Bab 180"Kamu kenapa, Sayang? Kayak gelisah sekali," tegur Hanna. Ternyata wanita paruh baya ini pun juga sudah selesai dengan ponselnya. Sama seperti putrinya, Hanna pun banyak memberi instruksi kepada asistennya. Seharusnya semua kegiatan hari ini dihadiri Hanna langsung, tapi Hanna memilih menemani Zakia di rumah ini.Wanita paruh baya itu bangkit dari sofa, melangkah tergesa menuju teras rumah, tempat putrinya tengah berdiri."Aku tidak apa-apa, Ma. Hanya khawatir dengan Mas Arkan yang sampai sekarang belum pulang," keluh Zakia. Tatapannya lurus ke arah pintu gerbang, berharap mobil sport mewah milik suaminya muncul melintasi pintu gerbang itu."Kita berdoa saja, berdoa yang terbaik, semoga Arkan baik-baik saja. Ingat suamimu itu berada di dalam pengawalan yang ketat. Dia akan aman." Hanna menghibur. Sebuah usapan ia berikan di pundak sang putri."Aku harap begitu, Ma. Ini hanya kekhawatiran seorang istri dan ibu dari anak-anaknya." Zakia mengusap perutnya yang semakin membuncit.
Last Updated : 2023-09-17 Read more