Share

Bab 1363

Author: Daun Jahe
Melia masih tidak menghentikan aksinya. “Ayah, aku sungguh benci dengan sikap egoismu. Aku lebih benci lagi dengan cara berpikirmu yang begitu dominan. Sudah sepantasnya kamu bercerai dengan ibuku.”

Saat ini, Melia melepaskan kartu pekerjanya, lalu membuangnya ke lantai. “Kamu meremehkan aku karena aku itu anak perempuan, ‘kan? Oke! Aku nggak akan bekerja lagi. Aku ingin kamu tahu aku nggak kalah hebat dari lelaki!”

Tanpa menunggu balasan dari Emir, Melia langsung berjalan keluar ruangan. Begitu mengangkat kepala, dia malah melihat kedatangan Claire.

Melia tertegun sejenak, lalu berkata, “Apa kamu datang untuk mencari ayahku? Dia lagi di dalam.”

Claire tersenyum. “Aku datang untuk mencarimu.”

Lagi-lagi Melia tertegun.

Melia mencari sebuah restoran di sekitar perusahaan. Restoran ini memang bukan sebuah restoran kelas atas, tetapi suasananya cukup nyaman. Dia mengeluarkan dua botol bir dari dalam kulkas, lalu menuangkannya ke dalam gelas. “Nyonya Claire suruh aku pilih tempat. Aku malah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1364

    Claire mengangkat kepalanya menatap Melia. “Masalah pernikahan sangat sulit untuk dijelaskan. Semua orang memiliki penderitaannya masing-masing. Wanita bisa memahami kesulitan yang dihadapi lelaki, tapi nggak semua lelaki paham kesulitan yang dihadapi wanita. Kamu masih belum menikah. Kamu bisa memilih kehidupanmu sendiri, nggak perlu peduli dengan pandangan orang lain, ‘kan?”Melia terdiam beberapa detik, lalu menunduk sembari tersenyum. “Betul juga. Nggak ada gunanya aku memikirkan hal ini sekarang. Hidup masih sangat panjang. Selain menikah, masih ada banyak hal yang lebih berarti lagi.”“Apa kamu yakin akan meninggalkan Perusahaan Teknologi Sendana?” tanya Claire.Melia mengangguk. “Yakin! Aku ingin buktikan kepada ayahku bahwa aku nggak kalah hebatnya dari lelaki!”Claire hanya tersenyum dan tidak berbicara lagi.Melia adalah seorang wanita mandiri dan memiliki pemikirannya sendiri. Mengenai hal ini, dia sungguh mirip dengan Gina. Dia memilih kehidupan yang disukainya.Manusia ber

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1365

    Claire sungguh kaget. “Kamu lagi permainkan aku?”Terlintas senyuman di wajah Javier. “Aku tahu kamu sudah tidak sabar. Tapi sekarang masih belum saatnya pulang kerja. Kamu sabar dulu.”Emosi Claire langsung membara. Wajahnya juga merona dalam seketika.….Di apartemen.Widya baru saja selesai mempersiapkan makan malam, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Dia berjalan keluar pergi membukakan pintu dengan raut bingung. Dia pun merasa syok ketika melihat Melia datang dengan menyeret koper. “Kamu ….”Melia langsung menyeret koper ke rumah. “Aku mau numpang tinggal selama beberapa waktu ini.”Widya menutup pintunya, lalu menatap Melia. “Apa kamu gila? Bukannya kalian punya vila segede itu? Ngapain tinggal di apartemen sempitku ini?”“Aku bertengkar sama Ayah.” Melia melipat kedua tangannya. “Gimanapun aku itu kakakmu, memangnya salah kalau aku numpang tinggal di tempatmu?”Widya juga tidak berbicara lagi. Sepertinya dia merasa kaget dengan kabar pertengkaran Melia dengan Emir.Saat maka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1366

    Noni menunduk dan tidak berbicara.Elsa meletakkan tangannya di atas pundak putrinya. “Noni, Ibu tahu kamu merasa menderita, tapi masalah itu sudah berlalu. Kita harus melihat ke depan. Kamu juga mesti mempertimbangkan masa depan anakmu.”Noni mengiakan, lalu menjawab, “Iya, aku mengerti.”Hans membawa Ethan pergi bermain. Mereka baru pulang di siang hari. Ethan kembali dengan membawa mainan di tangannya. Dia langsung berlari ke sisi Elsa dengan gembira. “Nek, mainan dari Ayah!”Elsa mengusap kepala Ethan sembari tersenyum. “Apa kamu suka?”Ethan mengangguk, lalu lanjut memainkan pesawat mainannya. “Suka!”Melihat Ethan yang begitu gembira, Elsa juga tidak berkata lain.Hans berjalan mendekat. “Tante, di mana Noni?”Elsa masih bersikap dingin terhadapnya. “Di kamar.”Hans berjalan ke kamar Noni. Begitu pintu dibuka, tampak Noni sedang berdiri di depan jendela. Gorden berwarna merah muda menutupi setengah tubuhnya. Dia sedang menjinjitkan ujung kakinya seolah-olah hendak melompat saja.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1367

