Share

Bab 383

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-19 18:00:00
"Di kehidupan selanjutnya, aku harap Ibu tidak bertemu dengan aku dan Thea. Aku tidak ingin Ibu menderita."

Sabrina sudah pergi, dia tidak bisa menjawab Theo. Seiring napas yang berhenti, semua kerinduan, kebencian, dan cinta ikut menghilang.

Tak akan ada lagi yang memaksa Theo menikah, tak akan ada lagi yang mengkhawatirkan kesehatan Theo, tak ada lagi yang akan cerewet dan mengomelinya.

Tak berapa lama, Leo kembali ke rumah sakit. Dia menangis histeris saat mengetahui kematian neneknya.

"Kenapa nenekku bisa meninggalkan? Kemarin Nenek masih mendesakku cari pacar." Leo menangis sambil mengeluarkan ponsel Sabrina. "Aku sudah tanya sama pelayan yang menjaga Nenek. Sebelum Nenek jatuh, katanya Nenek sedang menelepon seseorang. Ini ponselnya ...."

Theo mengambil ponsel Sabrina, lalu membuka riwayat panggilannya. Sesaat riwayat terbuka, Theo tersentak melihat nama Anisa yang terpampang di urutan teratas.

Anisa? Sebelum Sabrina jatuh, dia menelepon Anisa?

Untuk apa Sabrina menelepon Anisa?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 384

    Pertanyaan Theo sontak membuat Anisa kebingungan. Apa yang Theo bicarakan?Aneh, kenapa Theo tidak menanyakan langsung kepada Sabrina?Yang lebih aneh, memangnya Sabrina belum menceritakan semuanya kepada Theo? Satu jam telah berlalu, masa Sabrina belum memberi tahu Theo?Anisa meneguk segelas air dan berusaha menenangkan diri. Setelah merasa lebih baik, dia baru menjawab Theo, "Kenapa kamu tidak tanyakan kepada ibumu?"Apakah terjadi sesuatu sehingga Sabrina mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Theo?"Ibuku sudah meninggal. Sebelum meninggal, ibuku sempat meneleponmu. Aku ingin tahu, apa yang kalian bicarakan?" tanya Theo sambil menahan kemarahannya.Anisa sulit memercayai apa yang didengarnya barusan. Sabrina meninggal?"Ibumu meninggal? Kok bisa?" Anisa meletakkan gelasnya dan bangkit berdiri."Jawab pertanyaanku, apa yang kamu dan ibuku bicarakan!" Theo mulai kehilangan kesabaran.Awalnya, Theo pikir kematian Sabrina adalah sebuah kecelakaan, tetapi sekarang dia mencurigai keter

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 385

    Ketika mendengar perintah Theo, mendengus dingin dan berkata, "Tidak perlu merepotkan pengawalmu. Aku bisa ke sana. Kamu di mana?"Di rumah sakit.Theo menggenggam erat ponsel Sabrina. Theo telah bertekad, dia harus memaksa Anisa untuk mengungkap alasan kematian Sabrina. Theo tidak ingin Sabrina meninggal dengan tidak tenang.Marvin berjalan ke sebelah Theo, lalu bertanya, "Theo, Ibu sudah pergi. Bagaimana dengan pemakamannya?""Lakukan otopsi!" perintah Theo. Dia ingin tahu siapa yang membunuh Sabrina.Meskipun Sabrina menderita tekanan darah tinggi, hasil pemeriksaan medisnya tidak pernah menunjukkan masalah. Theo merasa ada janggal, kematian Sabrina tidaklah wajar.Marvin mengangguk. "Baik, aku akan mengaturnya."Di sisi lain, Leo sedang memeluk ibunya yang menangis tersedu-sedu. Jantung Leo berdegup sangat kencang, dia sangat gugup.Leo tidak boleh ketahuan. Kalau Theo tahu bahwa Leo yang mendorong Sabrina sampai meninggal, Theo pasti akan membunuh Leo.Leo juga tidak ingin membunu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 386

    Anisa tak bisa berbuat apa-apa saat mendengar pengakuan Nara. Anisa dan Theo telah menjadi musuh, Anisa tidak pernah berharap Theo akan memercayainya."Nara, mulutmu bau banget. Nggak ada yang pernah mengingatkan kamu?" Anisa menutup hidungnya.Nara terlihat marah, tetapi dia tidak berani membuka mulut."Ting." Pintu lift terbuka.Dari kejauhan, Theo melihat Anisa yang beranjak keluar dari lift. Theo berjalan menghampiri Anisa, lalu menggenggam tangannya dan menariknya ke sebuah lorong yang sepi.Melihat Theo dan Anisa yang pergi, Nara berdiri di tempat sambil memperhatikan mereka.Anisa tampak mengempaskan tangan Theo, lalu berkata, "Ibumu yang menelepon aku. Isi pembicaraannya tidak ada hubungan dengan kamu. Memangnya kamu tidak bisa menyelidiki penyebab kematian ibumu? Selain mencari masalah denganku, kamu tidak memiliki cara lain lagi?"Galak sekali. Nara tidak menyangka Anisa berani bersikap selancang itu di depan Theo. Sepertinya Anisa sudah bersikap lumayan baik terhadap Nara.W

