Jessie membungkus tubuhnya dengan jaket sembari tersenyum. “Nggak apa-apa. Aku tunggu sebentar lagi.”Ayah dan Ibu akan datang hari ini. Jessie sungguh merindukan mereka. Tidak lama kemudian, tiga mobil sedan mewah melaju ke dalam halaman. Saat Claire menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisinya. “Ibu!”Claire juga memeluknya dengan tersenyum lebar. “Sebentar lagi kamu akan jadi ibu. Kenapa malah lari-lari?”“Tapi aku rindu banget sama kalian.” Jessie bersandar di dalam dekapan sang ibu.Claire membelai rambut panjang Jessie. “Ibu juga merindukanmu. Setelah tahu terjadi sesuatu sama kamu, Ibu dan Ayah sangat mencemaskanmu.”Javier bersama Jules berjalan menuruni mobil. Dia berdeham ringan. Kali ini, Jessie baru berjalan pergi memeluknya. “Ayah.”Javier mencubit pipinya. “Sepertinya kamu semakin gendut saja. Seharusnya kamu dijaga dengan sangat baik.”Jules pun tersenyum. “Mana mungkin aku akan mengecewakan ayah mertuaku?”Claire mengambil koper dari tangan Javier. “Sudahlah, cuac
Claire membelai rambut Jessie dengan tersenyum. “Ibu paham. Melihat kalian bisa hidup bahagia, Ayah dan Ibu pun merasa tenang.”Siang harinya, Jessie menemani Claire untuk jalan-jalan di taman. Dia merangkul lengan Claire, lalu bertanya, “Ibu, kalian berencana tinggal berapa lama di sini?”Claire bercanda. “Kenapa? Apa kamu ingin kami segera pergi?”Jessie menggeleng. “Bukan.” Usai berbicara, dia bersandar di pundak Claire. “Aku malah berharap kalian bisa tinggal lebih lama di sini.”“Kali ini kami berencana tinggal setengah bulan di sini. Besok ayahmu ingin pergi mengunjungi nenek buyut kalian di rumahnya Paman Benn.”Usai berbicara, Claire membalikkan tubuhnya untuk melihat Claire. “Besok kamu ikut aku untuk bertemu Dacia dan ayahnya. Sekarang Dacia itu menantu keluarga kita. Dia juga sudah melahirkan Jennie buat Jerry. Sudah seharusnya kita bertemu dengan besan.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Oke, besok aku akan temani Ibu ke sana.”Keesokan harinya, Claire dan Jessie tiba di
Dulu mereka sering beradu mulut. Sekarang mereka masih saja beradu mulut. Tidak ada habis-habisnya!Daniel pun berkata dengan tersenyum, “Itu berarti hubungan mereka berdua bagus sekali.” Sepertinya Daniel kepikiran dengan Charles dan Dacia, raut wajahnya berubah serius.Saat Charles masih hidup, dia tidak pernah akur dengan Dacia. Sebenarnya semua juga salah Daniel. Seandainya saat kecil, Charles tidak selalu mengikuti istrinya, Charles pasti tidak akan dididik hingga memiliki pemikiran seektrem itu.Dacia tidak memiliki seorang ibu yang baik, juga tidak memiliki abang yang menyayanginya. Ditambah lagi, Daniel juga bukan seorang ayah yang baik.Dulu Daniel sempat berpikir. Meskipun Dacia tidak memedulikannya, apalagi tidak mengakuinya sebagai ayah, Daniel juga tidak akan menyalahkan Dacia.Jessie merasakan ekspresi kecewa dari raut wajah Daniel. Dia berjalan mendekat, lalu berkata, “Paman Daniel, sekarang Dacia dimanjakan oleh Kak Jerry, kamu, dan juga ibuku. Seharusnya kamu merasa ge
Berwin memelototi Javier. “Dia lagi mengatakanmu, datang tanpa diundang.”Javier tersenyum sembari menatap Cecilia. “Nek, akhirnya aku tahu kenapa kamu tidak menikah dengan Kakek. Sepertinya kamu tidak akan hidup tenang kalau punya suami dengan sikap seperti ini.”“Javier, kamu ….” Berwin merasa marah hingga tangannya gemetar. Cucu sialan! Sialan!Berwin berjalan ke sisi Cecilia. Baru saja dia duduk, Cecilia langsung memelototinya. “Apa aku suruh kamu duduk?”Hati Berwin sungguh terasa penat. Hanya saja, dia tidak bisa mengungkapkannya. Dia terpaksa berdiri, lalu menghela napas ringan. “Cecilia, kamu jangan dengar omong kosong si bocah tengik itu.”“Bocah tengik?” Cecilia tertawa, lalu meletakkan kedua tangannya di atas tongkat. “Apa tidak ada yang tengik di Keluarga Fernando kalian? Cucumu begitu, kamu juga begitu. Kalian sama saja.”Berwin berkata dengan suara keras, “Iya, aku memang tengik. Apa aku sudah boleh duduk?”Benn memalingkan wajahnya. Pundaknya kelihatan gemetar.Javier su