    Hans tersenyum. “Tante, kami baik-baik saja.”Elsa juga tidak berkata lain, lalu meninggalkan kamar.Saat Noni melihat Hans, kebetulan kedua pasang mata saling bertemu. Noni segera menunduk. “Apa … kamu baik-baik saja?”Hans menelan air liurnya, lalu mengalihkan pandangannya. “Aku baik-baik saja. Aku kembalikan sarang burungnya.”Setelah menaruh sarang burung dan memalingkan kepala untuk melihat Noni, Noni masih terpaku di tempat. Hans berjalan mendekatinya, berhenti di hadapannya. “Noni, kamu tidak usah merasa bersalah. Aku tidak terluka.”Melihat air mata mengalir di wajah Noni, Hans merasa sangat syok. Dia juga bingung harus berbuat apa.Telapak tangan Hans menopang pipi Noni. Dia mengusap air mata di wajahnya. “Noni, kenapa malah nangis?”Noni sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya bisa bersedih. Mungkin dia kepikiran dengan masa lalu atau dia teringat dengan sesuatu yang menyedihkan, air matanya tak berhenti menetes.Hans menunduk, mencium air mata di wajah Noni.Mata Noni tampak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1368

    Jessie berjalan mendekati Lisa, lalu duduk di sampingnya. “Lisa, ada apa dengan kamu selama belakangan hari ini?”Lisa tidak menjawab.Jessie sungguh mengkhawatirkannya. Dia meletakkan satu tangan di atas pundak Lisa. Namun pada saat ini, Lisa malah menepis tangannya. “Jessie, sewaktu di sekolah, kita nggak usah terlalu dekat.”Jessie terbengong sejenak. Dia merasa bingung. “Kenapa?” Jessie kepikiran sesuatu. “Jangan-jangan Yura ngomong sesuatu sama kamu?”Lisa menunduk untuk menyeka air matanya. “Aku tahu aku berasal dari keluarga miskin. Aku bisa sekolah di sini juga mengandalkan subsidi dan juga simpanan orang tua. Keluargaku nggak bisa beri aku apa-apa. Aku hanya ingin berteman saja. Kenapa … kenapa mereka mengataiku seperti itu?”Jessie berdiri, lalu berjongkok di hadapan Lisa. “Lisa, kamu nggak usah peduli dengan kata-kata mereka. Kamu tahu sendiri Yura itu memang jago dalam provokasi. Seumur hidupku, aku hanya punya satu teman saja, yaitu kamu.”Ketika menyadari Lisa tidak berhe

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1369

    Jessie telah dilindungi dengan sangat baik. Dia tidak paham cara bergaul di dunia luar. Dia memberi barang bagus untuk Lisa berharap Lisa bisa percaya diri seperti dirinya. Namun, percaya diri tidak bisa tumbuh hanya dengan mengandalkan material.Rasa serakah tidak ada sejak lahir. Jika seseorang mendapatkan barang yang tidak bisa didapatkannya dengan gampang, rasa serakah perlahan-lahan akan merambat di hatinya. Jessie memang bodoh.“Jadi, apa yang harus aku lakukan?” Tiba-tiba Jessie merasa sepertinya dia telah memberi banyak beban kepada Lisa.Claire berdiri dengan tersenyum. “Tentu saja memperbaiki kesalahanmu. Sekarang masih belum terlambat, kok.”Di sisi lain.Lisa menunggu di luar hingga langit menggelap baru pulang ke rumah. Saat dia mengeluarkan kunci hendak membuka pintu rumah, dia menyadari pintu rumah dalam keadaan terbuka. Lisa mendorong pintu dengan bingung. “Ayah, Ibu, aku pulang.”Lisa melepaskan sepatu, lalu memanggil orang tuanya. Namun, tidak terdengar sahutan apa-ap

