Jessie spontan tertawa.Ujung bibir Jerry berkedut. “Dia memang mata duitan.”Bos dari pasar burung berjalan menghampiri mereka, lalu berkata dengan tersenyum, “Hai bos kecil, apa kalian menyukai Duit-ku?”“Namanya Duit?”Jujur saja, nama itu cukup kampungan!Bos itu pun tersenyum. “Iya, bukannya tadi ia sudah memperkenalkan dirinya kepada kalian? Namanya Duit.”Ujung bibir Jessie dan Jerry berkedut.Jessie berjalan ke sisi burung beo, lalu tersenyum sembari melambaikan tangannya. “Duit, apa kabar?”Burung beo mengepakkan sayapnya. “Duit baik sekali.”Jessie pun tertawa. Dia menoleh menatap sang bos. “Duit jago ngomong, ya?”“Tentu saja, Duit pintar sekali. Asalkan kamu mengajarinya, ia pasti bisa.”Jessie merasa sangat ajaib. Dia melihat burung beo itu. “Selamat ulang tahun, Kakek.”Burung beo memiringkan kepalanya. “Selamat ulang tahun, Kakek.”Jessie pun tertawa, lalu berlari ke sisi Jerry untuk menggandeng tangannya. “Kak Jerry, aku mau beli burung ini.”Jerry mengangguk, lalu meli
Read more