Anisa? Air susu dibalas air tuba.Di mata Anisa, semua kebaikan Theo hanyalah omong kosong.Theo membuat keputusan dengan cepat. Dia membalikkan badan dan menyuruh pengawal untuk membawa Anisa pergi.Seketika, suasana di ruang tamu pun terasa sunyi.Anisa pergi tanpa menangis maupun memberontak. Sama seperti beberapa tahun lalu, Anisa pergi begitu saja.....Beberapa pengawal membawa Anisa ke ruang bawah tanah.Ruang bawah tanah agak gelap dan kumuh. Samar-samar, Anisa mendengar sesuatu yang merayap di dinding serta suara-suara aneh yang entah berasal dari mana.Udara terasa sesak dan tercium aroma darah yang menyengat. Setelah sekitar lima menit berjalan, pengawal mendorong Anisa sampai terjatuh.Anisa menyentuh lantai lengket. Ini rumput, tetapi kenapa rumputnya berlendir dan bau?"Anisa, lihat di belakangmu!" Pengawal tersenyum licik.Ketika menoleh, Anisa melihat seekor ular piton yang sangat besar. Ular piton itu membuka mulutnya dan berusaha menyerang Anisa.Sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

Bab 390

"Byur ...." Pengawal menyiram Anisa dengan menggunakan air dingin.Anisa terbangun, dia menarik napas panjang sambil menahan rasa sakit di kepalanya."Tidak mati," kata pengawal yang menyiramnya. "Aku pikir ini kayak di drama-drama, yang sekali membenturkan kepala langsung mati.""Terus gimana selanjutnya? Wanita ini sangat keras kepala. Kalau kita nggak pakai cara kekerasan, dia nggak akan jera."Anisa menatap mereka sambil menggertakkan gigi. Semua ketakutannya telah berubah menjadi kebencian. Semakin Theo menyiksanya, Anisa justru tidak akan bicara.Meskipun sekujur tubuh Anisa hanya tersisa tulang, dia tidak akan memberikan William dan Wilona kepada Theo. Anisa tidak ingin mereka mempunyai seorang ayah yang kejam.Lebih baik tinggal di panti asuhan daripada tinggal bersama seorang monster seperti Theo.Setelah kedua pengawal itu berdiskusi, salah satunya maju, lalu menarik tangan Anisa dan menyeretnya."Anisa, pikirkan baik-baik. Kamu sangat cantik, kamu bisa mendapatkan pria yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
89
DMCA.com Protection Status