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1370

    Jessie terbengong sejenak. Dia menunduk, lalu berterima kasih kepada wali kelas, baru meninggalkan ruang guru.Di perumahan Lisa.Paul sedang membereskan barang peninggalan istrinya. Saat melihat foto keluarga, air mata tak berhenti menetes.Lisa yang berdiri di depan pintu menatap gambaran tersebut dalam waktu lama. Kedua tangan di samping tubuhnya dikepal erat. Pada akhirnya, dia kembali ke kamar dengan wajah tak berekspresi. Dia memasukkan barang mahal pemberian Jessie ke dalam ransel, lalu berjalan keluar rumah.Di depan gang sana terdapat sebuah warnet. Biasanya Delon dan teman-temannya akan berkumpul di sana. Dia tahu Delon mengikuti seorang wanita yang kerap disapa “Kak Inggrid”.Inggrid adalah pemilik dari warnet. Hanya saja, entah bisnis apa yang dia lakukan, sepertinya dia cukup kaya. Mobil sport merah yang biasanya diparkirkan di depan pintu itu pun adalah milik Inggrid.Lisa memasuki warnet, lalu berjalan ke sisi meja. Pegawai sedang makan mi instan sembari bermain gim. Dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1371

    “Semua ini ulah dia. Tetangga juga melihatnya!” Lisa menangis kuat. “Kakak minta uang sama Ibu. Tapi Ibu nggak kasih, makanya dia celakai Ibu!”Paul menatap putrinya dalam waktu lama. Pada akhirnya, dia tetap memilih untuk keluar. Saat pintu rumah ditutup, Lisa dapat menyadari bahwa ayahnya masih tidak percaya dengan omongannya. Dia pun membanting gelas ke lantai.…Keesokan harinya, Jessie dan abangnya, Jerry, pergi mengunjungi Lisa. Dia mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka pintu.Jessie melihat ke sisi abangnya. “Kakak, jangan-jangan Lisa lagi nggak di rumah?”“Tidak tahu juga. Seharusnya begitu.”Jerry membalikkan tubuhnya. “Ayo kita pergi.”Jessie mengangguk. Awalnya Jessie ingin melihat kondisi Lisa. Hanya saja, Lisa malah tidak di rumah. Dia pun terpaksa akan mencari Lisa sewaktu Lisa kembali sekolah nanti.Jessie dan Jerry berjalan ke kompleks perumahan. Kebetulan mereka bertemu dengan ayahnya Lisa. Jessie berlari menghampirinya. “Paman, aku Jessie, apa Lisa nggak di ruma

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2593

    “Pertama kali ketemu besan, aku juga tidak tahu harus pakai pakaian apa. Kalau aku berpakaian terlalu formal, nanti kesannya ada jarak di antara kita. Kalau aku berpakaian terlalu sederhana, nanti dikira aku tidak menghormati mereka.”Belasan pakaian Silvia ditumpuk di atas ranjang. Dia masih sedang memilih pakaiannya.Hengky yang sudah mengganti pakaiannya menunjukkan ekspresi tidak berdaya. “Yang penting cocok saja. Aku merasa yang tadi lumayan, kok.”“Oh, ya?” Silvia mengambil terusan panjang berwarna ungu, lalu becermin. “Sepertinya lumayan. Kalau begitu, aku pakai yang ini saja.”Akhirnya Silvia sudah mengganti pakaiannya. Dia merangkul lengan Hengky berjalan keluar istana. Tiba-tiba Silvia kepikiran sesuatu. “Di mana hadiahnya?”Hengky tahu Silvia pasti akan menanyakan masalah ini. Dia pun membuka pintu mobil untuk Silvia sembari tersenyum. “Aku sudah mempersiapkannya. Semuanya ada di bagasi mobil.”Suasana di Vila Laguna saat ini sangat ramai. Daniel dan Dacia sudah tiba. Kemudi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2592

    Berwin memelototi Javier. “Dia lagi mengatakanmu, datang tanpa diundang.”Javier tersenyum sembari menatap Cecilia. “Nek, akhirnya aku tahu kenapa kamu tidak menikah dengan Kakek. Sepertinya kamu tidak akan hidup tenang kalau punya suami dengan sikap seperti ini.”“Javier, kamu ….” Berwin merasa marah hingga tangannya gemetar. Cucu sialan! Sialan!Berwin berjalan ke sisi Cecilia. Baru saja dia duduk, Cecilia langsung memelototinya. “Apa aku suruh kamu duduk?”Hati Berwin sungguh terasa penat. Hanya saja, dia tidak bisa mengungkapkannya. Dia terpaksa berdiri, lalu menghela napas ringan. “Cecilia, kamu jangan dengar omong kosong si bocah tengik itu.”“Bocah tengik?” Cecilia tertawa, lalu meletakkan kedua tangannya di atas tongkat. “Apa tidak ada yang tengik di Keluarga Fernando kalian? Cucumu begitu, kamu juga begitu. Kalian sama saja.”Berwin berkata dengan suara keras, “Iya, aku memang tengik. Apa aku sudah boleh duduk?”Benn memalingkan wajahnya. Pundaknya kelihatan gemetar.Javier su

