Firman kini berada di restoran yang sudah ia janjikan dengan Nada. Berulang kali ia melirik ke arah tangannya, di mana sebuah jam mahal terpasang di sana.Ia menunggu kedatangan Nada dengan tak sabaran, menunggu adalah sesuatu yang sangat ia benci. Namun, entah kenapa ia mampu menunggu Nada selama dua tahun ini. Meskipun hasil dari menungggunnya adalah sebuah kesia-siaan.Pada akhirnya, Nada tidak memilih dirinya. Karena sudah tidak sabaran, Firman bermaksud untuk menelpon Nada. IA ingin menanyakan keberadaan Nada. Apa masih di rumah atau dalam perjalanan menuju restoran tempat mereka ketemuan.Belum juga sempat Firman menghubungi Nada, orang yang ditunggunya kepalang datang. Firman pun langsung menoleh ke arah datangnya Nada."Assalamualaikum, maaf aku sepertinya terlambat." Ujar Nada. Ia meminta maaf karena telat setengah jam.Firman tersenyum, "Tidak apa-apa, duduklah!" Oerinths Firman dan Nada pun langsung duduk."Aku benar-benar gak enak, kita janjian pukul delapan dan ini sudah
Baca selengkapnya