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 387

    "Anisa, aku tidak pernah bertemu dengan wanita yang nggak tahu malu kayak kamu! Pertama, kamu yang memfitnahku duluan, kedua kamu menuduhku yang memulainya? Memangnya aku sudah gila sampai berani berbuat seperti itu?""Em, kamu memang sudah gila!" Anisa menyaksikan sandiwara Nara. "Kamu jangan berpuas diri dulu. Cepat atau lambat, kebusukanmu akan terungkap.""Kebusukan apa? Anisa, jelaskan maksud ucapanmu!" Nara menangis sambil berusaha menyerang Anisa.Anisa bergegas mengelak, dia tidak ingin mengotori tangannya untuk bertengkar dengan Nara.Theo melirik Anisa, lalu bergegas mengadang Nara. "Ini rumah sakit. Masalahku dan dia belum selesai, kamu jangan ikut campur."Kemudian Theo menarik tangan Anisa dan berlari ke arah lift. Setelah Theo dan Anisa pergi, Nara pun berhenti menangis.Meskipun semuanya hanya sandiwara, Nara benar-benar ingin memukul Anisa.Tiba-tiba Leo muncul, lalu membentak Nara, "Nara, aku rasa kita tidak cocok. Kamu terlalu kejam, aku tidak sanggup mengimbangi kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 388

    Mobil Rolls-Royce hitam meninggalkan kota dan melaju ke sebuah pinggiran kota.Anisa duduk di belakang sambil memejamkan mata. Setelah entah berapa lama, akhirnya mobil berhenti dan Anisa membuka mata.Ketika menoleh ke arah jendela, Anisa melihat pemandangan hutan yang asing. Dia terlihat kebingungan, di mana ini?Kenapa Theo membawa Anisa ke sini?"Di mana ini?" Anisa bertanya kepada Theo."Salah satu vilaku." Theo membuka pintu mobil dan keluar.Vila? Untuk apa Theo membawanya ke sini? Pasti bukan untuk bulan madu.Anisa membuka pintu mobil dan mengikuti Theo masuk ke vila.Vila ini memiliki dekorasi yang agak tua. Perpaduan warna abu-abu dan hijau membuat suasana di vila ini terasa mengerikan. Ditambah, vila ini terletak di tengah hutan yang lebat.Anisa merasa seperti masuk ke sebuah penjara yang mewah. Ketika menoleh ke belakang, Anisa melihat beberapa pengawal yang mengikutinya dari belakang.Sekarang Anisa benar-benar tidak akan bisa kabur.Setelah memasuki Vila, Anisa mengerut

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 389

    Namun apa balasan Anisa? Air susu dibalas air tuba.Di mata Anisa, semua kebaikan Theo hanyalah omong kosong.Theo membuat keputusan dengan cepat. Dia membalikkan badan dan menyuruh pengawal untuk membawa Anisa pergi.Seketika, suasana di ruang tamu pun terasa sunyi.Anisa pergi tanpa menangis maupun memberontak. Sama seperti beberapa tahun lalu, Anisa pergi begitu saja.....Beberapa pengawal membawa Anisa ke ruang bawah tanah.Ruang bawah tanah agak gelap dan kumuh. Samar-samar, Anisa mendengar sesuatu yang merayap di dinding serta suara-suara aneh yang entah berasal dari mana.Udara terasa sesak dan tercium aroma darah yang menyengat. Setelah sekitar lima menit berjalan, pengawal mendorong Anisa sampai terjatuh.Anisa menyentuh lantai lengket. Ini rumput, tetapi kenapa rumputnya berlendir dan bau?"Anisa, lihat di belakangmu!" Pengawal tersenyum licik.Ketika menoleh, Anisa melihat seekor ular piton yang sangat besar. Ular piton itu membuka mulutnya dan berusaha menyerang Anisa.Sek

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 390

    "Byur ...." Pengawal menyiram Anisa dengan menggunakan air dingin.Anisa terbangun, dia menarik napas panjang sambil menahan rasa sakit di kepalanya."Tidak mati," kata pengawal yang menyiramnya. "Aku pikir ini kayak di drama-drama, yang sekali membenturkan kepala langsung mati.""Terus gimana selanjutnya? Wanita ini sangat keras kepala. Kalau kita nggak pakai cara kekerasan, dia nggak akan jera."Anisa menatap mereka sambil menggertakkan gigi. Semua ketakutannya telah berubah menjadi kebencian. Semakin Theo menyiksanya, Anisa justru tidak akan bicara.Meskipun sekujur tubuh Anisa hanya tersisa tulang, dia tidak akan memberikan William dan Wilona kepada Theo. Anisa tidak ingin mereka mempunyai seorang ayah yang kejam.Lebih baik tinggal di panti asuhan daripada tinggal bersama seorang monster seperti Theo.Setelah kedua pengawal itu berdiskusi, salah satunya maju, lalu menarik tangan Anisa dan menyeretnya."Anisa, pikirkan baik-baik. Kamu sangat cantik, kamu bisa mendapatkan pria yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 391

    Anisa seperti mayat ....Melihat Anisa yang tak bergerak, Theo bertanya kepada dirinya sendiri, apakah akhir seperti ini yang dia inginkan?Apakah Theo merasa lega setelah Anisa meninggal? Kenapa Theo malah merasa semakin sakit?Theo menggendong tubuh Anisa yang terasa bagaikan sebongkah es besar."Anisa!" Theo berteriak. "Kamu tidak boleh mati tanpa seizin aku!"Selain kebencian, kedua pengawal bisa merasakan ketakutan yang tersirat dari sikap Theo."Ada apa dengan Tuan Theo? Anisa tidak mati, aku sudah bilang.""Kayaknya Tuan takut Anisa mati."Theo menoleh dan menatap kedua pengawal yang menyiksa Anisa. "Kalian kelewatan! Kalau sampai terjadi sesuatu kepada Anisa, aku tidak akan melepaskan kalian!"Kedua pengawal terkejut mendengar ancaman Theo. "Tuan, Anda yang menyuruh kami untuk menyiksanya. Kami sudah menggunakan cara yang paling lembut, dia sendiri yang membenturkan kepala ke dinding."....Theo membawa Anisa ke kamar. Tak berapa lama, dokter datang dan mengobati luka di kepala

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status