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2591

    Dulu mereka sering beradu mulut. Sekarang mereka masih saja beradu mulut. Tidak ada habis-habisnya!Daniel pun berkata dengan tersenyum, “Itu berarti hubungan mereka berdua bagus sekali.” Sepertinya Daniel kepikiran dengan Charles dan Dacia, raut wajahnya berubah serius.Saat Charles masih hidup, dia tidak pernah akur dengan Dacia. Sebenarnya semua juga salah Daniel. Seandainya saat kecil, Charles tidak selalu mengikuti istrinya, Charles pasti tidak akan dididik hingga memiliki pemikiran seektrem itu.Dacia tidak memiliki seorang ibu yang baik, juga tidak memiliki abang yang menyayanginya. Ditambah lagi, Daniel juga bukan seorang ayah yang baik.Dulu Daniel sempat berpikir. Meskipun Dacia tidak memedulikannya, apalagi tidak mengakuinya sebagai ayah, Daniel juga tidak akan menyalahkan Dacia.Jessie merasakan ekspresi kecewa dari raut wajah Daniel. Dia berjalan mendekat, lalu berkata, “Paman Daniel, sekarang Dacia dimanjakan oleh Kak Jerry, kamu, dan juga ibuku. Seharusnya kamu merasa ge

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2590

    Claire membelai rambut Jessie dengan tersenyum. “Ibu paham. Melihat kalian bisa hidup bahagia, Ayah dan Ibu pun merasa tenang.”Siang harinya, Jessie menemani Claire untuk jalan-jalan di taman. Dia merangkul lengan Claire, lalu bertanya, “Ibu, kalian berencana tinggal berapa lama di sini?”Claire bercanda. “Kenapa? Apa kamu ingin kami segera pergi?”Jessie menggeleng. “Bukan.” Usai berbicara, dia bersandar di pundak Claire. “Aku malah berharap kalian bisa tinggal lebih lama di sini.”“Kali ini kami berencana tinggal setengah bulan di sini. Besok ayahmu ingin pergi mengunjungi nenek buyut kalian di rumahnya Paman Benn.”Usai berbicara, Claire membalikkan tubuhnya untuk melihat Claire. “Besok kamu ikut aku untuk bertemu Dacia dan ayahnya. Sekarang Dacia itu menantu keluarga kita. Dia juga sudah melahirkan Jennie buat Jerry. Sudah seharusnya kita bertemu dengan besan.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Oke, besok aku akan temani Ibu ke sana.”Keesokan harinya, Claire dan Jessie tiba di

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2589

    Jessie membungkus tubuhnya dengan jaket sembari tersenyum. “Nggak apa-apa. Aku tunggu sebentar lagi.”Ayah dan Ibu akan datang hari ini. Jessie sungguh merindukan mereka. Tidak lama kemudian, tiga mobil sedan mewah melaju ke dalam halaman. Saat Claire menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisinya. “Ibu!”Claire juga memeluknya dengan tersenyum lebar. “Sebentar lagi kamu akan jadi ibu. Kenapa malah lari-lari?”“Tapi aku rindu banget sama kalian.” Jessie bersandar di dalam dekapan sang ibu.Claire membelai rambut panjang Jessie. “Ibu juga merindukanmu. Setelah tahu terjadi sesuatu sama kamu, Ibu dan Ayah sangat mencemaskanmu.”Javier bersama Jules berjalan menuruni mobil. Dia berdeham ringan. Kali ini, Jessie baru berjalan pergi memeluknya. “Ayah.”Javier mencubit pipinya. “Sepertinya kamu semakin gendut saja. Seharusnya kamu dijaga dengan sangat baik.”Jules pun tersenyum. “Mana mungkin aku akan mengecewakan ayah mertuaku?”Claire mengambil koper dari tangan Javier. “Sudahlah, cuac

