Home / CEO / Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu / Chapter 1481 - Chapter 1490

All Chapters of Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu: Chapter 1481 - Chapter 1490

2316 Chapters

Bab 1481

Giselle merasa bingung. Dia mengambil piring buah dan teh ke lantai atas. Kebetulan tampak Gilbert dan Emir berjalan keluar ruang baca. Dia pun tertegun sejenak. “Dari tadi kalian di ruang baca?”Gilbert mengangguk.Emir menatapnya. “Aku lagi bahas sesuatu dengan Gilbert di ruang baca. Ada apa?”“Tadi aku suruh Melia antarin buah dan minuman ke atas. Tapi dia bilang dia tidak menemukan kalian di di ruang baca ….”Raut wajah Emir spontan berubah. Dia langsung bertukar pandang dengan Gilbert. Sepertinya, Melia sudah mendengarnya.Di sisi lain, Melia sedang duduk sendirian di kolam halaman belakang. Langit sudah gelap. Lampu di halaman sudah menyala.Gilbert mengikuti pelayan berjalan ke halaman belakang. Pelayan mengatakan sesuatu, lalu berpamitan. Dia berjalan ke sisi Melia. Melia sedang melempar kerikil di tangan ke dalam kolam.Saat mendengar adanya suara langkah kaki, Melia pun tertegun. Tanpa menoleh, dia berkata, “Aku tahu apa yang ingin kamu katakan. Tapi nggak apa-apa. Aku juga n
Read more

Bab 1482

“Melia, perasaan bisa dipupuk. Setidaknya ucapanku itu serius, tidak ada hubungannya dengan utang budi.” Angin malam mengembus kerah pakaiannya. Tatapan Gilbert masih terlihat panas. “Kalau aku hanya ingin menebusmu, aku punya banyak cara untuk menebusmu, tidak mesti menggunakan cara ini.”Melia masih tertegun di tempat. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Apa kamu menyukaiku? Meski hanya sedikit saja.”Gilbert menunduk untuk menatap Melia. “Setidaknya aku tidak merasa risi dan tidak membencimu.”Kali ini Melia tidak berbicara lagi.Gilbert mengangkat tangan mengusap pipi Melia. Melia terdiam di tempat. Detak jantungnya berdetak semakin kencang lagi. Dia menunduk, tidak berani bergerak.Telapak tangan Gilbert sangatlah kasar. Tangan kasar itu meraba-raba di wajah Gilbert, lalu meraba ujung bibirnya.Gilbert mendekat dengan perlahan. Tangan di sisi tubuh Melia dikepal erat. Dia pun menahan napasnya.Saat Gilbert mendekati bibirnya, tetiba dia berhenti, lalu beralih mengecup keni
Read more

Bab 1483

Moris juga merasa lega. “Untung saja dia tidak satu komplotan dengan Pak Suryadi.”Jika tidak, Grup Boga akan semakin semena-mena lagi.Tak lama kemudian, Moris pun meninggalkan ruangan.Javier menuang minuman dengan perlahan. “Sekarang Grup Boga diambil alih dia?”Roger menggeleng. “Bukan, Gilbert hanya mengambil sebagian sahamnya saja. Dia tidak mengambil alih Grup Boga. Dia malah menyerahkan Grup Boga kepada Bu Larissa.”Javier meletakkan cangkir teh ke depan mulut. Gilbert menyerahkan Grup Boga kepada mantan istri Suryadi. Sepertinya Larissa bisa mengetahui masalah penggelapan dana Suryadi juga karena diberi tahu Gilbert.Gilbert tidak turun tangan sendiri. Dia malah bersembunyi di belakang mengalihkan pandangan Suryadi, lalu memanfaatkan Larissa. Seandainya Gilbert adalah musuh, dia adalah tokoh yang tidak gampang untuk dihadapi.Pada saat ini, di Grup Boga.Gilbert dan Larissa sedang duduk di dalam ruang kerja sembari mencicipi teh dan mengobrol. Dia tidak begitu menyukai anak ha
Read more

