Home / Rumah Tangga / Ditalak Setelah Melahirkan / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Ditalak Setelah Melahirkan : Chapter 161 - Chapter 170

238 Chapters

Bahagia Itu Sederhana

Bab 161"Tak ada yang perlu dimaafkan. Kamu itu manusia, bukan robot. Kalau Mas ingin menangis, menangislah. Sudah terlalu banyak kesakitan yang Mas rasakan sejak kecil. Dan aku ditakdirkan untuk menampung semua air matamu...." Zakia menggenggam tangan suaminya seraya menyunggingkan senyum, senyum yang sangat teduh. Sementara tangannya yang lain menahan kepala Ammar yang rupanya telah tertidur lantaran kelelahan. Lagi pula saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 malam."Maafkan aku, Sayang. Aku belum bisa membahagiakanmu. Semoga setelah semua benar-benar berlalu, kita akan merasakan kebahagiaan yang sebenarnya," ucap Arkan lirih. Terkadang rasa bersalah itu menyelimuti hatinya. Sejak mereka menikah, hidup Zakia seolah tidak pernah tenang. Berbagai macam kejadian silih berganti, bahkan di hari pernikahan mereka saja harus ada insiden tertembaknya sang paman."Bahagia itu sederhana dan bahagia itu ada di sini." Lagi-lagi Zakia mengusap dada suaminya, kali ini gerakannya sedikit men
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

Tidak Ada Uang Gratis

Bab 162 "Saya tidak tinggal disini, Bu. Saya punya rumah sendiri yang tak kalah mewah dari rumah ini. Saya memang hampir setiap hari kemari, tapi tujuan saya hanya sekedar menengok anak dan cucu saya, bukan numpang." Hanna memberi penekanan pada kata numpang. Intonasi suaranya dibuat lembut, tapi tegas. Skakmat. Marina terdiam seketika. Dia memang menyadari jika Hanna bukan orang sembarangan. Ah, andai saja Yudha dan Zakia bisa rujuk lagi, pasti ia akan sangat bahagia karena bisa punya menantu seorang wanita yang pewaris tunggal sebuah grup perusahaan besar. Kehidupannya pasti akan lebih terjamin. Bisa tinggal di rumah mewah, ada pembantu yang siap melayani dan bisa berbelanja sesuka hati. Dia tidak perlu sesusah ini, yang untuk makan saja dia harus memutar otak, bahkan terakhir harus angkat kaki dari rumah kontrakan yang selama ini mereka tempati karena menunggak uang sewa. Namun sialnya, malah Arkan yang sekarang menjadi suami Zakia! Pria yang berprofesi sebagai pengusaha itu be
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Tak Punya Tujuan

Bab 163"Ibu mengusir kami?!" Mata Risa seketika membelalak, tak percaya jika wanita yang terlihat bersikap anggun dan tenang itu ternyata sudah memanggil security untuk mengusir mereka."Saya tidak mengusir kalian. Namun sebagai tamu, seharusnya kalian tahu diri. Jika keperluan sudah selesai, sebaiknya segera meninggalkan rumah ini, apalagi kedatangan kalian tidak berada di situasi yang tepat. Kami tengah berduka dan mohon maaf jika penyambutan kami tidak berkenan," sahut Hanna datar."Halah, sama saja!" celutuk Risa. Wanita muda yang satu ini memang tidak bisa mengontrol ucapannya, tidak peduli dengan siapa ia berhadapan. "Maaf, Kak Risa. Aku rasa jawaban kami sudah sangat jelas. Kami tidak bisa mengizinkan kamu dan mama kamu untuk tinggal di rumah ini, dan juga memberi uang yang kamu inginkan," ucap Zakia menimpali. Matanya menatap lekat Risa yang balas memandangnya. Tatapan Risa begitu tajam, memindai sosok mantan adik iparnya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Zakia yang
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Kamu Mengundangku, Sayang

