Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 141 - Chapter 150

884 Chapters

Bab 141

Setelah beberapa saat, telepon pun diangkat."Pak Caleb, aku Anisa Kintara. Pak Caleb masih ingat aku?" sapa Anisa."Anisa Kintara? Tentu saja ingat. Kalau bukan karena kamu, perusahaan tidak mungkin bangkrut. Kamu masih berani meneleponku? Mau pinjam uang, ya? Tidak ada, aku tidak ada uang!" bentak Caleb.Meskipun Caleb merespons dengan ketus, Anisa tetap bersikap tenang. "Pak, aku menghubungimu bukan untuk meminjam uang. Aku hanya ingin tahu apakah Bapak ada rencana untuk mencari pekerjaan baru?""Mencari pekerjaan baru? Sekarang kamu bekerja sebagai personalia?" tanya Caleb."Bukan, aku ingin membangun kembali Kintara Group. Kalau bisa, aku ingin mempekerjakan karyawan-karyawan lama. Asalkan kalian bersedia, aku akan memberikan gaji 2 kali lipat," jawab Anisa.Caleb tercengang mendengarnya."Pak Caleb? Apakah kamu tertarik?" tanya Anisa.Caleb menarik napas panjang, lalu menjawab, "Sepertinya kamu sudah kaya raya. Kamu tahu berapa banyak uang yang harus kamu habiskan untuk membayar
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 142

Sesaat mobil Rolls-Royce melintas, Anisa langsung memeluk William secara spontan dan bergegas membalikkan badan.Setelah mobil itu pergi, William mengangkat kepala dan memperhatikan Anisa yang tampak panik. William curiga, jangan-jangan Anisa mengenal sosok yang ada di dalam mobil itu?William tidak pernah melihat Anisa setakut ini. Perlahan-lahan, William pun penasaran dan tertarik untuk bersekolah di sini.Salah seorang guru memandu Anisa dan William sambil memperkenalkan semua fasilitas yang ada di dalam sekolah.Akademi Akila memang pantas dijuluki sebagai sekolah terbaik di Kota Dome. Tak hanya lingkungan yang bagus, semua guru yang mengajar di sekolah ini juga memiliki sertifikasi internasional.Meskipun agak mahal, Anisa sangat menyukai sekolah ini."Willi, bagaimana menurutmu? Kamu mau coba dulu?" Anisa mengajak William berdiskusi.Kalaupun William menggelengkan kepala, Anisa tidak akan memaksanya. William memang berbeda dengan anak pada umumnya, tetapi Anisa tetap menyayanginy
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 143

Anisa tidak ingin menemui Theo.Sebenarnya Anisa bukan takut karena melihat mobil Rolls-Royce yang melintas di Akademi Akila, tetapi sopir yang mengendarai mobil tersebut.Rolls-Royce yang dilihat pagi ini berbeda dengan Rolls-Royce 4 tahun yang lalu. Lagi pula Theo tidak mungkin menggunakan satu mobil yang sama selama 4 tahun.Namun sopir tersebut .... Sopir tersebut jelas adalah sopirnya Theo.Untuk apa Theo pergi ke Akademi Akila? Apakah dia adalah investor di sekolah tersebut?Kalaupun Theo adalah investor Akademi Akila, dia tidak mungkin turun tangan untuk mengecek operasional sekolah. Theo tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan pekerjaan remeh seperti ini.Jam makan siang.Saat melihat ekspresi Theo yang tampak masam, Eden pun berkata, "Pak Theo, muridnya Profesor Carmen memang banyak. Tapi tenang saja, kita pasti bisa menemukan murid yang dimaksud Profesor.""Anisa sudah kembali." Suara Theo terdengar dingin."Hah?" Eden terkejut. "Dia menghubungimu?""Belum, tapi tidak aka
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 144

