Hans tersenyum. “Tante, kami baik-baik saja.”Elsa juga tidak berkata lain, lalu meninggalkan kamar.Saat Noni melihat Hans, kebetulan kedua pasang mata saling bertemu. Noni segera menunduk. “Apa … kamu baik-baik saja?”Hans menelan air liurnya, lalu mengalihkan pandangannya. “Aku baik-baik saja. Aku kembalikan sarang burungnya.”Setelah menaruh sarang burung dan memalingkan kepala untuk melihat Noni, Noni masih terpaku di tempat. Hans berjalan mendekatinya, berhenti di hadapannya. “Noni, kamu tidak usah merasa bersalah. Aku tidak terluka.”Melihat air mata mengalir di wajah Noni, Hans merasa sangat syok. Dia juga bingung harus berbuat apa.Telapak tangan Hans menopang pipi Noni. Dia mengusap air mata di wajahnya. “Noni, kenapa malah nangis?”Noni sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya bisa bersedih. Mungkin dia kepikiran dengan masa lalu atau dia teringat dengan sesuatu yang menyedihkan, air matanya tak berhenti menetes.Hans menunduk, mencium air mata di wajah Noni.Mata Noni tampak
Baca selengkapnya