“Melia, perasaan bisa dipupuk. Setidaknya ucapanku itu serius, tidak ada hubungannya dengan utang budi.” Angin malam mengembus kerah pakaiannya. Tatapan Gilbert masih terlihat panas. “Kalau aku hanya ingin menebusmu, aku punya banyak cara untuk menebusmu, tidak mesti menggunakan cara ini.”Melia masih tertegun di tempat. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Apa kamu menyukaiku? Meski hanya sedikit saja.”Gilbert menunduk untuk menatap Melia. “Setidaknya aku tidak merasa risi dan tidak membencimu.”Kali ini Melia tidak berbicara lagi.Gilbert mengangkat tangan mengusap pipi Melia. Melia terdiam di tempat. Detak jantungnya berdetak semakin kencang lagi. Dia menunduk, tidak berani bergerak.Telapak tangan Gilbert sangatlah kasar. Tangan kasar itu meraba-raba di wajah Gilbert, lalu meraba ujung bibirnya.Gilbert mendekat dengan perlahan. Tangan di sisi tubuh Melia dikepal erat. Dia pun menahan napasnya.Saat Gilbert mendekati bibirnya, tetiba dia berhenti, lalu beralih mengecup keni
Moris juga merasa lega. “Untung saja dia tidak satu komplotan dengan Pak Suryadi.”Jika tidak, Grup Boga akan semakin semena-mena lagi.Tak lama kemudian, Moris pun meninggalkan ruangan.Javier menuang minuman dengan perlahan. “Sekarang Grup Boga diambil alih dia?”Roger menggeleng. “Bukan, Gilbert hanya mengambil sebagian sahamnya saja. Dia tidak mengambil alih Grup Boga. Dia malah menyerahkan Grup Boga kepada Bu Larissa.”Javier meletakkan cangkir teh ke depan mulut. Gilbert menyerahkan Grup Boga kepada mantan istri Suryadi. Sepertinya Larissa bisa mengetahui masalah penggelapan dana Suryadi juga karena diberi tahu Gilbert.Gilbert tidak turun tangan sendiri. Dia malah bersembunyi di belakang mengalihkan pandangan Suryadi, lalu memanfaatkan Larissa. Seandainya Gilbert adalah musuh, dia adalah tokoh yang tidak gampang untuk dihadapi.Pada saat ini, di Grup Boga.Gilbert dan Larissa sedang duduk di dalam ruang kerja sembari mencicipi teh dan mengobrol. Dia tidak begitu menyukai anak ha
Dua bulan dihabiskan demi menemukan petunjuk. Gilbert lebih memahami ibunya daripada polisi lain. Ibunya bisa mati juga karena ketamakannya. Dia ingin memiliki kedudukan yang lebih tinggi dengan mengancam keuntungan pihak lawan. Itulah sebabnya nasibnya bisa berakhir seperti ini.Gilbert menyesap teh dengan perlahan. “Semuanya sudah berlalu.” Dia sendiri juga tidak bersedih atas kematian ibunya. Meskipun ada yang mengungkit masalah itu, dia juga sudah tidak peduli lagi.Larissa menatap Gilbert. Dia juga memiliki anak sendiri. Tidak mungkin dia tidak sakit hati dengan apa yang dialami Gilbert. “Kamu bisa memiliki ibu seperti itu juga bukan salahmu.”Gilbert tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Apa kamu lagi menghiburku?”“Aku bukan lagi menghiburmu. Aku sangat membedakan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Aku memang memiliki konflik dengan ibumu, tapi tidak berarti aku akan mengalihkannya ke dirimu.”Larissa berkata dengan datar, “Ibumu juga memanfaatkan anaknya sendiri, dia memang t
Melia mengatakan, “Nggak apa-apa, sayang kalau dibuang.”Gilbert berjalan ke dalam ruang kerjanya. Dia yang biasanya tidak suka mengenakan pakaian formal langsung melepaskan jasnya, lalu melonggarkan dasinya.Melia mengambil cangkir kopi mengikuti langkah Gilbert. Begitu mengangkat kepala, tampak kemeja putih tipis Gilbert melekat erat di dadanya. Dadanya naik turun seiring napasnya. Dapat diketahui bahwa Gilbert sering berolahraga sebelumnya.Wajar saja, namanya Gilbert pernah menjadi mata-mata, apalagi tamatan akademi kepolisian. Dia pernah mengikuti pelatihan dalam waktu lama.Saat Gilbert mengganti pakaiannya waktu itu, Melia juga pernah sekali memergokinya. Ototnya tidak tergolong berlebihan, tetapi lekuk tubuhnya sangatlah indah.Ketika di perusahaan, Melia pernah mendengar para karyawan wanita membahas soal otot perut. Sepertinya semua wanita suka lelaki dengan otot di bagian perutnya, soalnya kelihatan sangat seksi.Tatapan Melia spontan beralih ke bagian bawah. Dia kepikiran s
