Semua Bab Gairah Berbahaya sang Mafia: Bab 21 - Bab 30

529 Bab

Bab 21 - Kekhawatiran Amora

“Ray, Mama masuk ya.” Amora mengetuk pintu kamar putranya, kemudian ia memutar gagang pintu tersebut dan membukanya. Terlihat sosok Rayden yang sedang duduk meringkuk di atas tempat tidurnya. Wajahnya terbenam di antara kedua lututnya. Amora menghela napas pelan. Ia pun menghampiri putranya tersebut. Duduk di sisi ranjangnya, kemudian mengusap puncak kepalanya dengan lembut. “Ray, masih sakit lukanya?” Perlahan Rayden mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis. Akan tetapi, Amora tetap saja bisa melihat jika putranya itu hanya memaksakan diri untuk tersenyum saja. Ia tahu jika memar di wajah putranya itu masih terasa sakit. “Maafkan Mama yang sudah melibatkanmu dalam masa lalu yang telah Mama perbuat, Ray,” cicit Amora dengan suara yang terdengar pilu. Rayden menggeleng. “Ini tidak sakit kok, Ma. Ray hanya mengantuk saja,” dalihnya berbohong lagi. Amora mengulum senyumnya. Ia menangkup wajah putranya tersebut dan berkata, “Kamu boleh bersandar pada Mama dan menangis, Ray. Mama ak
Baca selengkapnya

Bab 22 - Ingatan yang Terlupakan

“Tuan, ini hasil gambar yang berhasil diperbesar dari tangkapan layar.” Mark menyerahkan telepon genggamnya kepada Regis melalui kaca mobil penumpang yang terbuka. Atasannya itu sedang duduk menunggu hasil pekerjaannya di dalam mobil. Mark masih berdiri di samping pintu mobil untuk menunggu tanggapan dari atasannya tersebut hingga akhirnya Regis hanya berkata, “Masuklah. Bukankah saya masih ada jadwal rapat hari ini?” Mark mengangguk. Ia bergegas duduk di kursi penumpang belakang yang berdampingan dengan atasannya tersebut. Sopir pribadi Regis—Albert Parker segera menjalankan kendaraan tersebut setelah mendapatkan isyarat dari Mark melalui anggukannya. Mark menoleh ke arah tuan mudanya yang sedang menatap layar gawai miliknya dengan penuh lekat. Tanpa menunggu perintah, ia langsung menjelaskan hasil pencariannya tersebut kepada tuan mudanya itu. “Dari hasil CCTV tadi, wanita ini memang keluar dengan terburu-buru. Sepertinya takut akan sesuatu hal.” Bibir Regis terangkat sedikit
Baca selengkapnya

Bab 23 - Tamu VIP

“Maaf ya sudah memintamu datang buru-buru, Amora. Soalnya aku tidak punya waktu. Jam penerbangannya tinggal satu jam lagi.” Mendengar penuturan Biana Curtiz, Amora tersenyum tipis. “Tidak apa-apa, Bia. Kebetulan aku juga memang lagi senggang malam ini. Tadi Nyonya Houston juga bilang aku tidak perlu masuk shift malam ini.” Biana Curtiz adalah rekan kerja Amora di WW Mart. Dia meminta Amora datang ke Restoran Baymoon, tempatnya melakukan magang sebagai pelayan restoran tersebut. Seharusnya malam ini Amora berniat menggantikan waktu kerjanya yang sempat terbengkalai tadi pagi. Akan tetapi, Della Houston—sang manajer mengatakan kepada Amora untuk datang besok pagi saja karena karyawan shift pagi ada yang mengambil cuti. Padahal Amora berharap bisa mendapatkan sedikit uang tambahan dari pekerjaan shift malamnya untuk membayar uang sewa yang belum terkumpul. Ia berpikir akan pulang dengan tangan kosong malam ini. Namun, saat dalam perjalanan pulang, Biana menghubunginya dan memintanya
Baca selengkapnya

Bab 24 - Kerabat Jauh?

