Home / Rumah Tangga / 180 Hari Menuju Akad / Kabanata 11 - Kabanata 20

Lahat ng Kabanata ng 180 Hari Menuju Akad: Kabanata 11 - Kabanata 20

86 Kabanata

11. Rencana Kabur

Akhirnya butiran kristal-kristal bening keluar juga dari bola mataku, sebuah ungkapan betapa aku tidak sanggup lagi menahan beban yang menyesakkan dadaku. "Nia, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya. Allah yakin kamu bisa, dan Mas juga yakin kalau kamu sanggup menghadapi semua ini," ujar Arya menguatkan dan memberikan semangat kepadaku. "Mas, apakah aku kabur saja?" Aku tidak bisa berpikir jernih, karena otak ini terus saja memikirkan hal negatif yabg seharusnya tidak dilakukan, hingga kini yang terbayang olehku hanyalah menghilang dan kabur sejauh mungkin agar aku bisa menghindari masalah hidup yang kujalani saat ini. Bahkan, walaupun ke ujung dunia adalah tempat terbaik untuk menghindar maka aku akan diam-diam lari kesana agar tidak ada seorang pun yang menemukanku. Sungguh, dari dahulu hingga saat ini, impianku masih belum berubah. Aku ingin menikah dengan konsep mewah layaknya seorang putri kerajaan dalam cerita-cerita di negeri dongeng, dengan gau
last updateHuling Na-update : 2023-06-02
Magbasa pa

12. Perasaan Seorang Ibu

Terbayang olehku kata-kata mamaku, kalau Arya bukanlah lelaki baik, ia tidak benar-benar tulus bersahabat denganku, ia hanya memanfaatkan kebaikan hatiku, ia hanya ingin bermain-main denganku. Parahnya lagi, mungkin lelaki itu hanya penasaran denganku. Sungguh, tidak ada penilaian dan kata-kata baik yang mama lontarkan untuk Arya. "HP-ku mana?" Karena tanganku sedang terluka, aku tidak bisa bergerak sesuka hatiku, jadi tidak ada yang bisa kulakukan selain bertanya kepada lelaki itu. "Kamu perlu diobati terlebih dahulu, nanti aku akan mengambilkan HP-nya," ucap Arya dengan nada suara datar. Sungguh, kepeduliannya saat ini terdengar seperti sebuah basa-basi yang mengandung toxic. Tapi, aku tidak ingin berpikir negatif karena akan menambah energi yang merusak mood dan perasaanku. "Aku ingin menelpon sekarang!" Dengan nada suara tinggi, aku membentak Arya, mengungkapkan isi hati dan amarahku karena sikapnya yang tidak peduli dengan perasaan orang tuaku. Sungguh, lelaki itu bersikap
last updateHuling Na-update : 2023-06-03
Magbasa pa

13. Emosi dan Amarah

"Nia, Sayang, kamu tidak apa-apa, Nak?" Ternyata mama dan papa yang datang menghampiriku dengan sejuta kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah keduanya. "Nia tidak apa-apa kok, Ma, Pa," ucapku dengan memberikan senyum terbaikku kepada mama dan papa. Mama langsung memelukku, kemudian memeriksa seluruh tubuhku, memastikan keadaanku baik-baik saja dan tidak terluka sedikitpun. "Nak, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu ada di rumah sakit dan siapa yang membawa kamu kesini, Nak?" tanya papa dengan kegelisahan di hatinya. "Nia diantar sama Arya, Pa," jawabku dengan nada suara lemah, namun masih bisa terdengar jelas oleh mama dan papa. "Arya? Lelaki yang tidak punya nyali itu? Dimana dia sekarang?" ucap mama dengan wajah memerah penuh dengan amarah dan ketidaksukaan. Mama Anita terlihat emosi dan marah besar, matanya membelalak dengan rona wajah yang berubah masam ketika mendengar nama Arya disebut. Bahkan, ini kali pertamanya aku melihat mamaku semarah itu mendengarkan n
last updateHuling Na-update : 2023-06-04
Magbasa pa

14. Pergolakan Batin

"Mama jangan egois, jangan memaksakan kehendak Mama. Kania ingin istirahat dan tidak ingin bertemu dengan siapapun sekarang!" Suara lantang dan jelas sekali melawan orang tua itu membuatku merasa bersalah dan berdosa. Namun ini adalah salah satu bentuk pembelaan diriku atas apa yang seharusnya aku perjuangkan. "Kania, kamu benar-benar kelewatan! Mama dan Papa tidak pernah mengajarkanmu menjadi anak yang kurang ajar seperti ini," ucap mama Anita tanpa menatapku sedikitpun. "Ma, sudah, sabar! Ini rumah sakit, jangan membuat keributan apalagi dengan anak sendiri," ucap papa menenangkan mama kembali. "Jika kamu ingin pergi silahkan!" ucap mama tegas. Beliau berjalan keluar dari kamarku disusul dengan papa dengan sejuta rasa sedih dan kecewa yang beliau bawa bersamanya. "Baik, kalau itu yang Mama dan Papa inginkan, Nia akan pergi selamanya!" Ketika kedua orang tuaku memaksakan kehendak sesuai dengan keinginan mereka, aku merasa sangat hancur, bahkan membuat separuh hatiku terl
last updateHuling Na-update : 2023-06-19
Magbasa pa