Bab 164"Mama masih merasa berat, apalagi melihat tingkah laku Risa barusan yang tak sopan. Okelah, jika perilakunya yang seperti itu hanya ditunjukkan kepada kita. Bagaimana kalau seandainya dia bekerja di Cahaya Bunda dan perilaku buruk itu ia tunjukkan pula kepada semua orang yang datang ke sana? Tentu ini akan mempengaruhi kualitas pelayanan....""Aku mengerti, Ma. Aku tidak berpikir sampai ke situ," sela Zakia seraya menundukkan wajahnya.Hanna menghela nafas, sementara tangannya yang lain menyentuh dagu sang putri sehingga wajah itu kembali mendongak."Tak masalah. Kamu memang terlalu baik, Nak. Sudah disakiti berkali-kali masih saja mau menolong. Kalau Mama sih amit-amit." Hanna mengusap pipi putrinya kemudian berdiri. "Ya sudah. Mama istirahat dulu ya. Kalian juga harus istirahat. Oh, ya, Zakia. Besok sore jadwal kontrol kandungan kamu sama dokter Budi. Kamu masih ingat, kan?"Sesudah itu Hanna melenggang pergi menuju kamarnya.Zakia hanya mampu menatap sosok ibundanya yang me
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more

Kesayangan Om, Apa Kabar?

Bab 165"Om Uda...." Suara cadel Naya begitu menggemaskan. Balita mungil itu meluncur turun dari gendongan Riri, berlari kecil menghampiri Yudha dan Citra yang baru saja memasuki area taman samping rumah ini."Kesayangan Om, apa kabar?" Yudha balas merentangkan tangan memeluk buah hatinya. Ada rasa sakit yang sedang coba ia tahan saat sang putri memanggilnya dengan panggilan Om, bukan Papa. Akan tetapi apa boleh buat, Naya hanya tahu Arkan sebagai ayahnya, bukan Yudha. Yudha juga tak sampai hati memaksakan pemahaman jika ia sebenarnya adalah ayah kandung Naya. Naya masih teramat kecil dan tak tahu apa-apa soal perceraian kedua orangtuanya. Semua yang telah terjadi padanya dan Zakia mutlak kesalahannya. Anggap saja ini adalah hukuman untuknya yang pernah menolak kelahiran putrinya. Nyatanya setelah ia di vonis tidak bisa punya anak lagi, barulah ia menyadari betapa berharganya seorang anak, tak peduli itu anak laki-laki atau anak perempuan. "Maaf, Pak. Saya sudah berusaha, tetapi non
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Apa Aku Salah?

Bab 166"Dasar anak durhaka! Kamu mau bikin Mama mati ya?!" Marina langsung marah-marah manakala tahu jika yang hampir menabraknya adalah Yudha. Dia megenali mobil yang dikemudikan oleh putranya.Mobil berhenti di pinggir jalan. Yudha dan Citra turun dari mobil dan tersentak saat melihat Marina dan Risa yang tengah berdiri kurang dari satu meter dari mobil mereka."Maaf Ma, aku nggak sengaja.""Maaf, maaf! Enak saja. Kalau kamu sampai menabrak Mama, masuk neraka kamu," sembur Marina lagi. Wanita setengah tua itu meletakkan tas besar yang semula berada di tangannya begitu saja ke tanah."Memangnya Mama mau apa? Kok bisa berkeliaran di jalan seperti ini? Pakai bawa tas besar segala, seperti pengungsi saja!" cetus Yudha."Cari rumah kontrakan lah, tapi sampai sekarang belum nemu nemu juga," cetus Risa menimpali."Tapi nggak seperti ini juga kali, Kak. Kalian ini ada-ada saja. Orang yang nggak tahu masalah yang sebenarnya pasti akan berpikir aku sudah menelantarkan ibu dan saudara perempu
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Ini Rumah Atau Kandang Kambing Sih?

Bab 167"Apa aku salah telah memisahkan seorang ibu dan anak? Apakah kehadiranku begitu mengganggu hubungan mereka?" Citra memejamkan mata sejenak, sembari mengusap dadanya yang terasa agak sesak."Aku seorang istri dan aku tidak pernah menuntut apapun dari suamiku, termasuk nafkah lahir maupun batin. Lalu apa aku salah jika menolak ibu mertua dan kakak iparku untuk tinggal di rumahku, rumah yang aku beli sendiri tanpa menggunakan sesenpun uang Yudha?!" Citra lanjut bermonolog. Dia bahkan berdiri dengan wajah menengadah. Netranya menatap cakrawala biru yang berhias warna putih awan."Ah, tapi aku tidak boleh terbawa pikiran negatif. Yudha pernah cerita jika hubungan dengan dua istrinya yang terdahulu berakhir gara-gara campur tangan ibu dan kakaknya. Mungkin seperti ini yang dia maksud." Wanita itu menghela nafas berat. "Entah apa maunya wanita tua itu. Entah dari mana cara berpikirnya berasal. Zaman sudah modern, tapi masih saja ada mertua yang menganggap menantu itu seperti pembant
last updateLast Updated : 2023-09-03
Read more