Sekitar pukul 2 sore, Anisa menerima kabar dari Caleb bahwa manajer properti ingin menemuinya secara langsung."Anisa, kapan kamu ada waktu? Manajer properti ingin membicarakannya secara tatap muka. Oh iya, siapkan rekening koran selama 3 bulan terakhir. Setelah aku cari tahu, harga gedung di daerah itu berkisar 1 triliun."Anisa terkejut mendengar ucapan Caleb. "Seingat aku, dulu gedung itu dijual dengan harga 500 miliar.""Iya, benar. Tapi selama 2 tahun ini harga properti terus naik. Ditambah lokasi dan letak gedung sangat bagus, wajar saja mahal," Caleb menjelaskan."Baiklah. Em, hari ini aku tidak sempat. Besok saja.""Oke, aku akan mengabari mereka." Caleb menutup telepon dan kembali menghubungi manajer properti.Hari ini Anisa sudah janjian untuk bertemu dengan Sania.Selama beberapa tahun ini, Anisa dan Sania masih berkomunikasi. Walaupun komunikasinya tidak sesering dulu, mereka tetap akrab.Anisa dan Sania bertemu di sebuah restoran barat.Sania datang dengan membawa sebuket
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 145

"Anisa ...." Sania menatap Anisa, lalu menggenggam tangannya dan bertanya dengan serius, "Kamu punya uang sebanyak itu? Seberapa kaya dirimu?""Aku bercita-cita membangun kembali perusahaan ayahku, itu adalah impianku. Em, baru impian, belum tentu bisa terwujud."Sania menggelengkan kepala. "Aku merasa sangat tidak berguna. Dibandingkan dengan kamu, aku dan Vanzoe nggak ada apa-apanya. Anisa, kamu mau jadi keluargaku? Aku punya adik sepupu yang ganteng, loh! Walaupun masih muda, dia orang yang penurut ...."Anisa tertawa pasrah. "Sania, jangan mengada-ada.""Kamu nggak suka yang lebih muda? Yang lebih tua juga ada. Aku punya paman yang berusia 40 tahun. Meskipun umurnya jauh lebih tua, dia kekar dan rajin berolahraga ...." Sania tampak bersemangat.Anisa menghela napas. Semenjak berpisah dengan Theo, Anisa telah kehilangan semua kepercayaan dirinya.Anisa tidak tertarik dan tidak berminat menjalin hubungan dengan pria lain.Setelah makan, Sania menemani Anisa untuk pergi membeli mobil.
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 146

Sesaat melihat Anisa, raut wajah Eden terlihat kaget.Tidak disangka, ternyata Anisa adalah orang yang mau membeli gedung perkantoran Kintara Group?Di saat bersamaan, Anisa pun terkejut melihat kemunculan Eden. Ke-kenapa asistennya Theo ada di sini? Jangan-jangan ....Begitu melihat kedatangan Eden dan manajer properti, Caleb bergegas bangkit berdiri dan menyapa mereka, "Pak Niko, Beliau ...."Niko merupakan manajer properti yang selama ini berhubungan dengan Caleb.Niko memperkenalkan Eden kepada Caleb dan Anisa, "Beliau adalah Pak Eden, asistennya Pak Theo. Beberapa tahun lalu Pak Theo yang membeli gedung perkantoran Kintara Group.""Pak Eden, salam kenal." Caleb mengangguk, lalu menjabat tangan Eden.Eden mengangguk dan menjawab, "Salam kenal.""Oh iya, Beliau adalah Anisa Kintara, putrinya Omar Kintara. Bu Anisa adalah orang yang ingin membeli kembali gedung perusahaan keluarganya," kata Caleb sambil menunjuk Anisa."Bu Anisa baru kembali keluar negeri, Beliau ingin membangun kemb
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bab 147

"Penampilan Anisa masih sama seperti 4 tahun lalu, muda dan cantik. Hanya saja ... sikapnya berubah drastis." Eden mengutarakan perasaannya setelah bertemu Anisa, "Sekarang Anisa jauh lebih tenang dan tegas. Dalam waktu 4 tahun, entah berapa banyak uang yang telah dihasilkannya."Sabai mengeluarkan sebuah dokumen dan berkata, "Aku sudah cari tahu, tiga tahun lalu Anisa dan temannya mendirikan sebuah perusahaan di Negara Hamok. Perusahaannya bernama Asta Technology, khusus memproduksi dan menjual drone."Kemudian Sabai mengerutkan alisnya, lalu melanjutkan, "Sepertinya Anisa menggunakan sistem yang ditinggalkan Omar. Aku dengar sistem tersebut belum sempurna, mungkin Anisa yang menyempurnakannya. Produksi dan penjualan drone mereka sangat bagus.""Anisa yang sekarang sudah bukan Anisa yang lemah dan tak berdaya." Sabai menggelengkan kepala."Sejak dulu, aku tidak pernah merasa Anisa adalah wanita yang lemah. Walaupun tidak punya uang, Anisa punya pandangan sendiri dan keras kepala. Kala
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Bab 148

