Jerremy dan Jules langsung melihat ke sisi Jessie. “Siapa yang kekanak-kanakan?”Mereka berdua malah kelihatan sangat kompak sekarang.Jessie pun terdiam membisu.Di sisi lain, Dacia menuruni tangga, lalu pergi ke swalayan terdekat untuk membeli beberapa botol bir dan juga camilan. Saat hendak membayar, terdengar suara orang sedang telepon.“Tenang saja, Tuan Muda Jules dan Nona Muda Jessie lagi liburan di resor ini. Aku sudah mencari tahu alamat penginapan mereka.”“Aku berencana untuk turun tangan dalam beberapa hari ini. Aku pasti tidak akan membiarkan mereka pulang dalam keadaan bernyawa.”Dacia spontan tertegun di tempat. Dia membalikkan kepalanya dengan perlahan. Pria yang berdiri di luar swalayan tampak sedang merokok. Ada dua orang berdiri di sisinya. Salah satu di antaranya memiliki tato di bagian lengan. Sepertinya mereka berdua bukanlah orang yang gampang untuk dihadapi.Target mereka adalah Jessie dan abang sepupunya?Saat Dacia sedang terbengong, tiba-tiba pelayan toko ber
Dacia langsung berlari maju, lalu memeluk Jerremy dari belakang. “Sayangku, dengarkan penjelasanku!” Suara Dacia sangatlah keras.Jerremy pun tertegun di tempat. Dia melirik pandangan pejalan kaki sekitar, lalu segera melepaskan Dacia. “Apa kamu gila?”Dacia tidak berhasil berdiri dengan tegak. Dia pun terjatuh ke lantai. Telapak tangan menggesek ke sisi lantai. Dia merasa kesakitan hingga mengerutkan keningnya. Hanya saja, Dacia ingin memperbesar masalah ini. Jadi, dia juga tidak memedulikan lukanya. “Aku nggak selingkuh di belakang kamu. Kamu mesti percaya sama aku. Dia ….”Dacia menunjuk ke sisi pria itu.Baru saja si pria hendak mengatakan sesuatu, dua orang pria di belakang langsung berbisik kepadanya. Sepertinya mereka membujuk temannya untuk segera meninggalkan tempat, jangan memperbesar masalah, nantinya malah akan merusak misi utama mereka.Si pria meludah, lalu mengikuti langkah kedua temannya untuk pergi.Pejalan kaki juga mulai membubarkan diri. Saat Dacia hendak memungut p
Si ketua geng yang merokok itu mengamati kamar di seberang sana. Lampu di dalam kamar tidak dalam keadaan menyala. Sepertinya tidak ada orang di dalam kamar.Si pria mematikan puntung rokok. “Kamu awasi lantai ini. Setelah mereka kembali, ingat tangkap wanita itu dulu.”Setelah langkah kaki mereka kedengaran menjauh, keringat dingin sudah membasahi pakaian Dacia. Ketika menyadari tangan Jerremy masih menutup mulutnya, Dacia pun mendorongnya dengan perlahan.Jerremy tersadar dari bengongnya, langsung menurunkan tangannya.Dacia bersandar di belakang pintu sembari tersenyum tipis. “Sekarang kamu sudah percaya, ‘kan?”Jerremy tidak berbicara. Tatapannya tertuju pada telapak tangan Dacia yang terluka. Dia langsung menggenggam pergelangan tangan Dacia.Tiba-tiba Dacia menurunkan tangannya. “Kamu lagi ngapain?”Jerremy menatapnya. “Aktingmu cuma begini saja?”Dacia pun tersenyum. “Bukannya tadi kamu bilang aku lagi sandiwara? Aku bahkan sudah mengelabui kakakmu. Sekarang kamu malah bilang ak
Jessie tertegun sejenak, lalu berjalan ke dalam. “Apa ada mata di belakang kepalamu?” Padahal Jessie sudah bersembunyi, masih saja ketahuan.Jules menarik Jessie ke dalam pelukannya. “Bayangan tubuhmu sudah mengkhianatimu.”Jessie sungguh kehabisan kata-kata. Meski Jessie merasa tidak puas, dia juga tidak bisa mengalahkan Jules.“Apa Kak Jerry dan Dacia akan baik-baik saja?”Jules membawa Jessie untuk duduk di sofa, lalu memangkunya. “Dengan tingkat kewaspadaan dan kepintaran Jerry, dia tidak akan mengizinkan dirinya dalam bahaya.”“Emm, tapi ….” Jessie menghentikan ucapannya.Jules menyelipkan rambut Jessie ke belakang telinga. “Target mereka itu kita. Sekarang orang yang lagi dalam bahaya itu aku dan kamu. Apa kamu tidak khawatir dengan diri kamu sendiri?”Jessie menggerakkan bola matanya. “Bukannya ada kamu?”Jules mencium sudut mata Jessie, lalu beralih mencium pipinya. Senyuman merekah di wajahnya. “Iya, selama ada aku, aku akan melindungimu meski harus mengorbankan nyawaku.”Jess
