"Ini aku, Theo."Anisa membelalak, dia menelepon Maya?"Bu, begini .... Anisa rindu masakanmu, tapi kami tidak bisa ke sana karena kakiku susah jalan. Jadi aku berencana mencari restoran di luar, Ibu bisa datang untuk memasak?" Suara Theo terdengar lembut.Maya menjawab dengan antusias, "Baik, baik. Kirimkan alamatnya, aku langsung ke sana.""Maaf merepotkan." Theo mematikan ponselnya, lalu mengirimkan restoran kepada Maya.Anisa terkejut melihat tindakan Theo. Anisa cuma asal bicara, dia tidak menyangka Theo akan menanggapinya seserius ini."Theo, kamu sudah gila? Kamu menelepon ibuku? Sejak kapan kamu jadi kayak gini?" Anisa tampak berapi-api."Aku tidak pernah menganggap ucapanmu main-main," Theo menjawab dengan serius.Wajah Anisa tampak memerah, dia bahkan bisa mendengar denyut jantungnya sendiri."Terus kalau waktu kita berantem dan aku menyuruhmu melompat, kamu juga mau melompat?" Anisa meninggikan suaranya."Anisa, kenapa kamu selalu berpikir ingin bertengkar denganku?" tanya T
Last Updated : 2023-06-02 Read more