Jessie tidak suka mendengar ucapan itu. Padahal Jessie menganggap Jules sebagai kekasihnya, Jules malah menganggap Jessie sebagai putrinya?Dacia melirik sekilas ekspresi murung di wajah Jessie, lalu berkata dengan tersenyum, “Bukannya kita mau pergi berenang? Kita bisa berenang setelah sarapan.”Ketika mengungkit masalah berenang, Jessie kelihatan sangat bersemangat.Di pantai pasir yang luas ini, dapat dilihat para wanita berambut pirang yang sedang mengenakan bikini. Semuanya kelihatan seksi dan montok. Jessie membungkus tubuhnya dengan handuk sembari berjalan keluar kamar ganti. Dia yang tadinya percaya diri itu pun langsung merasa minder ketika melihat lekuk tubuh orang barat itu.“Jessie, kenapa kamu masih berdiri di sini?”Dacia sudah selesai mengganti pakaiannya dan menguncir tinggi rambutnya.Jessie menatap sosok Dacia, lalu tampak dia mengenakan pakaian renang model one-piece, terbuka di bagian punggung. Jika dibandingkan dengan dirinya sendiri, cara berpakaian Dacia boleh d
Jessie berjalan ke sisi pantai sembari mengamati sekeliling. Dalam sekilas mata, dia dapat menemukan sosok Dacia.Dacia sedang bermain papan selancar di atas terjangan ombak. Gerakannya kelihatan sangat lincah. Lantaran terlalu hebat, para pria yang sedang berselancar juga mengajaknya untuk mengobrol. Dia benar-benar tidak kelihatan seperti seorang pemula.Jessie pun terkejut ketika melihatnya. Dia sungguh tidak tahu bahwa Dacia mahir dalam berselancar. Keren sekali!Ombak besar kembali menerjang. Beberapa pria yang sedang memandangi Dacia pun terseret arus.Tiba-tiba, sebuah sosok muncul dari balik ombak. Orang itu mengenakan busana selancar dan juga kacamata selam. Dia berhasil menghindari ombak yang menerjang dengan sempurna.Dacia memandang ke arah orang itu. Dia merasa agak familier dengan sosok itu. Baru saja Dacia melamun sejenak, dia malah diseret oleh arus ombak.“Dacia!” teriak Jessie dengan kaget.Dacia tidak sempat menghindar, alhasil dia pun terseret ke dalam ombak. Dacia
Jules mengusap kepala Jessie. “Itu masalah mereka. Kita cukup menyaksikan pertunjukan saja.”Jessie membalas dengan suara kecil, “Tumben nggak ikut campur?”Jules pun tertawa. Dacia dan Jerremy benar-benar pergi berselancar. Pertandingan kedua orang akan berlangsung sangat lama. Siapa yang tidak terseret ombak, dialah pemenangnya.Awal mula pertandingan, kedua orang berhasil menghindari ombak dengan teknik berselancar masing-masing. Para penonton semakin banyak saja. Saat ini, hanya ada Dacia dan Jerremy saja yang sedang berselancar. Seolah-olah mereka berdua adalah pemilik dari pantai ini saja.Jessie sungguh merasa deg-degan. Di satu sisi adalah kakak kandungnya sendiri. Di sisi lain adalah teman baiknya. Jessie sungguh bingung harus berpihak terhadap siapa.Ombak semakin besar saja. Risiko untuk terseret arus otomatis semakin tinggi.Baru saja Dacia hendak mengubah posenya, tiba-tiba betisnya kram. Pada saat ini, ombak datang menerjang, lalu menyapu Dacia ke dalam ombak.Jessie me
Jerremy dan Jules langsung melihat ke sisi Jessie. “Siapa yang kekanak-kanakan?”Mereka berdua malah kelihatan sangat kompak sekarang.Jessie pun terdiam membisu.Di sisi lain, Dacia menuruni tangga, lalu pergi ke swalayan terdekat untuk membeli beberapa botol bir dan juga camilan. Saat hendak membayar, terdengar suara orang sedang telepon.“Tenang saja, Tuan Muda Jules dan Nona Muda Jessie lagi liburan di resor ini. Aku sudah mencari tahu alamat penginapan mereka.”“Aku berencana untuk turun tangan dalam beberapa hari ini. Aku pasti tidak akan membiarkan mereka pulang dalam keadaan bernyawa.”Dacia spontan tertegun di tempat. Dia membalikkan kepalanya dengan perlahan. Pria yang berdiri di luar swalayan tampak sedang merokok. Ada dua orang berdiri di sisinya. Salah satu di antaranya memiliki tato di bagian lengan. Sepertinya mereka berdua bukanlah orang yang gampang untuk dihadapi.Target mereka adalah Jessie dan abang sepupunya?Saat Dacia sedang terbengong, tiba-tiba pelayan toko ber