“Tapi aku tidak suruh kamu menilai sesuatu dengan firasatmu. Kamu tidak memahamiku, apalagi aku juga tidak melakukan hal yang bisa kamu percayai, gimana kamu bisa percaya sama aku?”Melia menarik napas dalam-dalam. “Apa kamu pernah membiarkanku untuk memahamimu?”Gilbert menatap Melia. “Sekarang juga belum terlambat.”Melia tertegun sejenak. Memahami Gilbert mulai sekarang? Hanya saja, apa yang perlu Melia pahami? Melia merasa ragu. “Apa kamu akan menjawab semua pertanyaanku?”Gilbert terdiam. “Tergantung sikon.”“Kamu lagi main-main sama aku? Ya sudah, aku pergi dulu.” Seolah-olah Melia tidak memiliki temperamen saja. Dia meletakkan cangkirnya, berdiri hendak berjalan pergi.Tangan Gilbert merangkul pinggang Melia dengan perlahan. Dia bisa merasakan hawa panas dari pinggang Melia.Kedua tangan Melia menopang dada Gilbert. Detak jantung Melia tak berhenti berdegup. Telapak tangannya juga semakin panas saja.Sepertinya Melia tidak berani untuk mengangkat kepala untuk menatapnya. Gilbert
Jessie spontan tertawa.Ujung bibir Jerry berkedut. “Dia memang mata duitan.”Bos dari pasar burung berjalan menghampiri mereka, lalu berkata dengan tersenyum, “Hai bos kecil, apa kalian menyukai Duit-ku?”“Namanya Duit?”Jujur saja, nama itu cukup kampungan!Bos itu pun tersenyum. “Iya, bukannya tadi ia sudah memperkenalkan dirinya kepada kalian? Namanya Duit.”Ujung bibir Jessie dan Jerry berkedut.Jessie berjalan ke sisi burung beo, lalu tersenyum sembari melambaikan tangannya. “Duit, apa kabar?”Burung beo mengepakkan sayapnya. “Duit baik sekali.”Jessie pun tertawa. Dia menoleh menatap sang bos. “Duit jago ngomong, ya?”“Tentu saja, Duit pintar sekali. Asalkan kamu mengajarinya, ia pasti bisa.”Jessie merasa sangat ajaib. Dia melihat burung beo itu. “Selamat ulang tahun, Kakek.”Burung beo memiringkan kepalanya. “Selamat ulang tahun, Kakek.”Jessie pun tertawa, lalu berlari ke sisi Jerry untuk menggandeng tangannya. “Kak Jerry, aku mau beli burung ini.”Jerry mengangguk, lalu meli
Seandainya wanita yang dipasangkan kepada Hiro adalah wanita yang dia sukai, semuanya juga bukanlah masalah bagi Hiro.Julie mendekatinya, lalu bertanya, “Sepertinya identitas gadis itu nggak sederhana?”Hiro menggerakkan sedikit bibirnya. “Dia putri dari Pak Javier Fernando.”“Putrinya Pak Javier?” Julie seolah-olah kepikiran sesuatu. Raut wajahnya seketika menjadi muram. Dia spontan memaki, “Sial!”Bukannya dia memiliki hubungan saudara dengan Keluarga Ozara?Di vila Javier.Setelah burung beo dibawa pulang ke rumah, kepala Javier terasa sangat sakit lantaran terlalu cerewet. Dia menekan-nekan hidungnya. “Ulang tahun kakek kalian besok malam. Kenapa kalian belinya secepat ini? Apa kalian tidak merasa sakit kepala?”“Cuma Ayah saja yang merasa sakit kepala. Aku merasa baik-baik saja. Oh, ya, Duit.”Burung beo terbang di dalam sangkar. “Duit tidak sakit kepala! Tidak sakit kepala!”Jessie pun tertawa.Saat ini, Claire berjalan menuruni tangga. Dia berkata dengan tersenyum, “Duit? Bagus
