Okok Keang dan rombongannya, tetap berjalan hati-hati di antara akar-akar pohon yang mencuat dari tanah. Insting mereka mengingatkan jika bahaya sedang mengancam merekaa, tetpi mereka tetap tenang."Jalanannya makin sulit," gumam Desy sambil mengusap keringat di dahinya.“Tetaplah kalian hati-hati,” bisaik Okok Keang.Okok Keang, pria setengah baya dengan tubuh kekar, menoleh ke arah Desy dan berkata hati-hati. "Hutan ini memang tidak pernah bersahabat, tapi kita harus terus maju."Tawa kecil terdengar dari belakang mereka. "Aku rindu kasur empuk di rumah," keluh Yuni, salah satu murid muda yang baru pertama kali ikut perjalanan ini."Sabar, murid mudaku,” sahut Okok Keang, tidak lama lagi kita sampai pada misi kita," lanjutnya sebagai pemimpin dari rombongan itu.Namun, tanpa mereka sadari, di balik rerimbunan semak, mata-mata tajam mengintai mereka. Sekelompok Kayau, para pemburu kepala manusia, bersembunyi di antara batang pohon besar.Wajah mereka dilukis dengan cat hitam dan mera
Last Updated : 2025-03-25 Read more