“Selamat datang, Nyonya Lysander.” Alvin Jones menyapa salah satu tamunya yang baru saja tiba di depan pintu Restoran Baymoon. Pria itu bergegas menghampiri tamu paruh bayanya itu dengan sikap profesionalnya sebagai seorang manajer restoran. Namun, Amora masih tertegun syok di tempatnya. Bagaimana tidak? Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu kembali dengan sosok yang paling dibencinya setelah dirinya keluar dari kediaman keluarga Lysander! Wanita yang dipanggil dengan sebutan Nyonya Lysander oleh sang manajer tersebut adalah Julia Brown, istri dari paman Amora! Amora masih tidak dapat melupakan bagaimana sikap tantenya itu ketika dirinya diusir oleh kakeknya tujuh tahun yang lalu. Kalimat yang dipenuhi dengan penghinaan dan sindiran pedas yang dilontarkan Julia masih terngiang jelas di dalam ingatannya. “Jangan salahkan siapa pun, Amora. Tapi, salahkan dirimu sendiri yang bodoh dan juga salahkan ibumu yang sudah melahirkanmu ke dunia. Sekarang bukan darahmu saja yang kotor,
Baca selengkapnya

Bab 25 - Pengkhianat

“Maaf saya terlambat. Tadi mobil saya sedikit bermasalah,” ucap seorang wanita muda yang baru saja masuk ke dalam ruangan VIP.“Akhirnya kamu datang juga, Chelsea. Tante dan Nyonya Lorenzo sudah menunggumu sejak tadi,” sahut Julia yang telah beranjak dari tempat duduknya untuk menyambut kedatangannya.Wanita muda berpenampilan stylish dengan dress mini yang memperlihatkan sedikit paha mulusnya dan mantel bulu yang melingkar di lehernya itu segera menghampiri Julia dan memberikan salam dengan saling menempelkan pipi kiri dan kanannya.“Apa mobilmu rusak?” tanya Julia dengan khawatir.“Iya, Tante. Tiba-tiba saja mati mesin tadi. Jadi saya terpaksa mengurusnya dulu,” jawab wanita itu seraya melirik ke arah Nyonya Lorenzo yang sejak tadi memperhatikannya.Julia pun menyadari bahwa ia belum memperkenalkan keduanya. “Nyonya Lorenzo, ini gadis yang mau saya kenalkan kepada Anda. Namanya Chelsea Harrison,” ucapnya kepada wanita duduk di sampingnya itu.Ya, wanita muda yang dikatakannya sebagai
Baca selengkapnya

Bab 26 - Tidak Tertarik

“Mari kita bersulang dulu, Nyonya Lysander.” Liliana mengangkat gelas kristalnya dan mengajak Julia untuk bersulang bersamanya. Ia mulai merasa segan karena sudah membuat kedua tamunya itu menunggu karena putranya masih belum menunjukkan batang hidungnya di dalam ruangan itu. “Maaf kalau putra saya sudah membuat Anda menunggu terlalu lama,” ucap Liliana dengan memaksakan seulas senyuman di wajahnya. Liliana melirik sang suami yang terlihat tenang meskipun melihatnya telah dipermalukan oleh putra tirinya secara tidak langsung melalui keterlambatannya ini. “Tidak apa-apa, Nyonya Lorenzo. Laki-laki sibuk itu sudah biasa. Suami saya juga sering pulang malam karena sibuk dengan pekerjaannya,” ujar Julia dengan penuh pengertian. Padahal Julia mulai merasa tidak tenang. Ia merasa perjodohan yang akan dilakukan kedua belah pihak sulit untuk dilanjutkan, mengingat tuan muda Lorenzo masih juga belum menampakkan dirinya. Julia melirik Chelsea yang mulai terlihat sedikit kesal karena merasa
Baca selengkapnya

Bab 27 - Interaksi Terselubung

“Makanan sudah datang rupanya.” Netra Regis melirik troli yang didorong dua orang juru masak ke dalam ruangan tersebut. Sudut bibirnya menyeringai tipis saat melihat pelayan wanita yang masih berdiri di ambang pintu tersebut. Perhatiannya tertuju pada label nama pada seragam pelayan yang dikenakan wanita itu. ‘Jadi namanya Biana, huh?’ batin Regis seraya mengerutkan keningnya. Nama itu terasa asing di dalam ingatannya, tetapi melihat kewaspadaan yang ditujukan wanita itu padanya, membuat Regis merasa semakin tertarik untuk mengulik lebih jauh tentang wanita itu. Seulas senyuman kembali terbit di bibir pria itu. Ia pun berbalik badan dan melangkah kembali menuju meja perjamuan. “Aroma makanannya ternyata sangat menggugah seleraku,” gumam Regis seraya mengedarkan pandangannya pada hidangan makanan pembuka yang saat ini sedang ditata oleh para koki di atas meja perjamuan. Tanpa mempedulikan pandangan semua orang, Regis mengambil tempat duduk yang kosong di samping ayahnya yang semp
Baca selengkapnya

