Home / Romansa / Bangkitnya Suamiku yang Perkasa / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 131 - Chapter 140

884 Chapters

Bab 131

Kondisi kaki Theo semakin membaik. Dia sudah bisa berjalan dengan menggunakan tongkat.Theo bangkit dari tempat tidur, lalu pergi ke ruang ganti dan memilih pakaian yang hendak dikenakan. Hampir semua pakaiannya berwarna gelap.Theo mengerutkan alis, dia merasa semua busananya terlalu suram. Theo tidak menemukan pakaian yang cocok dan menghubungi Eden."Eden, bawakan pakaian yang berwarna terang," Theo memerintahkan."Baik. Pakaian kasual atau formal?" tanya Eden."Kasual," jawab Theo."Baik, Pak. Akan segera kuantarkan. Oh iya, pihak desainer sudah menyelesaikan gambarnya. Aku akan mengirimkannya ke email Anda. Setelah Anda setuju, mereka akan mulai membuatnya.""Baik," jawab Theo.Setelah menutup telepon Eden, Theo beranjak ke ruang kerja dan membuka laptopnya.Theo sedang mempersiapkan hadiah untuk Anisa.Sesaat membuka email, sebuah gambar desain muncul di layar laptopnya. Desainer merancang sesuai permintaan Theo.Theo merasa Anisa adalah wanita yang polos dan bersih, makanya cinc
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 132

Anisa tidak membantah. Hubungannya dan Theo memang tidak romantis.Selama satu minggu kemarin, Theo dan Anisa hanya berdiam diri di rumah. Mereka tidak jalan-jalan atau melakukan aktivitas di luar.Theo bekerja dan membaca buku, sedangkan Anisa mengerjakan skripsi atau sesekali menemani Theo baca buku.Anisa tidak mengerti buku-buku yang dibaca Theo, Theo juga tidak memahami buku-buku yang dibaca Anisa. Mereka punya dunia masing-masing."Anisa, coba lihat. Kalungku cantik, nggak?" Tiba-tiba Sania menunjukkan kalung yang dikenakan."Bagus. Vanzoe yang kasih?" tanya Anisa."Iya, hadiah tahun baru. Ada namaku ...." Sania menunjuk liontinnya."Sania, kalung kayak gitu bisa dibeli di internet, paling cuma beberapa ratus ribu." Anisa terlihat serius. "Sania, pakai akal sehatmu, jangan mau tertipu."Sania tidak memedulikan nasehat Anisa. "Aku tidak peduli sama harganya. Aku senang selama Vanzoe yang kasih. Kalau dia tidak membuatku berbunga-bunga, aku akan mencampakkannya."Anisa tidak bergem
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 133

Anisa mengikat rambutnya ke belakang. Malam ini dia mengenakan rompi berwarna biru muda yang dipadukan dengan celana jeans panjang.Dia naik ke atas panggung sambil membawa sebuah gitar. Setelah duduk, Anisa mengatur tinggi mikrofon dan kunci nada gitar.Dengan diiringi lampu yang menyorot ke atas panggung, Anisa memainkan gitarnya sambil menyanyi. Suara Anisa terdengar sangat merdu.Anisa sengaja tidak mau menatap ke arah Theo, tetapi dia bisa merasakan tatapan tajam yang tertuju ke arahnya.Agar lebih menghayati, Anisa bernyanyi sambil memejamkan mata.Tiba-tiba lampu di atas panggung menyala dan kelopak bunga yang berwarna-warni turun memenuhi aula.Semua mahasiswa langsung bersorak. Anisa terkejut mendengar teriakan yang memenuhi ruangan, dia pun membuka matanya secara perlahan-lahan.Anisa tercengang melihat kelopak bunga yang berjatuhan. Pihak panitia tidak memberitahunya akan menebarkan kelopak bunga saat pertunjukan berlangsung.Meskipun gugup, Anisa tetap lanjut bernyanyi.Tib
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 134