Dacia langsung berlari maju, lalu memeluk Jerremy dari belakang. “Sayangku, dengarkan penjelasanku!” Suara Dacia sangatlah keras.Jerremy pun tertegun di tempat. Dia melirik pandangan pejalan kaki sekitar, lalu segera melepaskan Dacia. “Apa kamu gila?”Dacia tidak berhasil berdiri dengan tegak. Dia pun terjatuh ke lantai. Telapak tangan menggesek ke sisi lantai. Dia merasa kesakitan hingga mengerutkan keningnya. Hanya saja, Dacia ingin memperbesar masalah ini. Jadi, dia juga tidak memedulikan lukanya. “Aku nggak selingkuh di belakang kamu. Kamu mesti percaya sama aku. Dia ….”Dacia menunjuk ke sisi pria itu.Baru saja si pria hendak mengatakan sesuatu, dua orang pria di belakang langsung berbisik kepadanya. Sepertinya mereka membujuk temannya untuk segera meninggalkan tempat, jangan memperbesar masalah, nantinya malah akan merusak misi utama mereka.Si pria meludah, lalu mengikuti langkah kedua temannya untuk pergi.Pejalan kaki juga mulai membubarkan diri. Saat Dacia hendak memungut p
Si ketua geng yang merokok itu mengamati kamar di seberang sana. Lampu di dalam kamar tidak dalam keadaan menyala. Sepertinya tidak ada orang di dalam kamar.Si pria mematikan puntung rokok. “Kamu awasi lantai ini. Setelah mereka kembali, ingat tangkap wanita itu dulu.”Setelah langkah kaki mereka kedengaran menjauh, keringat dingin sudah membasahi pakaian Dacia. Ketika menyadari tangan Jerremy masih menutup mulutnya, Dacia pun mendorongnya dengan perlahan.Jerremy tersadar dari bengongnya, langsung menurunkan tangannya.Dacia bersandar di belakang pintu sembari tersenyum tipis. “Sekarang kamu sudah percaya, ‘kan?”Jerremy tidak berbicara. Tatapannya tertuju pada telapak tangan Dacia yang terluka. Dia langsung menggenggam pergelangan tangan Dacia.Tiba-tiba Dacia menurunkan tangannya. “Kamu lagi ngapain?”Jerremy menatapnya. “Aktingmu cuma begini saja?”Dacia pun tersenyum. “Bukannya tadi kamu bilang aku lagi sandiwara? Aku bahkan sudah mengelabui kakakmu. Sekarang kamu malah bilang ak
Jessie tertegun sejenak, lalu berjalan ke dalam. “Apa ada mata di belakang kepalamu?” Padahal Jessie sudah bersembunyi, masih saja ketahuan.Jules menarik Jessie ke dalam pelukannya. “Bayangan tubuhmu sudah mengkhianatimu.”Jessie sungguh kehabisan kata-kata. Meski Jessie merasa tidak puas, dia juga tidak bisa mengalahkan Jules.“Apa Kak Jerry dan Dacia akan baik-baik saja?”Jules membawa Jessie untuk duduk di sofa, lalu memangkunya. “Dengan tingkat kewaspadaan dan kepintaran Jerry, dia tidak akan mengizinkan dirinya dalam bahaya.”“Emm, tapi ….” Jessie menghentikan ucapannya.Jules menyelipkan rambut Jessie ke belakang telinga. “Target mereka itu kita. Sekarang orang yang lagi dalam bahaya itu aku dan kamu. Apa kamu tidak khawatir dengan diri kamu sendiri?”Jessie menggerakkan bola matanya. “Bukannya ada kamu?”Jules mencium sudut mata Jessie, lalu beralih mencium pipinya. Senyuman merekah di wajahnya. “Iya, selama ada aku, aku akan melindungimu meski harus mengorbankan nyawaku.”Jess
Dacia bertanya, “Kamu nggak menginginkan nyawamu lagi?”Jerremy mendorong Dacia ke samping, lalu membuka jendela, membiarkan angin berembus ke dalam untuk menenangkan dirinya. “Kamu seharusnya merasa beruntung Jules tidak menutup jendela kamarnya.”Dacia duduk di atas ranjang. “Sepertinya kita cuma bisa tinggal di sini malam ini.”Jerremy tidak berbicara.Setelah berdiri beberapa saat, tidak terdengar lagi suara di belakang. Dia membalikkan tubuhnya, lalu tampak Dacia sedang memiringkan tubuhnya tidur di atas ranjang.Jerremy bersandar di samping jendela sembari menatapnya.Pagi harinya, cahaya matahari memancar ke dalam kamar.Setelah Dacia bangun, dia menyadari Jerremy sedang duduk di sofa, lalu menatap layar komputer di atas pahanya dengan penuh konsentrasi. Setelah dilihat-lihat, bukankah itu laptop Dacia?Apa Jerremy ke kamar sebelah di saat Dacia tidur?“Jerry!” Dacia langsung berlari pergi merebut laptopnya.Jerremy menutup laptop, lalu mengangkat kepalanya. Berhubung langkah Da
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di