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2588

    Sulivan ingin sekali segera tumbuh dewasa. Ariel melihat dari kaca spion tengah. Kebetulan dia melihat raut wajah kecewa Sulivan. “Sebenarnya kamu nggak usah putus asa. Kamu memang masih kecil, tergolong baru dalam bidang seni bela diri. Orang yang belajar belasan tahun saja belum pasti bisa mengalahkan musuh, apalagi kamu baru belajar kurang dari satu tahun?”Sulivan mencemberutkan bibirnya. Dia tidak berbicara.Ariel pun tersenyum. “Gimana kalau kamu jadikan aku sebagai gurumu saja? Aku pasti nggak akan merugikanmu. Gimana?”Sulivan bersandar di bangkunya. “Lebih baik aku suruh Kak Jody saja.”Senyuman di wajah Ariel langsung terkaku. “Kamu memang nggak imut sama sekali.”Sulivan mendengus, lalu memalingkan wajahnya.Mobil berhenti di depan Kediaman Keluarga Chaniago. Saat Sulivan menuruni mobil, pengurus rumah segera keluar. “Tuan Muda, kamu ke mana saja? Tuan menunggumu di sekolah, tapi kamu tidak keluar-keluar.”Sulivan membuang tasnya di belakang, lalu melewati pengurus rumah. “

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2587

    Hanya saja, usia bocah ini masih belia, malah ingin mempelajari seni bela diri. Apa dia ingin membela kebenaran?Ariel berjalan ke hadapan mereka berdua. “Kebetulan aku lewat.” Usai berbicara, dia membungkukkan tubuhnya untuk melihat Sulivan. Tangannya diletakkan di atas pundak si kecil. “Kamu masih kecil, tapi sudah berani dalam menegak keadilan. Emm, bagus, aku sangat mengagumimu.”Sulivan menunduk dan tidak berbicara.Pada saat ini, Emiko menarik-narik ujung pakaian Sulivan, lalu berbisik, “Kamu ucapin terima kasih sama Kakak. Dia sudah bantu kita.”Sulivan memang merasa canggung dan juga tidak rela, tapi pada akhirnya dia memaksakan dirinya untuk berterima kasih.Ariel menunduk untuk melihat jam tangan, lalu menegakkan punggungnya. “Sudah malam. Gimana kalau aku antar kalian ….”“Tidak usah. Kami pulang sendiri.”Saat Ariel mendengar jawaban Sulivan, dia langsung berdecak. Kenapa bocah cilik ini sok sekali?Sulivan dan Emiko sedang menunggu taksi di tepi jalan. Ariel pun mengikuti

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2586

    Sulivan mendekatkan jam tangan pintarnya ke depan bibirnya. “Pak Polisi? Ada yang bertengkar di sini.”Si Rambut Merah langsung maju. “Dasar bocah tengik! Beraninya lapor polisi!”Belum sempat Sulivan merespons, dia pun didorong si Rambut Merah hingga jatuh ke lantai. Tas sekolahnya pun jatuh di lantai.Sulivan sungguh merasa geram. Dia berdiri hendak membalas gadis itu. Namun, dia tidak sanggup mengalahkan kekuatan perempuan yang sudah berusia 16 tahun, apalagi mereka beranggotakan banyak orang.Si Rambut Merah menggulung lengan pakaiannya ke atas. “Dasar bocah tengik! Malah berani melawan! Aku akan beri pelajaran kepadamu hari ini.”Saat si Rambut Merah hendak maju, tiba-tiba Emiko memeluknya dari belakang. Kemudian, Emiko menjerit ke sisi Sulivan, “Kenapa malah bengong? Cepat pergi.”Orang di samping si Rambut Merah langsung menendang Emiko. Emiko terjatuh. Telapak tangannya membentur anak tangga dan terluka.“Kak Emiko!”Si Rambut Merah langsung menarik kerah pakaian Sulivan. “Tern

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2585

    Javier meletakkan majalahnya, lalu melihat Jennie yang sedang menangis di dalam keranjang bayi. Tidak terlihat ekspresi gusar di wajahnya. “Dasar bocah cilik, sepertinya kamu lagi permainkan aku?”Steven sedang berjalan menuruni tangga sembari memegang botol termos. “Dalam soal menjaga anak, kamu bahkan kalah daripada kakekmu.”Setidaknya Berwin bisa membujuk si kecil hingga tidak menangis lagi.Javier menggendong Jennie. “Bukannya kamu juga tidak bisa membujuk Jennie? Kita itu sebelas dua belas.”Steven merasa kesal dan tidak berbicara lagi.Saat ini, Jennie masih saja menangis. Suara tangisnya malah semakin kencang lagi.Javier memegang popok Jennie. Sepertinya dia telah buang air besar. Javier pun menyuruh pelayan untuk menggantikan popok Jennie. “Memang sudah saatnya ayahnya pulang.”Steven sedang minum air. Dia pun tertawa. “Siapa suruh kamu tidak ikut serta dalam tumbuh kembang ketiga anak kembarmu? Rasakan!”Tiba-tiba Steven kepikiran sesuatu, dia langsung duduk di sofa. “Entah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status