Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu의 모든 챕터: 챕터 2581 - 챕터 2590

2769 챕터

Bab 2581

Tiba-tiba anjing Mastiff Tibet menabrak kandang. Suara keras itu mengejutkan Jessie hingga melangkah mundur dan menabrak pria di belakangnya. Si pria spontan memeluk Jessie. “Kamu tenang saja. Aku tidak akan melukai anak di dalam kandunganmu.”Tatapan Jessie kelihatan dingin. Dia juga merasa risi, berusaha untuk tetap bersikap tenang. “Sebentar, begini kurang seru.”Mereka bertiga tertegun sejenak. “Lho, kamu ingin yang seru?”Jessie membalikkan tubuhnya untuk melihat mereka. Dia mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Jangan-jangan Nona Sissae nggak ingin lihat langsung? Kalau ada dia, aku baru bisa lebih santai.”Ketiga pria sungguh tidak menduga Jessie akan berkata seperti itu. Lagi pula, Jessie datang sendirian, dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Dia pun mengutus seorang pria untuk melapor.Jessie menyandarkan tangannya di pundak salah satu pria, lalu berkata dengan nada genit, “Apa dua ekor anjing yang kalian kurung ini akan merusak suasana hati kita?”Si pria mengendu
더 보기

Bab 2582

Anjing Tibet Mastiff yang satu lagi juga sudah dipukul hingga tidak bernyawa lagi.Sementara, kedua pria yang digigit itu kelihatan berlumuran darah dan terkapar lemas di atas lantai.Ketika Jules melihat Jessie yang bersembunyi di dalam kandang, tatapannya menjadi tegang. “Jessie!”Jessie membuka pintu kandang besi dengan raut pucat. Dia berjalan keluar kandang dengan lemas. Jules bergegas maju untuk memeluknya, lalu mencium keningnya. “Apa kamu baik-baik saja?”Jessie menggeleng dan tidak berbicara. Kelihatan sekali dia ketakutan ketika melihat gambaran kedua pria digigit anjing tadi. Dia hanya bersandar lemas di dalam pelukan Jules saja.Sissae menutup wajahnya yang terluka akibat digigit itu sembari menangis histeris. Namun, dia masih tidak melupakan dendamnya. “Jessie, dasar wanita jalang! Beraninya kamu permainkan aku! Aku nggak akan lepaskan kalian. Aku mau bunuh kalian! Ahh!”Kebetulan polisi dan tim medis telah tiba. Mereka pun kedengaran ucapan Sissae tadi.Tim medis langsung
더 보기

Bab 2583

Risella tertegun sejenak. “Apa yang kamu inginkan ….”Jules tersenyum, lalu berkata dengan datar, “Kalau begitu, kamu harus mengorbankan kebebasan seumur hidup suamimu untuk menukar kebebasan beberapa tahun putrimu.”Raut wajah pengurus rumah berubah. Dia tidak berani bersuara. Ekspresinya tidak sengaja dipergoki oleh Jules.Risella menurunkan kelopak matanya. Dia kelihatan sangat sedih dan juga galau.Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Jessie sedang menunggu di dalam mobil. Raut wajahnya sudah tidak sepucat sebelumnya. “Kak Jules, bagaimana kondisi di atas?”Jules memeluk Jessie. “Tidak apa-apa. Bagaimana kondisimu?”“Aku sudah baikan.”Hanya saja, Jessie masih merasa mual ketika kepikiran gambaran mengenaskan tadi.Jules menunduk untuk mencium kening Jessie. “Kita pulang dulu.”Jessie mengangguk. Kebetulan dia sudah merasa ngantuk.Setelah kembali ke Vila Laguna, Jules menggendong Jessie ke lantai atas, lalu memasuki kamar dan membaringkan Jessie ke atas ranjang.Pe
더 보기