Dacia bertanya, “Kamu nggak menginginkan nyawamu lagi?”Jerremy mendorong Dacia ke samping, lalu membuka jendela, membiarkan angin berembus ke dalam untuk menenangkan dirinya. “Kamu seharusnya merasa beruntung Jules tidak menutup jendela kamarnya.”Dacia duduk di atas ranjang. “Sepertinya kita cuma bisa tinggal di sini malam ini.”Jerremy tidak berbicara.Setelah berdiri beberapa saat, tidak terdengar lagi suara di belakang. Dia membalikkan tubuhnya, lalu tampak Dacia sedang memiringkan tubuhnya tidur di atas ranjang.Jerremy bersandar di samping jendela sembari menatapnya.Pagi harinya, cahaya matahari memancar ke dalam kamar.Setelah Dacia bangun, dia menyadari Jerremy sedang duduk di sofa, lalu menatap layar komputer di atas pahanya dengan penuh konsentrasi. Setelah dilihat-lihat, bukankah itu laptop Dacia?Apa Jerremy ke kamar sebelah di saat Dacia tidur?“Jerry!” Dacia langsung berlari pergi merebut laptopnya.Jerremy menutup laptop, lalu mengangkat kepalanya. Berhubung langkah Da
Jerremy melipat kedua lengannya. “Ternyata kamu punya otak juga.”Dacia terdiam membisu. Kemudian, dia langsung mengatakan, “Memangnya aku itu kamu? Hanya jago bicara saja?”Tiba-tiba suara tawa Jules memecahkan suasana di dalam ruangan. “Tentu saja aku akan baik-baik saja. Target mereka memang kami berdua. Mereka ingin melukai Jessie di hadapanku. Kemudian, sikap ketidakberdayaanku pasti akan membangkitkan rasa emosi Keluarga Fernando.”Jessie adalah kekasih Jules. Jules bahkan tidak sanggup melindungi kekasihnya sendiri. Inilah yang akan menjadi titik kemarahan Keluarga Fernando.Jerremy berjalan ke sisi jendela, lalu menunjukkan wajah seriusnya. “Apa pun hasil akhirnya, sekarang kita hanya perlu mencari tahu siapa dalang di balik permasalahan ini.”Ada dua mobil van berhenti di depan penginapan. Pria yang duduk di dalam mobil sedang merokok. Tatapannya tak berhenti tertuju ke sisi pintu.Sepasang wanita dan pria muda bermasker dan berkacamata hitam menyeret koper berjalan keluar pen
Jules menyuruh Derrick yang menyamar sebagai sopir untuk menyeretnya, lalu mengangkat dagu si pria. “Dengan siapa Tuan Hogan bekerja sama?”Ketua geng langsung mengalihkan pandangannya. “Aku tidak tahu apa maksudmu.”“Tidak masalah. Meskipun kamu tidak mengatakannya, aku juga sudah berhasil menyelidiki orang di balikmu. Kamu bisa membantunya merahasiakan masalah ini lagi.” Ujung bibir Jules melengkung ke atas. “Kalau kamu menyinggungku, aku masih bisa melepaskanmu. Tapi kalau kamu menyinggung Keluarga Fernando, majikanmu juga tidak bisa menyelamatkanmu.”Si ketua geng merasa gemetar. Dia telah menerima uang untuk menjalankan misi. Sekarang misinya telah gagal. Hidup matinya juga masih belum bisa dipastikan. Hanya saja, sepertinya si ketua geng sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi kegagalan. Dia masih saja memilih untuk bungkam.Jules menyadari betapa keras kepala pria di hadapannya ini. Dia pun merasa kagum. “Bagus, kamu memang setia sekali.” Jules melepaskannya, lalu berdiri
Hogan tertawa. “Kamu memang cukup sadis.”Tatapan Hillary terlihat dingin. “Kita tinggal tunggu kabar baik saja.”…Di sebuah sanatorium di kota kecil.Derrick dan dua pengawal berpakaian hitam sedang menunggu di depan pintu. Jules dan Jerremy sedang membahas masalah penting dengan direktur rumah sakit di dalam ruang baca.Terdapat banyak pasien di dalam sanatorium ini, ada yang tua dan bahkan yang muda. Ada yang suka membaca koran, ada yang suka menyendiri, ada juga yang suka mengobrol.Jessie menopang kepalanya sembari duduk di tangga. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini.Dacia berjalan mendekatinya, lalu duduk di sampingnya. “Liburan singkat kali ini sungguh nggak menyenangkan.”Jessie menghela napas. “Siapa sangka akan terjadi masalah seperti ini.” Bohong jika Jessie tidak merasa kecewa.Padahal dengan tidak mudahnya mereka meluangkan waktu untuk liburan, malah terjadi kejadian seperti ini.Jules dan Jerremy berjalan keluar. Jessie langsung berdiri. Kemudian, terdengar sua