Bab 28 - Berakhir Sia-sia

Tanpa menaruh curiga sedikit pun terhadap Chelsea, Amora pun meletakkan semangkuk sup tourin di hadapan wanita itu. Namun, baru saja ia menaruhnya, gelas berisi anggur merah di sisi tangannya terjatuh seketika. Sontak, Amora pun bergegas menarik diri dengan cepat karena terkejut. Padahal ia merasa tidak menyenggol gelas tersebut tadi. Sebelum ia sempat menjelaskannya, satu tuduhan telah diberikan Chelsea untuknya. “Ya ampun. Apa kamu tidak bisa berhati-hati?” hardik Chelsea. Amora tersentak. Ia melihat Chelsea telah beranjak dari tempat duduknya karena khawatir, cairan anggur tersebut mengenai pakaian mahal yang dikenakan wanita itu saat ini. Karena suara lantang Chelsea, kini semua pasang mata telah tertuju pada Amora. Melihat keangkuhan yang terlukis samar di wajah sahabatnya itu, Amora tahu bahwa dirinya telah masuk ke dalam jebakan wanita itu. “Tapi, saya tidak—" “Apa kamu ingin mengatakan kalau kamu tidak sengaja? Bagaimana kalau tadi sup panasnya yang tumpah mengenai kulit
Baca selengkapnya

Bab 29 - Tawaran yang Menggiurkan

“Apa kamu tidak tahu siapa tamu penting kita malam ini, Amora?!”Bentakan yang terlontar dari bibir Alvin Jones terdengar memenuhi seluruh sudut ruangan. Untung saja saat ini di dalam ruangan VIP tersebut hanya ada Amora dan pria itu saja.Alvin memang sengaja memintanya masuk ke dalam ruangan yang kosong untuk mempertanyakan hal yang terjadi kepada Amora atas kelalaiannya dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamu penting mereka.Tadi Alvin sudah mendapatkan laporan dari Hannah mengenai hal yang terjadi di dalam ruangan. Bukan kepuasan yang diterima tamu VIP mereka, melainkan kekesalan dan juga kekecewaan.Alvin benar-benar tidak menyangka jika Amora akan melakukan kecerobohan seperti itu. Padahal ia sangat mempercayai kinerja wanita itu setelah beberapa kali ia melihat kemampuan dan ketekunan sahabat Biana tersebut setiap kali Amora bekerja sebagai pelayan pengganti.Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Amora akan mengecewakannya. Kini Alvin benar-benar menyesal telah me
Baca selengkapnya

Bab 30 - Melarikan Diri Lagi!

“Maaf, saya rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan, Tuan Muda Lorenzo.” Amora mencoba untuk tidak tergiur dengan hal yang ditawarkan pria asing itu padanya. Ia mengira pria itu memiliki ketertarikan dengannya. Bukan karena Amora merasa terlalu angkuh, tetapi ia tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan pria aneh yang memiliki kesan yang sangat berbahaya. Selain itu, Amora tidak ingin dianggap sebagai seorang wanita yang terlalu mudah didapatkan dengan uang. Aroma musk yang khas dari tubuh pria itu membuat kening Amora mengernyit. Ia merasa pernah mencium aroma yang sama dari seseorang di masa lalu. Namun, sebelum ia sempat menggali lebih jauh ingatannya, suara pria itu kembali terdengar menggelitik indera pendengarannya. “Seratus dolar untuk lima menit.” Amora tercengang. Nominal tersebut sangat besar untuknya dan bisa memenuhi kekurangan dari uang sewa rumahnya! ‘Sial! Apa sekarang aku harus mempertahankan harga diriku? Aku rasa berbicara saja tidak akan merugikan apa pun,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
53
DMCA.com Protection Status