Tatapan Melia sesekali melirik ke sisi Gilbert. Tampak dia melepaskan dua kancing kemejanya, lalu menurunkan jendela mobil. Angin malam berembus mengacaukan rambut hitamnya. Gilbert sedang menahan dirinya.Melia menggigit bibirnya. “Apa kamu nggak tertarik sama aku?”Gilbert tertegun sejenak, lalu memalingkan kepala menatapnya. “Apa maksudmu?”Melia menunjuk. Dia merasa dirinya tidak perlu berpura-pura lagi. Dia juga bukan gadis muda lagi.“Kamu menciumku karena ingin memastikan hubungan kita. Tapi kalau kamu nggak tertarik sama aku, kita nggak usah menikah saja. Karena aku nggak bisa tidur satu ranjang sama suamiku tanpa melakukan apa-apa.”Melia tidak menatap Gilbert sama sekali. Sepertinya dia terlalu buru-buru?Gilbert terdiam beberapa saat, lalu tertawa. Di dalam mobil yang hening ini, suara tawa Gilbert terdengar sangat jelas.Melia memalingkan kepala memelototinya. “Apa yang lagi kamu tertawakan?”Gilbert masih tersenyum. “Maksudmu tertarik dalam hal itu?” Sambil berbicara, tata
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua
Usai berbicara, Benn mengangkat kepalanya untuk melihat orang-orang itu. “Jadi, anak dan istri Pangeran baik-baik saja. Untuk apa Pangeran balas dendam?”Semua menteri di dalam ruangan terdiam membisu. Jika benar seperti itu, Jules memang tidak memiliki kemungkinan untuk meracuni narapidana. Silvia memecahkan suasana tegang. “Kalian semua juga sudah mendengarnya. Aku sangat memahami putraku. Seandainya aku memilih untuk melindunginya, untuk apa aku membiarkannya diselidiki oleh pihak kepolisian? Kalau putraku dan menantuku dipersulit, apa tidak seharusnya aku maju?”“Urusan negara memang adalah urusanku. Tapi, urusan keluargaku juga urusanku. Kalau aku tidak sanggup untuk mengurus keluargaku, apa aku sanggup untuk mengurus urusan negara? Aku menerima banyak tekanan sejak aku duduk di posisi ini. Apa ini yang dinamakan rasa setia kalian? Atau aku mesti menyerahkan posisiku kepada kalian?”“Yang Mulia, kami tidak bermaksud seperti itu ….”“Tidak bermaksud seperti ini? Sudah berapa banya
Pria tua itu mempersilakan Derrick memasuki rumah. Istri dari pria tua itu menyuguhkan segelas teh hangat untuk Derrick. Si pria menyuruh istrinya untuk istirahat dulu, lalu bertanya, “Kira-kira apa yang ingin Tuan tanyakan?”“Begini, beberapa waktu lalu Brayden dibunuh. Aku menerima perintah atasanku untuk menyelidiki alasan kematian Tuan Brayden.”Ketika pria tua itu mendengar masalah kematian Brayden, dia pun terbengong. “Apa? Brayden sudah mati?”Derrick mengangguk. “Aku dengar-dengar sebelumnya kamu pernah menjadi tetangga Brayden. Apa kamu tahu masalah Tuan Brayden, termasuk masalah keluarganya?”Hujan di luar sana semakin deras saja.Setelah beberapa saat kemudian, Derrick berpamitan dengan pria tua itu. Saat dia berjalan ke depan mobilnya, dia menyadari ada yang aneh dengan sekitar, dia segera menghentikan langkahnya.Di tengah hujan, beberapa pria berpakaian hitam mendekati Derrick.Lampu di dalam ruang baca Keluarga Taylor kelihatan menyala. Reyhan berdiri di belakang jendel
Raut wajah Reyhan berubah muram. Dia berusaha untuk menahan amarahnya. “Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Sissae. Wanita itu yang memanfaatkan Sissae. Sissae tidak mungkin melakukan hal yang akan mencelakai keturunan keluarga kerajaan.”“Oh, ya?” Silvia mengangkat cangkir teh. Tatapannya tertuju pada teh yang bening itu. “Kalau begitu, kenapa putraku dianggap sebagai tersangka ketika memeriksa penyebab kematian pengurus rumah itu?”“Yang Mulia, semua yang Pangeran adalah demi balas dendam terhadap istrinya. Pangeran mengutus anggotanya untuk mencari pelaku pembunuhan. Hanya saja, orang itu malah ditemukan dalam kondisi mati mengenaskan. Dalam masalah ini, Pangeran memang patut dicurigai.”“Kalau Jules patut dicurigai, memangnya Nona Sissae tidak patut untuk dicurigai?”Raut wajah Reyhan berubah tegang.Silvia mengangkat kepalanya untuk menatap Reyhan. Setiap ucapan yang dilontarkan sangat jelas. “Tahanan wanita itu memperalat Nona Sissae? Apa mungkin? Apa keuntungan baginya deng
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun