Paul terbengong sejenak. Dia melihat sosok Lisa yang tidak berbicara sama sekali. “Lisa, apa benar semua ini ulahmu?”Raut wajah Paul menjadi muram. Dia masih tidak berbicara.Delon sungguh emosi saat ini, tapi dia tidak bisa melampiaskannya. Dengan terpaksa, dia menendang rak di sampingnya hingga pajangan di dalamnya bergetar, lalu jatuh ke lantai. “Inilah putri yang kamu didik. Tak disangka dia hebat sekali.”“Delon, jangan bicara lagi.”“Kamu mulai pilih kasih lagi?” Delon tersenyum, lalu menekan-nekan gigi geraham dengan lidahnya. “Demi putri kesayanganmu, kalian rela keluar uang banyak untuk sekolahkan dia di sekolah konglomerat. Tapi apa yang dia pelajari? Oh nggak, dia belajar gimana cara untuk menyogok. Dia lebih pintar daripada aku.”Raut wajah Paul berubah muram. Dia tidak berbicara. Namun pada saat ini, tetiba Lisa berlari keluar.“Lisa!” Setelah matahari terbenam, langit semakin gelap lagi. Lisa berjalan di trotoar diterangi dengan cahaya lampu jalan dan toko di tepi jalan
Read more