Nada kembali mendengar suara teriakan dan gedoran di sebelah kamarnya. Saat lihat jam ternyata menunjukkan pukul dua belas malam. Sedari tadi Nada memang belum tidur, rasa kantuknya tiba-tiba tidak ada. Pikirannya terlalu terfokus pada Nazril dan Akbar.Untuk mengurangi suara beresik itu, Nada memutuskan untuk ke balkon. Menikmati udara segar malam hari. Nada berdiri di depan pagar pembatas balkon. Ia memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam udara. Namun, apa yang ia lakukan sekarang malah membuat ia teringat pada Nazril pada Akbar.Air matanya kembali luruh. "Nazril sayang, kamu sedang apa? Apakah kamu merindukan Bunda? Bunda merindukan kamu. Bunda mau ketemu kamu. Tapi.... Bunda sama sekali tidak tahu ada di mana. Bunda takut," racau Nada, ia terisak semakin keras. Kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya yang banjir air mata."Akbar, tolong aku. Tolong cepat datang, aku sendirian, aku takut." Racau lagi Nada.Tanpa Nada sadari, jika disebelah balkonnya tepatnya di
Baca selengkapnya