Anisa pun tegang melihat Theo yang berdiri di sampingnya.Sebenarnya penampilan hari ini membuat Theo tampak lebih muda. Theo pasti kesal karena dikira orang tuanya Anisa."Aku ...." Theo membuka mulutnya."Aku nggak kenal cowok ini." Anisa merangkul lengan Theo dan berkata, "Di luar dingin. Ayo, masuk ke mobil."Di saat bersamaan, Sania juga menarik pergi pria yang menghalangi jalan Anisa.Anisa melirik Sania, tatapannya tampak sangat berterima kasih."Theo, kakimu masih belum sembuh. Jangan kebanyakan jalan," kata Anisa dengan khawatir."Sudah tidak sakit." Theo menatap bunga yang dipegang Anisa, cara bicaranya terdengar canggung. "Hadiahnya ada di dalam.""Hah?" Anisa menatap Theo sampai tertegun. "Kamu kasih aku hadiah? Ta-tapi aku nggak ada menyiapkan hadiah untuk kamu ...."Seketika suasana pun terasa canggung.Theo menyetel sandaran kursi sambil menjawab, "Aku tidak membutuhkan balasan."Suara Theo yang seksi sontak membuat jantung Anisa berdegup kencang. Anisa mengulurkan tanga
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Bab 135

Sabai mengirimkan pesan.[ Suara istrimu sangat bagus. Sayang kalau tidak jadi artis. ]Anisa tidak sengaja membuka dan membaca pesan yang dikirimkan Sabai. Anisa kira ponselnya Theo dikunci, tetapi ternyata tidak.Selain mengirimkan pesan, Sabai juga mengirimkan sebuah video pendek.Video tersebut adalah rekaman penampilan Anisa di acara kampus. Tadi Sania juga mengirimkan rekaman tersebut kepada Anisa. Katanya penampilan Anisa sedang ramai dibicarakan.Anisa menutup pesan tersebut dan bergegas meletakkan ponsel ke tempat semula.Ketika meletakkan ponsel, jari Anisa tidak sengaja menekan folder galeri. Semua foto di dalam galeri pun terpampang di depan matanya.....Ketika Theo keluar dari kamar mandi, Anisa melambaikan tangan dan memanggilnya.Theo meletakkan handuk dan beranjak ke tempat tidur."Tiba-tiba aku jadi tertarik belajar masak. Bagaimana kalau mulai besok biar aku yang menyiapkan makanan untukmu?" tanya Anisa.Theo menatap Anisa dengan keheranan. "Kamu serius?""Em! Tapi a
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 136

Pada sore hari, Theo dan Anisa kembali ke rumah untuk beristirahat.Hari ini Anisa mengajak Theo untuk bergadang, mereka mau melihat kembang api.Theo sudah tidur, sedangkan Anisa masih membuka mata. Anisa memperhatikan wajah Theo, seandainya waktu bisa berhenti sejenak ....Theo bangun sekitar pukul 4, dia tidak menemukan Anisa di sampingnya. Theo bangkit dari tempat tidur, lalu turun untuk mencari Anisa."Kamu sudah bangun?" Anisa sedang menyiapkan makan malam. "Aku mau masak pasta. Kamu suka?"Theo merasa damai setiap melihat Anisa memasak di dapur."Malam ini biar aku yang masak," jawab Theo."Kamu bisa? Boleh, sih. Aku belum pernah mencicipi masakanmu." Anisa tersenyum lebar."Aku tidak pernah masak, tapi aku bisa lihat resep." Theo mengambil celemek dan mengenakannya. "Kamu istirahat saja.""Aku boleh lihat kamu masak?" Kedua mata Anisa tampak berbinar-binar.Theo tidak menolak. Dia mengambil sebuah bangku dan mempersilahkan Anisa duduk.Anisa duduk sambil mengamati Theo yang mem
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 137

"Anisa ...." Theo mengangkat tangan dan mengusap air mata Anisa.Anisa melangkah mundur, suaranya terdengar sangat dingin. "Theo, aku sudah mau pergi."Theo mematung di tempat. Sebelum sempat mencerna ucapannya, Anisa melepaskan cincin yang diberikan dan mengembalikannya. "Ini, aku kembalikan.""Theo, aku menyukaimu, tapi aku nggak bisa seperti ini terus." Anisa mengangkat matanya yang berlinang air mata. "Di laptopmu ada foto wanita itu, di ponselmu juga ada foto wanita itu. Di hatimu cuma ada dia. Kamu memang baik kepadaku, tapi kamu lebih mencintai wanita itu. Aku tidak akan meminta penjelasanmu, aku juga tidak akan memaksamu untuk melupakannya. Kalaupun aku paksa, semua hanya sia-sia.""Kita putus." Anisa tidak sedang berdiskusi, dia sedang memberi tahu.Theo tampak mematung di tempat, tatapannya terlihat tidak percaya. Beberapa detik yang lalu, bukankah mereka baik-baik saja? Kenapa tiba-tiba Anisa minta pisah?Ditambah, akhir-ahir ini Anisa selalu menyiapkan makanan, memberikan p
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 138