Bab 2584

“Memang ada kabar bagus.” Jerremy berhenti di samping Dacia, lalu melihat ke sisi Jules dan Jessie. “Setidaknya hasilnya bagus.”Jules merangkul Jessie dan tersenyum. “Untung saja ada bantuan Kak Jerry.”Pelayan sudah mempersiapkan makan siang. Mereka berempat makan di depan meja makan. Tidak lupa juga mereka mengeluarkan alkohol untuk merayakannya. Hanya saja, Jessie hanya diperbolehkan untuk minum jus saja.Dacia menggoyangkan gelas alkohol di tangannya sembari berkata, “Akhirnya masalah Keluarga Taylor sudah diatasi. Aku nggak menyangka ada begitu banyak menteri yang dimakzulkan. Sepertinya akan ada perombakan besar-besaran?”Akhir dari Keluarga Taylor sudah menjadi kenyataan yang tidak bisa diubah lagi. Para menteri yang membantu Keluarga Taylor dalam tindak kejahatan juga tidak akan mendapatkan akhir yang lebih baik.Bukan hanya kekayaan yang mereka gelapkan saja disita, mereka juga kehilangan kesempatan untuk kembali menjabat.Hal itu setara dengan larangan seumur hidup untuk ter
더 보기

Bab 2585

Javier meletakkan majalahnya, lalu melihat Jennie yang sedang menangis di dalam keranjang bayi. Tidak terlihat ekspresi gusar di wajahnya. “Dasar bocah cilik, sepertinya kamu lagi permainkan aku?”Steven sedang berjalan menuruni tangga sembari memegang botol termos. “Dalam soal menjaga anak, kamu bahkan kalah daripada kakekmu.”Setidaknya Berwin bisa membujuk si kecil hingga tidak menangis lagi.Javier menggendong Jennie. “Bukannya kamu juga tidak bisa membujuk Jennie? Kita itu sebelas dua belas.”Steven merasa kesal dan tidak berbicara lagi.Saat ini, Jennie masih saja menangis. Suara tangisnya malah semakin kencang lagi.Javier memegang popok Jennie. Sepertinya dia telah buang air besar. Javier pun menyuruh pelayan untuk menggantikan popok Jennie. “Memang sudah saatnya ayahnya pulang.”Steven sedang minum air. Dia pun tertawa. “Siapa suruh kamu tidak ikut serta dalam tumbuh kembang ketiga anak kembarmu? Rasakan!”Tiba-tiba Steven kepikiran sesuatu, dia langsung duduk di sofa. “Entah
더 보기

Bab 2586

Sulivan mendekatkan jam tangan pintarnya ke depan bibirnya. “Pak Polisi? Ada yang bertengkar di sini.”Si Rambut Merah langsung maju. “Dasar bocah tengik! Beraninya lapor polisi!”Belum sempat Sulivan merespons, dia pun didorong si Rambut Merah hingga jatuh ke lantai. Tas sekolahnya pun jatuh di lantai.Sulivan sungguh merasa geram. Dia berdiri hendak membalas gadis itu. Namun, dia tidak sanggup mengalahkan kekuatan perempuan yang sudah berusia 16 tahun, apalagi mereka beranggotakan banyak orang.Si Rambut Merah menggulung lengan pakaiannya ke atas. “Dasar bocah tengik! Malah berani melawan! Aku akan beri pelajaran kepadamu hari ini.”Saat si Rambut Merah hendak maju, tiba-tiba Emiko memeluknya dari belakang. Kemudian, Emiko menjerit ke sisi Sulivan, “Kenapa malah bengong? Cepat pergi.”Orang di samping si Rambut Merah langsung menendang Emiko. Emiko terjatuh. Telapak tangannya membentur anak tangga dan terluka.“Kak Emiko!”Si Rambut Merah langsung menarik kerah pakaian Sulivan. “Tern
더 보기

Bab 2587

Hanya saja, usia bocah ini masih belia, malah ingin mempelajari seni bela diri. Apa dia ingin membela kebenaran?Ariel berjalan ke hadapan mereka berdua. “Kebetulan aku lewat.” Usai berbicara, dia membungkukkan tubuhnya untuk melihat Sulivan. Tangannya diletakkan di atas pundak si kecil. “Kamu masih kecil, tapi sudah berani dalam menegak keadilan. Emm, bagus, aku sangat mengagumimu.”Sulivan menunduk dan tidak berbicara.Pada saat ini, Emiko menarik-narik ujung pakaian Sulivan, lalu berbisik, “Kamu ucapin terima kasih sama Kakak. Dia sudah bantu kita.”Sulivan memang merasa canggung dan juga tidak rela, tapi pada akhirnya dia memaksakan dirinya untuk berterima kasih.Ariel menunduk untuk melihat jam tangan, lalu menegakkan punggungnya. “Sudah malam. Gimana kalau aku antar kalian ….”“Tidak usah. Kami pulang sendiri.”Saat Ariel mendengar jawaban Sulivan, dia langsung berdecak. Kenapa bocah cilik ini sok sekali?Sulivan dan Emiko sedang menunggu taksi di tepi jalan. Ariel pun mengikuti
더 보기

