Mata Jessie bagai telah berakar di tubuh Jules saja. Entah bagaimana Jules bisa melakukannya, bahkan gerakan Jules mengeringkan rambutnya juga terasa sangat amat menggoda.Saat kedua pasang mata saling bertemu, Jessie merasa syok spontan berjongkok untuk bersembunyi. Hatinya seketika terasa semakin panik lagi. Seandainya dipergoki oleh Jules, bukannya Jessie akan dianggap sebagai penguntit?Saat Jessie baru ingin diam-diam merangkak kembali ke kamar. Terdengar suara tirai jendela sebelah terbuka. Kemudian, muncul seseorang di depan balkon. “Jessie.”Punggung Jessie terasa kaku. Dia merasa sangat canggung, ingin sekali melarikan diri. Namun, dia hanya bisa berdiri, lalu menepuk-nepuk jubah mandinya, berlagak melihat ke sisi lain. “Pemandangan malam kota ini bagus juga.”“Memang bagus.” Jules bertanya, “Apa kamu lagi melihat pemandangan malam?”Jessie tertegun sejenak. Dia segera menghindari pandangan Jules. “Tentu saja aku lagi melihat pemandangan malam.”Jules mengiakan. “Pemandanganny
Baca selengkapnya