Bab 1484

Dua bulan dihabiskan demi menemukan petunjuk. Gilbert lebih memahami ibunya daripada polisi lain. Ibunya bisa mati juga karena ketamakannya. Dia ingin memiliki kedudukan yang lebih tinggi dengan mengancam keuntungan pihak lawan. Itulah sebabnya nasibnya bisa berakhir seperti ini.Gilbert menyesap teh dengan perlahan. “Semuanya sudah berlalu.” Dia sendiri juga tidak bersedih atas kematian ibunya. Meskipun ada yang mengungkit masalah itu, dia juga sudah tidak peduli lagi.Larissa menatap Gilbert. Dia juga memiliki anak sendiri. Tidak mungkin dia tidak sakit hati dengan apa yang dialami Gilbert. “Kamu bisa memiliki ibu seperti itu juga bukan salahmu.”Gilbert tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Apa kamu lagi menghiburku?”“Aku bukan lagi menghiburmu. Aku sangat membedakan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Aku memang memiliki konflik dengan ibumu, tapi tidak berarti aku akan mengalihkannya ke dirimu.”Larissa berkata dengan datar, “Ibumu juga memanfaatkan anaknya sendiri, dia memang t
Read more

Bab 1485

Melia mengatakan, “Nggak apa-apa, sayang kalau dibuang.”Gilbert berjalan ke dalam ruang kerjanya. Dia yang biasanya tidak suka mengenakan pakaian formal langsung melepaskan jasnya, lalu melonggarkan dasinya.Melia mengambil cangkir kopi mengikuti langkah Gilbert. Begitu mengangkat kepala, tampak kemeja putih tipis Gilbert melekat erat di dadanya. Dadanya naik turun seiring napasnya. Dapat diketahui bahwa Gilbert sering berolahraga sebelumnya.Wajar saja, namanya Gilbert pernah menjadi mata-mata, apalagi tamatan akademi kepolisian. Dia pernah mengikuti pelatihan dalam waktu lama.Saat Gilbert mengganti pakaiannya waktu itu, Melia juga pernah sekali memergokinya. Ototnya tidak tergolong berlebihan, tetapi lekuk tubuhnya sangatlah indah.Ketika di perusahaan, Melia pernah mendengar para karyawan wanita membahas soal otot perut. Sepertinya semua wanita suka lelaki dengan otot di bagian perutnya, soalnya kelihatan sangat seksi.Tatapan Melia spontan beralih ke bagian bawah. Dia kepikiran s
Read more

Bab 1486

“Tapi aku tidak suruh kamu menilai sesuatu dengan firasatmu. Kamu tidak memahamiku, apalagi aku juga tidak melakukan hal yang bisa kamu percayai, gimana kamu bisa percaya sama aku?”Melia menarik napas dalam-dalam. “Apa kamu pernah membiarkanku untuk memahamimu?”Gilbert menatap Melia. “Sekarang juga belum terlambat.”Melia tertegun sejenak. Memahami Gilbert mulai sekarang? Hanya saja, apa yang perlu Melia pahami? Melia merasa ragu. “Apa kamu akan menjawab semua pertanyaanku?”Gilbert terdiam. “Tergantung sikon.”“Kamu lagi main-main sama aku? Ya sudah, aku pergi dulu.” Seolah-olah Melia tidak memiliki temperamen saja. Dia meletakkan cangkirnya, berdiri hendak berjalan pergi.Tangan Gilbert merangkul pinggang Melia dengan perlahan. Dia bisa merasakan hawa panas dari pinggang Melia.Kedua tangan Melia menopang dada Gilbert. Detak jantung Melia tak berhenti berdegup. Telapak tangannya juga semakin panas saja.Sepertinya Melia tidak berani untuk mengangkat kepala untuk menatapnya. Gilbert
Read more

Bab 1487

Jessie spontan tertawa.Ujung bibir Jerry berkedut. “Dia memang mata duitan.”Bos dari pasar burung berjalan menghampiri mereka, lalu berkata dengan tersenyum, “Hai bos kecil, apa kalian menyukai Duit-ku?”“Namanya Duit?”Jujur saja, nama itu cukup kampungan!Bos itu pun tersenyum. “Iya, bukannya tadi ia sudah memperkenalkan dirinya kepada kalian? Namanya Duit.”Ujung bibir Jessie dan Jerry berkedut.Jessie berjalan ke sisi burung beo, lalu tersenyum sembari melambaikan tangannya. “Duit, apa kabar?”Burung beo mengepakkan sayapnya. “Duit baik sekali.”Jessie pun tertawa. Dia menoleh menatap sang bos. “Duit jago ngomong, ya?”“Tentu saja, Duit pintar sekali. Asalkan kamu mengajarinya, ia pasti bisa.”Jessie merasa sangat ajaib. Dia melihat burung beo itu. “Selamat ulang tahun, Kakek.”Burung beo memiringkan kepalanya. “Selamat ulang tahun, Kakek.”Jessie pun tertawa, lalu berlari ke sisi Jerry untuk menggandeng tangannya. “Kak Jerry, aku mau beli burung ini.”Jerry mengangguk, lalu meli
Read more