“Pertama kali ketemu besan, aku juga tidak tahu harus pakai pakaian apa. Kalau aku berpakaian terlalu formal, nanti kesannya ada jarak di antara kita. Kalau aku berpakaian terlalu sederhana, nanti dikira aku tidak menghormati mereka.”Belasan pakaian Silvia ditumpuk di atas ranjang. Dia masih sedang memilih pakaiannya.Hengky yang sudah mengganti pakaiannya menunjukkan ekspresi tidak berdaya. “Yang penting cocok saja. Aku merasa yang tadi lumayan, kok.”“Oh, ya?” Silvia mengambil terusan panjang berwarna ungu, lalu becermin. “Sepertinya lumayan. Kalau begitu, aku pakai yang ini saja.”Akhirnya Silvia sudah mengganti pakaiannya. Dia merangkul lengan Hengky berjalan keluar istana. Tiba-tiba Silvia kepikiran sesuatu. “Di mana hadiahnya?”Hengky tahu Silvia pasti akan menanyakan masalah ini. Dia pun membuka pintu mobil untuk Silvia sembari tersenyum. “Aku sudah mempersiapkannya. Semuanya ada di bagasi mobil.”Suasana di Vila Laguna saat ini sangat ramai. Daniel dan Dacia sudah tiba. Kemudi
Cecilia yang dipuji pun merasa gembira. “Mulutmu memang manis sekali.”Berwin pun merasa bangga. “Apa mungkin cicit yang kumanjakan mulutnya tidak manis?”Cecilia meliriknya sekilas dengan tatapan risi. Dia tidak ingin menghiraukan Berwin. Dia menatap Jules yang berdiri bersama Ratu, lalu tersenyum ramah. “Jules semakin tampan saja, sungguh mirip dengan Yang Mulia Ratu.”Silvia menarik tangan Cecilia. Berhubung adanya perbedaan tinggi badan yang cukup signifikan, dia pun membungkukkan tubuhnya. “Terima kasih atas pujiannya. Jules memang mirip sama aku.”Javier dan Jerremy merasa kesal. Cecilia hanya memuji Jules saja? Apa mereka berdua tidak tampan?Bukan hanya mereka saja, Berwin juga merasa tidak puas. Wajah blasterannya ini sangat tampan, menawan, dan penuh pesona di saat muda dulu. Kenapa Cecilia tidak pernah memujinya?Jessie dan Dacia saling bertukar pandang. Meski hanya berdiri di samping saja, mereka berdua bisa merasakan tatapan penuh “ketidakadilan” itu.Menjelang sore, jamua
Jerremy mengangkat wajah Dacia sembari menatap kedua matanya. “Untuk apa kamu berhasil? Aku juga bukan miskin sampai tidak bisa membiayai istriku. Meskipun kamu tidak berhasil, juga tidak masalah. Aku akan membiayaimu.”“Kamu memang jago bicara.” Dacia menangis sembari tersenyum. “Aku nggak mau dibiayai sama kamu. Aku nggak mau diremehkan orang-orang.”Jerremy memasukkan Dacia ke dalam pelukannya. “Kamu tidak usah peduli dengan pandangan orang lain, yang penting aku tidak meremehkanmu.”Dacia menyandarkan dagunya di atas pundak Jerremy. Dia menunjukkan senyum bahagia. “Aku merasa semua usahaku nggak sia-sia.”Dengan adanya Jerremy dan Jennie, dunia Dacia tidak gelap lagi. Jerremy mencium kening Dacia, lalu berbicara dengan suara rendahnya, “Kamu juga seharusnya berbagi kabar gembira ini kepada teman-temanmu. Selama ini, mereka sangat mendukungmu.”“Iya, aku akan beri tahu mereka sekarang.” Dacia berlari ke lantai atas dengan tersenyum, lalu meninggalkan Jerremy sendirian di tempat.Je
Yogi membuka tutup termos, lalu menyesap tehnya dengan perlahan. “Kami anggota balai seni bela diri tidak punya kebiasaan untuk membuat masalah.”“Aku tidak peduli kalian punya kebiasaan buat masalah atau tidak. Pokoknya panggil dia kemari hari ini. Kalau tidak, kami tidak akan bersikap sungkan.”Pria berambut cepak berjalan mendekati Yogi, lalu menepuk-nepuk pundaknya. “Coba kamu cari tahu nama Hendra di Jalan Timur ini. Jangan coba-coba untuk menantangku! Jangan sampai balai seni bela diri kalian tidak bisa beroperasi lagi besok.”Devin merasa marah langsung melangkah maju. Yogi pun mengangkat tangannya untuk menghalangi Devin.Yogi bertatapan dengan pria berambut cepak. “Balai seni bela diri kami sudah beroperasi selama 10 tahun. Apa kamu merasa balai kami bisa ditutup?”Pria itu membalikkan tubuhnya berjalan ke samping. Dia bertatapan dengan orang di belakangnya. Sepertinya anak buahnya menerima sinyal yang diberikan bosnya. Tanpa berbasa-basi, mereka langsung maju untuk menyerang
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid