Share

Bab 1365

Author: Daun Jahe
Claire sungguh kaget. “Kamu lagi permainkan aku?”

Terlintas senyuman di wajah Javier. “Aku tahu kamu sudah tidak sabar. Tapi sekarang masih belum saatnya pulang kerja. Kamu sabar dulu.”

Emosi Claire langsung membara. Wajahnya juga merona dalam seketika.

….

Di apartemen.

Widya baru saja selesai mempersiapkan makan malam, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Dia berjalan keluar pergi membukakan pintu dengan raut bingung. Dia pun merasa syok ketika melihat Melia datang dengan menyeret koper. “Kamu ….”

Melia langsung menyeret koper ke rumah. “Aku mau numpang tinggal selama beberapa waktu ini.”

Widya menutup pintunya, lalu menatap Melia. “Apa kamu gila? Bukannya kalian punya vila segede itu? Ngapain tinggal di apartemen sempitku ini?”

“Aku bertengkar sama Ayah.” Melia melipat kedua tangannya. “Gimanapun aku itu kakakmu, memangnya salah kalau aku numpang tinggal di tempatmu?”

Widya juga tidak berbicara lagi. Sepertinya dia merasa kaget dengan kabar pertengkaran Melia dengan Emir.

Saat maka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1366

    Noni menunduk dan tidak berbicara.Elsa meletakkan tangannya di atas pundak putrinya. “Noni, Ibu tahu kamu merasa menderita, tapi masalah itu sudah berlalu. Kita harus melihat ke depan. Kamu juga mesti mempertimbangkan masa depan anakmu.”Noni mengiakan, lalu menjawab, “Iya, aku mengerti.”Hans membawa Ethan pergi bermain. Mereka baru pulang di siang hari. Ethan kembali dengan membawa mainan di tangannya. Dia langsung berlari ke sisi Elsa dengan gembira. “Nek, mainan dari Ayah!”Elsa mengusap kepala Ethan sembari tersenyum. “Apa kamu suka?”Ethan mengangguk, lalu lanjut memainkan pesawat mainannya. “Suka!”Melihat Ethan yang begitu gembira, Elsa juga tidak berkata lain.Hans berjalan mendekat. “Tante, di mana Noni?”Elsa masih bersikap dingin terhadapnya. “Di kamar.”Hans berjalan ke kamar Noni. Begitu pintu dibuka, tampak Noni sedang berdiri di depan jendela. Gorden berwarna merah muda menutupi setengah tubuhnya. Dia sedang menjinjitkan ujung kakinya seolah-olah hendak melompat saja.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1367

    Hans tersenyum. “Tante, kami baik-baik saja.”Elsa juga tidak berkata lain, lalu meninggalkan kamar.Saat Noni melihat Hans, kebetulan kedua pasang mata saling bertemu. Noni segera menunduk. “Apa … kamu baik-baik saja?”Hans menelan air liurnya, lalu mengalihkan pandangannya. “Aku baik-baik saja. Aku kembalikan sarang burungnya.”Setelah menaruh sarang burung dan memalingkan kepala untuk melihat Noni, Noni masih terpaku di tempat. Hans berjalan mendekatinya, berhenti di hadapannya. “Noni, kamu tidak usah merasa bersalah. Aku tidak terluka.”Melihat air mata mengalir di wajah Noni, Hans merasa sangat syok. Dia juga bingung harus berbuat apa.Telapak tangan Hans menopang pipi Noni. Dia mengusap air mata di wajahnya. “Noni, kenapa malah nangis?”Noni sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya bisa bersedih. Mungkin dia kepikiran dengan masa lalu atau dia teringat dengan sesuatu yang menyedihkan, air matanya tak berhenti menetes.Hans menunduk, mencium air mata di wajah Noni.Mata Noni tampak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1368

    Jessie berjalan mendekati Lisa, lalu duduk di sampingnya. “Lisa, ada apa dengan kamu selama belakangan hari ini?”Lisa tidak menjawab.Jessie sungguh mengkhawatirkannya. Dia meletakkan satu tangan di atas pundak Lisa. Namun pada saat ini, Lisa malah menepis tangannya. “Jessie, sewaktu di sekolah, kita nggak usah terlalu dekat.”Jessie terbengong sejenak. Dia merasa bingung. “Kenapa?” Jessie kepikiran sesuatu. “Jangan-jangan Yura ngomong sesuatu sama kamu?”Lisa menunduk untuk menyeka air matanya. “Aku tahu aku berasal dari keluarga miskin. Aku bisa sekolah di sini juga mengandalkan subsidi dan juga simpanan orang tua. Keluargaku nggak bisa beri aku apa-apa. Aku hanya ingin berteman saja. Kenapa … kenapa mereka mengataiku seperti itu?”Jessie berdiri, lalu berjongkok di hadapan Lisa. “Lisa, kamu nggak usah peduli dengan kata-kata mereka. Kamu tahu sendiri Yura itu memang jago dalam provokasi. Seumur hidupku, aku hanya punya satu teman saja, yaitu kamu.”Ketika menyadari Lisa tidak berhe

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1369

    Jessie telah dilindungi dengan sangat baik. Dia tidak paham cara bergaul di dunia luar. Dia memberi barang bagus untuk Lisa berharap Lisa bisa percaya diri seperti dirinya. Namun, percaya diri tidak bisa tumbuh hanya dengan mengandalkan material.Rasa serakah tidak ada sejak lahir. Jika seseorang mendapatkan barang yang tidak bisa didapatkannya dengan gampang, rasa serakah perlahan-lahan akan merambat di hatinya. Jessie memang bodoh.“Jadi, apa yang harus aku lakukan?” Tiba-tiba Jessie merasa sepertinya dia telah memberi banyak beban kepada Lisa.Claire berdiri dengan tersenyum. “Tentu saja memperbaiki kesalahanmu. Sekarang masih belum terlambat, kok.”Di sisi lain.Lisa menunggu di luar hingga langit menggelap baru pulang ke rumah. Saat dia mengeluarkan kunci hendak membuka pintu rumah, dia menyadari pintu rumah dalam keadaan terbuka. Lisa mendorong pintu dengan bingung. “Ayah, Ibu, aku pulang.”Lisa melepaskan sepatu, lalu memanggil orang tuanya. Namun, tidak terdengar sahutan apa-ap

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1370

    Jessie terbengong sejenak. Dia menunduk, lalu berterima kasih kepada wali kelas, baru meninggalkan ruang guru.Di perumahan Lisa.Paul sedang membereskan barang peninggalan istrinya. Saat melihat foto keluarga, air mata tak berhenti menetes.Lisa yang berdiri di depan pintu menatap gambaran tersebut dalam waktu lama. Kedua tangan di samping tubuhnya dikepal erat. Pada akhirnya, dia kembali ke kamar dengan wajah tak berekspresi. Dia memasukkan barang mahal pemberian Jessie ke dalam ransel, lalu berjalan keluar rumah.Di depan gang sana terdapat sebuah warnet. Biasanya Delon dan teman-temannya akan berkumpul di sana. Dia tahu Delon mengikuti seorang wanita yang kerap disapa “Kak Inggrid”.Inggrid adalah pemilik dari warnet. Hanya saja, entah bisnis apa yang dia lakukan, sepertinya dia cukup kaya. Mobil sport merah yang biasanya diparkirkan di depan pintu itu pun adalah milik Inggrid.Lisa memasuki warnet, lalu berjalan ke sisi meja. Pegawai sedang makan mi instan sembari bermain gim. Dia

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1371

    “Semua ini ulah dia. Tetangga juga melihatnya!” Lisa menangis kuat. “Kakak minta uang sama Ibu. Tapi Ibu nggak kasih, makanya dia celakai Ibu!”Paul menatap putrinya dalam waktu lama. Pada akhirnya, dia tetap memilih untuk keluar. Saat pintu rumah ditutup, Lisa dapat menyadari bahwa ayahnya masih tidak percaya dengan omongannya. Dia pun membanting gelas ke lantai.…Keesokan harinya, Jessie dan abangnya, Jerry, pergi mengunjungi Lisa. Dia mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka pintu.Jessie melihat ke sisi abangnya. “Kakak, jangan-jangan Lisa lagi nggak di rumah?”“Tidak tahu juga. Seharusnya begitu.”Jerry membalikkan tubuhnya. “Ayo kita pergi.”Jessie mengangguk. Awalnya Jessie ingin melihat kondisi Lisa. Hanya saja, Lisa malah tidak di rumah. Dia pun terpaksa akan mencari Lisa sewaktu Lisa kembali sekolah nanti.Jessie dan Jerry berjalan ke kompleks perumahan. Kebetulan mereka bertemu dengan ayahnya Lisa. Jessie berlari menghampirinya. “Paman, aku Jessie, apa Lisa nggak di ruma

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1372

    Hans tersenyum. “Pasti suka.”Mobil berhenti di depan Kediaman Jetmadi. Sepertinya Guffin dan Vilya telah mengetahui kabar itu, mereka pun sedang menunggu di ruang tamu. Ketika melihat Hans masuk bersama seorang wanita yang menggendong seorang anak, Guffin dan Vilya langsung merasa syok.Hans menggandeng tangan Ethan, lalu membawa Noni ke hadapan mereka. “Ayah, aku bawa cucu kalian dan Noni pulang ke rumah.”Ethan spontan berondok di belakang kaki Hans. Dia mencondongkan sedikit kepalanya untuk mengintip.Hati Vilya juga luluh ketika melihat keimutan si bocah. “Nak, ke sini.”Noni berjongkok berbicara sesuatu dengan Ethan. Ethan sempat ragu sejenak, baru berjalan mendekati Vilya. Vilya mengusap kepala si kecil, lalu berkata dengan tersenyum, “Anak pintar.” Kemudian, dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi Noni. “Noni, sudah merepotkanmu.”Noni tertegun sejenak. Dia hanya menggeleng saja.Guffin membangkitkan tubuhnya perlahan dengan tongkat. “Berhubung semuanya sudah pulang, aku suruh

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1373

    Emir menunduk, tidak berbicara lagi.Emir berjalan keluar ruang tunggu. Kebetulan dia bertemu dengan Widya di koridor. Emir pun terkejut. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Widya juga tidak menyangka akan bertemu ayah tirinya di sini!Pada saat ini, Claire juga berjalan keluar. Saat melihat Emir sedang berbincang dengan Widya, Claire pun merasa bingung. “Apa Pak Emir kenal dengan Widya?”Tanpa menunggu balasan dari Emir, Widya segera berkata, “Paman Emir, aku … aku bekerja di Perusahaan Soulna.”Emir mengangguk. “Ternyata selama ini kamu kerja di Soulna?”Widya mengiakannya.Claire berjalan ke sisi Emir, lalu melihat ke sisi Widya. “Apa Pak Emir punya hubungan saudara dengan Widya?”Sebab, Widya juga bermarga Gozali.Widya menunduk dan tidak menjawab. Lebih tepatnya, dia tidak berani menjawab.Emir terdiam sejenak, lalu menjawab dengan tersenyum, “Dia adalah putri dari istriku.”Widya spontan merasa syok. Sepertinya ini pertama kalinya Emir memperkenalkan hubungan mereka kepada orang lain

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status