Saat Gilbert hendak mendekati Melia, Widya spontan mengadang di hadapannya. “Pak Gilbert, aku hanya ingin peringati kamu saja. Kalau kamu nggak punya perasaan terhadap kakakku, aku harap kamu jangan habisi waktunya lagi.”Pandangan Gilbert melewati sisi Widya, menatap Melia yang sedang duduk di baris belakang mobil. “Aku mengerti.”Widya memiringkan tubuhnya. Gilbert berjalan ke sisi pintu mobil, lalu menggendong Melia. Kemudian, dia membalikkan kepalanya berkata pada mereka, “Terima kasih.”Tanpa berbasa-basi, Gilbert langsung membawa Melia ke mobilnya.Widya menatap bayangan mereka berdua dengan penuh cemas. Hendri merangkul pundaknya. “Tenang saja, aku yakin mereka bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri.”Di Kompleks Armana.Gilbert menggendong Melia ke dalam kamar, kemudian membaringkan Melia ke atas ranjang dengan perlahan.Kening Melia tampak berkerut. Saat dia membantu Melia untuk melepaskan sepatu, Melia membuka matanya dengan perlahan. Dia samar-samar dapat melihat bayangan
Baca selengkapnya