Share

Bab 123

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 18:00:00
Anisa kembali ke kamar dengan membawa sebuah kotak medis. Kemudian dia berlutut dia depan Theo dan melepaskan perban yang berlumuran darah.

Setelah perban dilepas, ternyata luka yang dialami Theo jauh lebih buruk daripada yang dibayangkan Anisa.

Sebongkah daging terkelupas hingga menunjukkan urat yang berwarna kemerahan. Rasanya pasti sangat sakit, tetapi Theo sama sekali tidak merintih.

Anisa membersihkan luka tersebut, lalu mengoleskan obat dan menutup kembali lukanya dengan menggunakan perban.

Ketika melihat Anisa yang mengerutkan alis, Theo pun berkata, "Lukanya memang parah, tapi tidak sesakit itu."

Theo berusaha menenangkan Anisa, tetapi Anisa tidak butuh dihibur ....

Anisa mengangkat jarinya dan memencet luka di kaki Theo.

"Ah ...." Theo terkejut, ada yang dilakukan Anisa?

"Nggak sakit, kan?" Anisa memelototi Theo, kedua matanya tampak merah.

Theo memegang kedua bahu Anisa, lalu tersenyum dan berkata, "Tidak sakit."

Theo yakin, Anisa tidak mungkin memukul lukanya. Kalau Theo kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 124

    Sekitar pukul 7 pagi, berita kematian Aida telah menyebar ke seluruh penjuru kota.Aida dikabarkan bunuh diri dengan cara melompat dari jendela hotel.Setelah menelusuri identitas dan informasi keluarga Aida, pihak kepolisian menghubungi Anisa. Omar sudah tidak ada, sedangkan Malia berada di luar negeri. Jadi hanya Anisa yang bisa mengurus mayat Aida.Ketika ponsel berdering, Anisa menjawabnya dengan kondisi setengah sadar. Sesaat mendengar penjelasan polisi, Anisa langsung membuka matanya lebar-lebar.Anisa menepuk pipinya sambil bergumam, "Sakit, kok. Ini bukan mimpi ...."Anisa buru-buru bangun dan bergegas ke hotel tempat Aida bunuh diri....."Bos, dia sendiri yang bunuh diri. Saat kami membuka pintu kamar, dia panik dan melompat dari jendela. Dia pasti ketakutan," kata pengawal.Theo menyeruput kopinya, tatapannya terlihat sangat dingin. "Awasi Leo."Aida dan Leo bersekongkol. Jika Aida ingin membunuh Theo, Leo pasti mengetahui rencana Aida.Tidak peduli apakah Leo atau Aida dala

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 125

    Ketika memikirkan kemungkinan ini, Anisa segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Leo."Halo? Ada apa?" Suara Leo terdengar di ujung telepon."Leo, kamu tahu Aida meninggal?" tanya Anisa."Apa? Meninggal? Kok bisa? Aku nggak tahu, aku lagi di rumah sakit. Tadi malam kami masih telepon, kok ...." Leo terdengar kaget."Kalian nggak bertengkar?" tanya Anisa."Nggak." Leo tidak terdengar seperti orang yang berbohong. Setelah berpikir sejenak, Leo teringat sesuatu dan berkata, "Aku baru ingat, pamanku dan Aida sempat bertengkar waktu makan malam di rumah Nenek. Pamanku bilang hidup Aida nggak akan lama. Sejak saat itu Aida sangat ketakutan ...."Wajah Anisa sontak berubah. "Nggak mungkin! Aku seharian bersama Theo, dia tidak melakukan apa pun."Leo menghela napas. "Anisa, nggak usah marah-marah gitu. Aku cuma memberi tahu semua yang aku tahu. Lagian aku hanya berani kasih tahu ke kamu. Kalau polisi yang tanya, aku nggak mungkin menyeret nama pamanku.""Leo, aku harap kamu tidak ada hub

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 126

    Suasana terasa sangat mencekam. Setiap Theo dan Anisa bersama, sepertinya pertengkaran adalah hal yang sulit dihindari.Theo dan Anisa baru baikan, Bibi Wina tidak mau mereka bertengkar lagi. Tak berapa lama Bibi Wina pun datang sambil membawa sepiring buah. "Nona belum makan, 'kan? Ini makan dulu buahnya. Aku sedang menyiapkan makan malam."Anisa langsung bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Theo. Anisa tidak pergi ke kamar, dia malah berjalan ke arah ruang makan.Theo tidak bisa menebak isi hati Anisa. Kalau Anisa benar-benar marah, dia tidak mungkin berjalan ke ruang makan. Namun kalau dibilang tidak marah, wajahnya terlihat emosi.Anisa belum sarapan maupun makan siang, perutnya sudah kelaparan.Setengah jam kemudian Anisa selesai makan dan pergi ke ruang tamu."Nona, jangan marah, jangan gegabah. Em, Nona mau istirahat dulu?" tanya Bibi Wina.Kepala Anisa terasa sakit, dia mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya."Nona ...." Bibi Wina menghentikan Anisa, lalu berkata dengan can