Bab 2588

Sulivan ingin sekali segera tumbuh dewasa. Ariel melihat dari kaca spion tengah. Kebetulan dia melihat raut wajah kecewa Sulivan. “Sebenarnya kamu nggak usah putus asa. Kamu memang masih kecil, tergolong baru dalam bidang seni bela diri. Orang yang belajar belasan tahun saja belum pasti bisa mengalahkan musuh, apalagi kamu baru belajar kurang dari satu tahun?”Sulivan mencemberutkan bibirnya. Dia tidak berbicara.Ariel pun tersenyum. “Gimana kalau kamu jadikan aku sebagai gurumu saja? Aku pasti nggak akan merugikanmu. Gimana?”Sulivan bersandar di bangkunya. “Lebih baik aku suruh Kak Jody saja.”Senyuman di wajah Ariel langsung terkaku. “Kamu memang nggak imut sama sekali.”Sulivan mendengus, lalu memalingkan wajahnya.Mobil berhenti di depan Kediaman Keluarga Chaniago. Saat Sulivan menuruni mobil, pengurus rumah segera keluar. “Tuan Muda, kamu ke mana saja? Tuan menunggumu di sekolah, tapi kamu tidak keluar-keluar.”Sulivan membuang tasnya di belakang, lalu melewati pengurus rumah. “
더 보기

Bab 2589

Jessie membungkus tubuhnya dengan jaket sembari tersenyum. “Nggak apa-apa. Aku tunggu sebentar lagi.”Ayah dan Ibu akan datang hari ini. Jessie sungguh merindukan mereka. Tidak lama kemudian, tiga mobil sedan mewah melaju ke dalam halaman. Saat Claire menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisinya. “Ibu!”Claire juga memeluknya dengan tersenyum lebar. “Sebentar lagi kamu akan jadi ibu. Kenapa malah lari-lari?”“Tapi aku rindu banget sama kalian.” Jessie bersandar di dalam dekapan sang ibu.Claire membelai rambut panjang Jessie. “Ibu juga merindukanmu. Setelah tahu terjadi sesuatu sama kamu, Ibu dan Ayah sangat mencemaskanmu.”Javier bersama Jules berjalan menuruni mobil. Dia berdeham ringan. Kali ini, Jessie baru berjalan pergi memeluknya. “Ayah.”Javier mencubit pipinya. “Sepertinya kamu semakin gendut saja. Seharusnya kamu dijaga dengan sangat baik.”Jules pun tersenyum. “Mana mungkin aku akan mengecewakan ayah mertuaku?”Claire mengambil koper dari tangan Javier. “Sudahlah, cuac
더 보기

Bab 2590

Claire membelai rambut Jessie dengan tersenyum. “Ibu paham. Melihat kalian bisa hidup bahagia, Ayah dan Ibu pun merasa tenang.”Siang harinya, Jessie menemani Claire untuk jalan-jalan di taman. Dia merangkul lengan Claire, lalu bertanya, “Ibu, kalian berencana tinggal berapa lama di sini?”Claire bercanda. “Kenapa? Apa kamu ingin kami segera pergi?”Jessie menggeleng. “Bukan.” Usai berbicara, dia bersandar di pundak Claire. “Aku malah berharap kalian bisa tinggal lebih lama di sini.”“Kali ini kami berencana tinggal setengah bulan di sini. Besok ayahmu ingin pergi mengunjungi nenek buyut kalian di rumahnya Paman Benn.”Usai berbicara, Claire membalikkan tubuhnya untuk melihat Claire. “Besok kamu ikut aku untuk bertemu Dacia dan ayahnya. Sekarang Dacia itu menantu keluarga kita. Dia juga sudah melahirkan Jennie buat Jerry. Sudah seharusnya kita bertemu dengan besan.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Oke, besok aku akan temani Ibu ke sana.”Keesokan harinya, Claire dan Jessie tiba di
더 보기
이전
1
...
257258259260261
...
277
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status