Pada malam hari.Saat makan malam, Sabrina bertanya kepada Leo, "Bagaimana pertemuanmu dengan Naomi?"Raut wajah Leo tampak masam, dia tidak berani mengangkat kepalanya."Leo, nenekmu lagi bertanya. Hubungan kalian baik-baik saja, 'kan?" tanya ibunya Leo.Leo mengerutkan alis dan terpaksa menjawab, "Awalnya semua baik-baik saja, tapi tiba-tiba ada seorang gadis kecil berusia 4 tahun yang muncul dan memanggilku ayah. Dia berteriak dan menangis, aku juga tidak bisa apa-apa ....""Naomi salah paham sama aku. Dia memblokir nomorku, aku tidak bisa menghubunginya." Leo terlihat sangat kesal.Seketika wajah Marvin dan istrinya pun terlihat masam. Leo adalah satu-satunya harapan mereka. Jika Leo tidak menikah dengan putri konglomerat, mereka tidak akan bisa mempertahankan gaya hidup seperti sekarang.Walaupun Theo hebat dan kaya raya, dia tidak akan membantu Marvin dan keluarganya."Aneh banget? Anak itu sengaja, ya? Kok bisa kebetulan?" Ibunya Leo agak panik."Sepertinya dia tersesat. Mungkin
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Bab 149

"Apakah besok ada waktu?" tanya Anisa begitu panggilannya dijawab."Pagi atau sore?" Suara Theo yang serak masih terdengar memesona."Pagi saja." Anisa sedang berada di dalam pengaruh alkohol sehingga dia menjawab tanpa berpikir panjang. "Ingat, bawa buku nikah dan kartu keluarga. Begitu sepakat, kita langsung urus perceraiannya."Theo tidak menyangka Anisa begitu tergesa-gesa."Anisa, kamu akan menyesal." Theo menggenggam ponselnya dengan erat."Siapa yang akan menyesal?" Ucapan Theo sontak membuat Anisa emosi. "Setelah kita cerai, aku akan membeli kembang api dan menyalakannya 24 jam tanpa henti."Anisa berbicara sambil tertawa terbahak-bahak.Theo mengerutkan alis, dia merasa ada yang janggal saat mendengar tawa Anisa. "Kamu mabuk?"Dulu Anisa tidak meminum setetes pun alkohol, tetapi sekarang dia malah mabuk? Amarah di dalam hati Theo langsung berkobar."Apa pedulimu? Suka-suka aku, memang kamu siapa berhak mengatur aku?" Anisa berteriak dengan arogan.Theo menggertakkan giginya. "
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Bab 150

Di rumahnya Theo.Sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu. Sesaat pintu mobil terbuka, tampak sebuah sosok familier yang beranjak turun.Bibi Wina bergegas menyapa, "Nona Clara, lama tidak berjumpa."Clara tersenyum lembut. "Halo, Bibi Wina. Theo ada di rumah?"Bibi Wina mengangguk. "Setelah menerima telepon dari Nona, Tuan sudah menunggu sejak tadi."Di belakang Clara, terlihat seorang wanita yang mengikutinya."Nara, hati-hati." Clara memapahnya.Nara berusia sekitar 30 tahun, dia tampak elegan dan bermartabat.Setelah keluar dari mobil, Nara melihat ke sekeliling dengan tenang. Entah apa yang sedang dipikirkan wanita ini ....Bibi Wina tidak berani banyak bertanya dan bergegas memandu mereka masuk ke ruang tamu.Sesaat melihat Clara dan Nara, Theo bangkit dari sofa dan menyambut mereka.Pagi ini Clara menelepon Theo, katanya dia berhasil menemukan murid Profesor Carmen.Berita tentang Profesor Carmen yang menelepon Theo sebelum kematiannya telah menyebar ke seluruh penjuru kota.
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
89
DMCA.com Protection Status