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 127

    Jika kemarin Theo tertabrak, apakah pelaku akan mendapatkan hukuman yang setimpal?Kalaupun pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal, apakah Theo bisa hidup kembali?Tidak, Theo tidak akan bisa hidup kembali."Theo, aku nggak menyalahkanmu, aku hanya sulit menerimanya ...." Anisa menarik napas panjang, suaranya terdengar lesu."Kamu tidak perlu menerimanya. Kamu hanya perlu tahu, aku tidak akan menyakiti orang yang tidak bersalah.""Em." Anisa mengangguk."Tidurlah." Theo menepuk-nepuk pundak Anisa.Anisa merasa tenang saat berada di dalam dekapan Theo.Sekitar pukul 5 sore, Anisa mendapatkan panggilan dari kantor polisi. Dia langsung bangun dan pergi tanpa berpamitan kepada Theo.Sesampainya di kantor polisi, Anisa melihat Malia yang duduk sambil menangis. Ketika melihat kedatangan Anisa, Malia menatapnya dengan penuh kebencian.Polisi memanggil Malia dan Anisa untuk menjelaskan hasil penyelidikan."Berdasarkan hasil tes DNA, korban adalah Aida Kintara."Malia menangis tersedu-sedu. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 128

    Anisa mengenali mobil tersebut, itu adalah mobilnya Theo.Anisa langsung mengempaskan tangan Malia dan berlari ke arah mobil Theo.Begitu pintu mobil terbuka, pengawalnya Theo turun dan menyeret Malia. Anisa takut pengawal akan memukul Malia, dia menarik tangan pengawal dan berkata, "Jangan!"Anisa menarik lengan pengawal. "Putrinya baru meninggal, dia hanya lagi emosi. Jangan pukul dia ....""Hem, Anisa, ternyata kamu masih tinggal bersama Theo? Hebat juga kamu, aku tidak menyangka kamu pintar menggoda pria." Malia tersenyum dingin.Pengawal mengangkat tangannya dan menampar wajah Malia. "Plak!"Anisa kembali menahan tangan pengawal. "Aku mau bicara sebentar dengannya. Kalian tunggu di mobil."Pengawal memelototi Malia, seolah sedang memperingatinya jangan menyentuh Anisa!Malia ketakutan melihat tatapan pengawal. Aida sudah mati, tetapi Malia harus bertahan hidup untuk membalaskan dendamnya.Setelah pengawal kembali ke mobil, Anisa berkata kepada Malia, "Aku tidak peduli dengan panda

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 129

    "Ini aku, Theo."Anisa membelalak, dia menelepon Maya?"Bu, begini .... Anisa rindu masakanmu, tapi kami tidak bisa ke sana karena kakiku susah jalan. Jadi aku berencana mencari restoran di luar, Ibu bisa datang untuk memasak?" Suara Theo terdengar lembut.Maya menjawab dengan antusias, "Baik, baik. Kirimkan alamatnya, aku langsung ke sana.""Maaf merepotkan." Theo mematikan ponselnya, lalu mengirimkan restoran kepada Maya.Anisa terkejut melihat tindakan Theo. Anisa cuma asal bicara, dia tidak menyangka Theo akan menanggapinya seserius ini."Theo, kamu sudah gila? Kamu menelepon ibuku? Sejak kapan kamu jadi kayak gini?" Anisa tampak berapi-api."Aku tidak pernah menganggap ucapanmu main-main," Theo menjawab dengan serius.Wajah Anisa tampak memerah, dia bahkan bisa mendengar denyut jantungnya sendiri."Terus kalau waktu kita berantem dan aku menyuruhmu melompat, kamu juga mau melompat?" Anisa meninggikan suaranya."Anisa, kenapa kamu selalu berpikir ingin bertengkar denganku?" tanya T

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 130

    Di restoran.Maya menyajikan semua hidangan yang telah disiapkan."Anisa, ke sini bentar." Maya memanggil putrinya.Anisa bangkit berdiri dan menyusul Maya ke toilet."Anisa, kamu bertengkar sama Theo?" tanya Maya."Kok Ibu tahu?" Anisa mengerutkan alis."Ekspresi kalian berdua seperti suami istri yang mau bercerai. Waktu aku dan ayahmu pergi ke kantor catatan sipil, raut wajah kami juga seperti itu." Maya memberikan contoh.Anisa menjawab, "Bukan malah cerai, tapi masalah anak ....""Dia masih ngotot tidak mau punya anak? Alasannya?" tanya Maya."Mungkin karena depresi yang diidapnya. Aku hanya berusaha memberikan pengertian." Anisa menggelengkan kepala."Kasihan ...." Maya menghela napas. "Apa gunanya banyak uang kalau sakit-sakitan. Aku jadi bersyukur dengan kehidupan kita.""Ibu ngomong begini karena nggak tahu berapa banyak uang yang dimiliki." Anisa mendengus dingin, lalu menarik tangan Maya dan berkata, "Bu, terima kasih sudah capek-capek masak.""Sama sekali tidak capek. Seanda

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 131

    Kondisi kaki Theo semakin membaik. Dia sudah bisa berjalan dengan menggunakan tongkat.Theo bangkit dari tempat tidur, lalu pergi ke ruang ganti dan memilih pakaian yang hendak dikenakan. Hampir semua pakaiannya berwarna gelap.Theo mengerutkan alis, dia merasa semua busananya terlalu suram. Theo tidak menemukan pakaian yang cocok dan menghubungi Eden."Eden, bawakan pakaian yang berwarna terang," Theo memerintahkan."Baik. Pakaian kasual atau formal?" tanya Eden."Kasual," jawab Theo."Baik, Pak. Akan segera kuantarkan. Oh iya, pihak desainer sudah menyelesaikan gambarnya. Aku akan mengirimkannya ke email Anda. Setelah Anda setuju, mereka akan mulai membuatnya.""Baik," jawab Theo.Setelah menutup telepon Eden, Theo beranjak ke ruang kerja dan membuka laptopnya.Theo sedang mempersiapkan hadiah untuk Anisa.Sesaat membuka email, sebuah gambar desain muncul di layar laptopnya. Desainer merancang sesuai permintaan Theo.Theo merasa Anisa adalah wanita yang polos dan bersih, makanya cinc

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status