Guratan Luka

Bab 168Zakia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan mantan suaminya di sini, padahal sepengetahuannya Yudha tengah menghabiskan waktu bersama putrinya, mengingat tadi malam Yudha memang mengirim pesan kepada Arkan bahwa akan ke rumah untuk menengok putrinya. Zakia dan Arkan sengaja berangkat pagi-pagi sekali agar kedua insan itu bisa bertemu lebih lama dan leluasa. Lagi pula, toh keperluan Yudha hanya bertemu dengan Naya, bukan dengan dirinya. Dia tak punya urusan apapun dengan pria itu. Mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing. Andai tidak ada Naya di antara mereka, maka tak ada alasan bagi Yudha untuk berkunjung ke rumahnya.Zakia memang sudah berdamai dengan masa lalu, tetapi tetap saja ia merasakan guratan di hatinya. Bekas luka itu memang sembuh, tetapi ibarat luka, pasti ada menyisakan gurat ataupun bekas. Itulah yang terjadi pada Zakia saat ini. Satu hal yang membuat ia enggan bertemu dengan ayah kandung Naya itu.Sebenarnya hari ini jadwal Zakia tidak banyak, hanya m
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Urusan Warisan

Bab 169Mobil meluncur tenang. Kali ini Arkan sendiri yang menyetir. Dia sengaja tidak menggunakan jasa sopir lantaran ingin sebuah privasi. Ini adalah urusan keluarga dan Arkan tidak mau apa yang mereka bicarakan di mobil terdengar oleh siapapun. Dia tidak ingin ada orang lain yang berada di mobil ini."Kira-kira Tante Gendis mau apa ya, Mas?" cicit Zakia. Matanya lurus menatap jalanan meski sesekali melongok ke belakang. Beberapa motor gede nampak mengikuti mobil mereka. Itu adalah para pengawal yang ditugaskan untuk menyertai perjalanan mereka kali ini. Arkan tidak mau mengambil resiko karena apapun bisa saja terjadi mengingat ia tahu benar siapa sebenarnya Gendis."Mas juga tidak tahu, Sayang. Dia tidak mengatakan keperluannya.""Serasa main tebak-tebakan," keluh Zakia. Diapun menghembuskan nafas. Wajar kalau ia khawatir. Dia tahu betul kisruh di keluarga suaminya. Apalagi sekarang eyang putrinya, Gusti Anjani sudah meninggal dunia. Padahal wanita tua itulah yang selalu menjadi pe
last updateLast Updated : 2023-09-05
Read more

Bukan Pewaris Biasa

Bab 170"Diam...!!" Tak tahan lagi menahan emosi, Arkan menggebrak meja yang membuat semua orang yang hadir di bilik VVIP restoran ini terkejut."Kalian pikir aku suka diriku ditetapkan sebagai pewaris sah semua warisan Eyang Putri?! Kalian pikir aku menghendaki semua ini?! Nggak sama sekali, Om, Tante! Tanpa warisan pun aku bisa hidup enak. Dari kecil sampai sebesar ini, aku tegak berdiri di atas kakiku sendiri tanpa sokongan sedikitpun dari kalian, orang-orang yang memiliki keterikatan darah denganku!" Kedua telapak tangan Arkan mengepal sangat erat, meski ia tahu genggaman tangan istrinya di pergelangan tangannya juga sangat kuat. Arkan sudah tak bisa lagi mengendalikan emosinya. Dia benci semua orang yang hadir di sini yang bersikap seolah-olah dia mengambil semua harta warisan. Sedikitpun ia tidak pernah berpikir ke arah sana, woy!!"Kalau bukan suka, lantas apa namanya? Tidak mungkin Eyang Putri begitu saja, tiba-tiba memberikan semua warisan itu kepadamu!" tuduh Gendis. Dia a
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status