Pengawal berjalan mendekati Jessie.Miya pun menjerit, “Tolong!”Pengawal dari Vila Laguna kedengaran suara Miya. Mereka menyadari sepertinya telah terjadi sesuatu, mereka pun berlari dengan buru-buru. Pengawal yang dibawa mereka lebih banyak daripada pengawal Sissae.Miya menunjuk ke sisi Sissae. “Wanita itu mau menggebuki Bos. Apa yang harus kita lakukan?”Sissae tidak menyangka mereka akan membawa pengawal sebanyak ini. Dia menggertakkan giginya. Masih terdengar rasa arogan di dalam ucapannya. “Memangnya kenapa kalau aku suruh anggotaku untuk memukul kalian? Memangnya anggotamu berani untuk menyentuhku? Aku itu putri dari Keluarga Taylor. Kalau kalian menyinggungku, aku akan membuat kalian tidak betah untuk tinggal di Negara Hyugana lagi.”Jessie tertawa sembari melihat ke sisi pengawal. “Turun tangan.”Sepertinya pengawal tidak merasa Sissae sulit untuk dihadapi. Mereka benar-benar ingin turun tangan terhadap anggotanya. Pengawal yang direkrut Jules cukup profesional. Dengan gampan
Hanya saja, Jessie yakin Jules bisa menyelesaikannya dengan baik.Setelah berjalan ke dalam ruang pemeriksaan kandungan, Jessie menoleh untuk berkata kepada Miya, “Kamu tunggu di luar saja.”Miya mengangguk, lalu melihatnya memasuki ruangan.Miya sedang berjalan mondar-mandir di koridor. Sekitar 15 menit kemudian, dia melihat Jessie berjalan keluar ruangan. Miya segera mendekatinya. “Bagaimana?”Jessie menyerahkan hasil USG kepadanya. Miya melihatnya dan merasa kaget. “Astaga! Anak kembar?”Jessie mengisyaratkan Miya untuk diam. “Kamu bantu aku rahasiakan masalah ini dulu, ya. Jangan sampai semua orang tahu masalah anakku masih ada di dalam kandunganku.”Sebelumnya, Jules mengabarkan ke publik bahwa Wika dan Sissae mencelakai Jessie hingga keguguran. Tentu saja Jules melakukannya karena pemikirannya sendiri. Semua dilakukan juga demi anak di dalam kandungan. Jadi, tentu saja Jessie mesti bekerja sama untuk bersandiwara.Miya menutup mulutnya sembari mengangguk. “Aku mengerti.”Baru sa
Awalnya, Reyhan berpikir bahwa dengan kematian Wrenka, semua hal yang pernah dilakukan atas perintah putrinya akan lenyap tanpa bukti. Sementara, saat Jules memblokir berita tersebut, orang-orang yang mereka atur sudah lebih dulu meninggalkan penjara. Namun, jika masalah ini dipublikasikan dan menarik perhatian internal penjara, mereka pasti akan melakukan penyelidikan, situasi akan jauh lebih merepotkan. Pengurus rumah terbengong. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Reyhan duduk dengan raut muram. “Terpaksa dilenyapkan.”Kaki pengurus rumah terasa lemas. Dia sungguh bingung harus berbuat apa. “Tuan, tapi dia itu ….”Reyhan tidak memberi pengurus rumah kesempatan untuk berbicara. “Kalau dia mati, kamu pun mesti mati. Apa kamu mengerti?”Saat ini, pengurus rumah merasa lehernya bagai dicekik saja. Dia tidak bersuara sama sekali.Langit di luar sana sudah semakin menggelap. Lampu di dalam ruang baca Vila Laguna masih menyala. Derric
Wartawan mulai membubarkan diri. Filbert mengikuti langkah Jules berjalan ke dalam aula. “Kak Jules, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Wika sudah mati?”Filbert tidak mengetahui masalah ini.Jules berhenti di depan lift, lalu mengiakan. “Dia sudah mati.”Akhirnya Filbert paham. “Jadi, ada orang yang sengaja menyuruh wartawan itu kemari untuk mencelakaimu? Siapa yang tidak punya otak. Bukannya dia sudah memicu rasa curiga?”Jules telah memblokir informasi ini. Lagi pula, hanya orang-orang di penjara dan pusat laboratorium forensik yang mengetahui masalah ini. Begitu informasi terbongkar, itu berarti ada “masalah” dengan internal dua pihak itu?Jules menatap Filbert sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu memang pintar.”“Sudah lama aku bersamamu. Apa mungkin aku tidak pintar?” Filbert tersenyum cengengesan.Jules mengangguk. “Tidak ada yang memicu rasa curiga. Semua ini skenarioku.”Kali ini, Filbert tidak tersenyum lagi. Dia mengikuti langkah Jules untuk memasuki lift. “Kamu tidak bercan