Satu minggu kemudian.Kota Dome. Departemen pemasaran Vila Starbay.Anisa sedang memperhatikan contoh denah rumah.Penjual mendekati Anisa dan bertanya, "Nona cari rumah seperti apa? Vila, apartemen, rumah susun?""Vila," jawab Anisa.Kedua mata penjual langsung berbinar-binar. "Kebetulan tinggal 1. Rumah ini sangat luas, sekitar 300 meter persegi. Vila lebih mahal daripada rumah komplek, jadi ....""Kalau aku bayar sekarang, bisa langsung ditempati?" tanya Anisa.Penjual menganggukkan kepala. "Bisa, bisa! Semua rumah yang kami jual sudah dilengkapi perabotan rumah. Anda tinggal langsung menempatinya.""Baik. Berapa harganya?""Semuanya 60 miliar. Walaupun agak mahal, daerah vila ini sangat bagus. Vila-vila di sini sangat laris, hanya tinggal 1 ...," penjual menjelaskan.Anisa melirik ke samping. Maya sedang menggendong Wilona yang tidur.Anisa menarik kembali tatapannya dan berkata, "Aku mau lihat rumah ini."Penjual bergegas membawa Anisa untuk mengunjungi rumah tersebut, sedangkan M
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bab 139

"Anisa, Ibu pergi belanja dulu, ya! Ibu mau membeli perlengkapan rumah dan sayur. Kamu istirahat saja di rumah," Maya berbicara kepada Anisa.Anisa sedang membongkar koper-kopernya. "Bu, hati-hati, ya! Aku lagi membereskan pakaian.""Em, Ibu pergi dulu." Setelah Maya pergi, suasana di rumah langsung terasa sunyi.Setelah selesai beres-beres, Anisa pergi ke kamar anak-anak untuk mengecek kedua anaknya.Wilona sedang tidur, William juga tampak berbaring di sebelahnya.Anisa menutup kembali pintu kamar, lalu menghela napas. Anisa terenyuh setiap mengingat kondisi William.William adalah anak yang sehat, tetapi dia berbeda dengan anak-anak pada umumnya.William tidak suka berbicara, dia juga menjauhi orang asing. Dia sudah berusia 4 tahun, tetapi belum sekolah.Anisa sudah membawanya ke dokter, tubuh dan otaknya tidak ada gangguan. Bahkan kecerdasannya di atas rata-rata.William memiliki gangguan psikologis. Anisa sudah membawanya ke psikolog, hanya saja masih belum ada hasil.Untungnya Wi
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Bab 140

Kedua mata Wilona tampak berbinar-binar. "Ayah ganteng banget."William menutup laptopnya sambil berpikir, apa gunanya ganteng? Pecundang! Dia tidak pantas bersanding dengan Ibu."Kak, kapan kita bisa ketemu Ayah? Apakah Ayah akan senang bertemu kita berdua?" Wilona sangat antusias setiap membayangkan pertemuan dengan ayahnya.Selama 4 tahun ini, Anisa sama sekali tidak pernah membahas tentang Theo di hadapan kedua anaknya.Setiap Wilona bertanya, Anisa selalu mengatakan kalau mereka tidak punya ayah.William berbaring sambil melihat langit-langit. "Tidak."Wilona langsung terlihat sedih. "Kenapa? Kita nggak minta uang, cuma mau ketemu.""Tidur," kata William.Wilona mendengus dingin. "Kak, aku nggak bisa bobo. Aku mau ayah!""Diam!" William sangat kecewa terhadap ayahnya. Dia tidak suka mendengar kata ayah.Wilona langsung menutup mulut. Melihat kakaknya yang kesal, Wilona langsung merangkul lengannya dan berkata, "Kak, maafkan aku. Aku nggak mau bikin Kakak marah. Kalau Kakak nggak s
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
89
DMCA.com Protection Status