Bab 1488

Seandainya wanita yang dipasangkan kepada Hiro adalah wanita yang dia sukai, semuanya juga bukanlah masalah bagi Hiro.Julie mendekatinya, lalu bertanya, “Sepertinya identitas gadis itu nggak sederhana?”Hiro menggerakkan sedikit bibirnya. “Dia putri dari Pak Javier Fernando.”“Putrinya Pak Javier?” Julie seolah-olah kepikiran sesuatu. Raut wajahnya seketika menjadi muram. Dia spontan memaki, “Sial!”Bukannya dia memiliki hubungan saudara dengan Keluarga Ozara?Di vila Javier.Setelah burung beo dibawa pulang ke rumah, kepala Javier terasa sangat sakit lantaran terlalu cerewet. Dia menekan-nekan hidungnya. “Ulang tahun kakek kalian besok malam. Kenapa kalian belinya secepat ini? Apa kalian tidak merasa sakit kepala?”“Cuma Ayah saja yang merasa sakit kepala. Aku merasa baik-baik saja. Oh, ya, Duit.”Burung beo terbang di dalam sangkar. “Duit tidak sakit kepala! Tidak sakit kepala!”Jessie pun tertawa.Saat ini, Claire berjalan menuruni tangga. Dia berkata dengan tersenyum, “Duit? Bagus
Read more

Bab 1489

Tatapan Melia sesekali melirik ke sisi Gilbert. Tampak dia melepaskan dua kancing kemejanya, lalu menurunkan jendela mobil. Angin malam berembus mengacaukan rambut hitamnya. Gilbert sedang menahan dirinya.Melia menggigit bibirnya. “Apa kamu nggak tertarik sama aku?”Gilbert tertegun sejenak, lalu memalingkan kepala menatapnya. “Apa maksudmu?”Melia menunjuk. Dia merasa dirinya tidak perlu berpura-pura lagi. Dia juga bukan gadis muda lagi.“Kamu menciumku karena ingin memastikan hubungan kita. Tapi kalau kamu nggak tertarik sama aku, kita nggak usah menikah saja. Karena aku nggak bisa tidur satu ranjang sama suamiku tanpa melakukan apa-apa.”Melia tidak menatap Gilbert sama sekali. Sepertinya dia terlalu buru-buru?Gilbert terdiam beberapa saat, lalu tertawa. Di dalam mobil yang hening ini, suara tawa Gilbert terdengar sangat jelas.Melia memalingkan kepala memelototinya. “Apa yang lagi kamu tertawakan?”Gilbert masih tersenyum. “Maksudmu tertarik dalam hal itu?” Sambil berbicara, tata
Read more

Bab 1490

Sebenarnya Gilbert tidak ingin menyusahkan Cherry. Namun saat Gilbert menjalankan suatu misi, kakak tirinya Cherry, Karen, juga ada di tempat. Karen memberitahunya Cherry dibawa pergi orang-orang.Waktu itu Gilbert takut Cherry akan terseret dalam masalah. Dia pun berlari pergi menggeledah satu klub. Namun saat di ruangan VIP itu, Gilbert tidak masuk untuk mencari tahu siapa sebenarnya wanita yang dimabukkan itu.Karen berlagak mengetahui keberadaan Cherry, memanggil Gilbert untuk pergi. Siapa sangka dia melewatkan kesempatan untuk menyelamatkan kesucian Cherry.Lantaran kelewatan kesempatan itu, Gilbert pun ditakdirkan untuk tidak bisa bersama dengan Cherry. Kesalahan itu tidak bisa ditebus lagi.Gara-gara kelalaian Gilbert, Cherry pun menerima penderitaan yang tidak seharusnya diterimanya. Jadi, apa Gilbert berhak untuk mencintainya?Melia merasa syok. Dia dapat melihat ekspresi sakit dan bersalah dari wajah Gilbert. Dia spontan memegang punggung tangan dingin Gilbert. “Semua itu jug
Read more
PREV
1
...
147148149150151
...
232
DMCA.com Protection Status