15. Merasa Muak

[Nia, apa kamu sakit?] Terdengar olehku suara seseorang yang tidak kukenal namun terdengar tidak asing di telingaku. Aku melihat layar ponsel dan mendapati nomor tidak dikenal yang menghubungiku. Ya, aku langsung bisa menebak kalau panggilan ini adalah panggilan dari ustadz Fahri, tunangan yang tak kuharapkan. Sungguh, aku tidak ingin menyimpan nomor ponselnya dan sungguh aku tidak ingin berkomunikasi dengannya. Jangankan untuk bertemu atau mengobrol di telepon, sekedar membalas pesan singkatnya saja aku merasa tidak sudi. [Kania, kamu baik-baik saja 'kan?] ucap Fahri sekali lagi dengan suara yang terdengar penuh dengan kekhawatiran yang teramat sangat. 'Dasar lelaki sok perhatian banget lo!' ucapku di dalam hati sembari mematikan panggilan teleponnya. Wajahku mulai memerah, aku semakin muak dan kesal kepada lelaki itu. Sikapnya yang sok peduli dan sok perhatian membuatku ingin sekali mencabik-cabik mulutnya. Kring ..., kring ..., kring .... Kebal dan seperti tidak tah
last updateHuling Na-update : 2023-06-26
Magbasa pa

16. Bawaannya Emosi

"Mas tidak melihat apapun sebelumnya, jadi kamu tidak usah khawatir," bujuk Arya. Arya meminimalisir rasa maluku kepadanya, dan sejujurnya kata-kata seperti itu benar-benar sangat ku butuhkan saat ini. Ya, walaupun berpura-pura, setidaknya Arya memilih untuk melupakan kejadian sebelumnya untuk menjaga hati dan perasaanku. "Kamu dari mana saja? Kenapa tiba-tiba menghilang saat Mama dan Papa datang?" tanyaku tanpa melihat Arya. "Aku mengurus administrasi dan menebus obat untukmu, tapi ketika kulihat kedua orang tuamu datang aku memilih pergi karena aku tidak ingin mengganggu privasimu dengan keluargamu." Alasan yang masuk akal karena Arya memang belum pernah aku kenalkan kepada kedua orang tuaku. Namun entah mengapa, hatiku merasa kalau Alex bersikap berbeda dari ia yang kukenal sebelumnya. "Aku takut!" Entah mengadu atau ingin dikasihani, tiba-tiba saja ku ungkapkan kekhawatiran diriku kepada Arya. Aku ingin lelaki itu melindungi dan menjagaku, aku ingin ia selalu ada untukku
last updateHuling Na-update : 2023-06-30
Magbasa pa

17. Saling Jaga Image

Entah apa yang kupikirkan hingga terbesit di dalam hatiku untuk menanyakan isi hati Arya kepadaku. Aku penasaran apakah lelaki itu merasa bahagia atas rencana pernikahanku sehingga ia terlihat begitu antusias untuk menyuruhku menikah. "Mas, kenapa kamu diam? Apakah kamu senang melihat aku menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai?" Dengan nada suara tinggi dan mata melotot, aku menatap dan menantang Arya. Namun, lelaki itu tidak berani menatap mataku, ia memalingkan pandangannya seolah tidak ingin menjawab pertanyaanku. "Mas, jawab aku!" bentak ku hingga membuat lelaki itu terpaksa menatap tajam ke arahku. "Kania, sebagai seorang kakak tentu saja Mas akan merasa sangat senang dan bahagia jika adik yang sangat Mas sayangi menikah dengan lelaki yang sangat baik ilmu agamanya." "Oke, Mas, jika itu yang membuat Mas bahagia maka aku akan menikah dengan lelaki itu, sekarang Mas silahkan pergi dari sini karena aku ingin istirahat!" Aku mengangkat tangan kananku, kemudian menunju
last updateHuling Na-update : 2023-07-01
Magbasa pa

18. Menjadi Anak Durhaka

"Ma-, Mama menampar Kania?" ucapku dengan nada suara terisak dengan air mata yang kini mengalir membasahi pipiku. "Mama dan Papa tidak pernah mendidik mu menjadi anak yang kurang ajar seperti ini!" ucap mama Anita dengan nada suara lemah dan terdengar datar, namun sungguh kata-kata yang keluar dari lisan mama Anita terasa seperti anak panah yang menusukku tepat di jantungku. Dadaku terasa sangat sesak, aku kesulitan bernafas seolah nyawa ini akan meninggalkan jasadnya. Ya, ada rasa penyesalan di hati ini dan ingin rasanya aku meminta maaf kepada mama Anita atas sikapku yang durhaka, tapi mulut ini kaku dan kelu seolah tidak sanggup lagi mengucapkan apapun, bukan karena aku tidak mampu dan tidak bisa tapi karena hati ini telah membatu hingga tidak ada lagi kebaikan yang terlihat di wajahku, yang ada rada benci dan kecewa kepada mamaku sendiri. "Sekarang kita pulang!" ucap mama Anita tegas. Wanita separuh baya yang biasanya selalu bersikap lembut kepadaku kini telah berubah menja
last updateHuling Na-update : 2023-07-02
Magbasa pa

19. Perang Dingin

Sejujurnya, keberadaan papa saat ini membuatku merasa tenang dan damai, beliau seperti salju putih bersih yang memadamkan panasnya gejolak api dalam diriku. Ya, papa mungkin belum tahu bagaimana aku dan mama bertengkar hebat, papa juga mungkin tidak tahu bagaimana anak gadis kesayangannya ini tidak ingin menikah dengan seorang lelaki yang kini berlabel sebagai tunanganku itu karena perihal perjodohan memang telah kuserahkan kepada mama dengan kata terserah yang kini menjadi bumerang dalam diriku. Ya, tidak salah jika agama islam menganjurkan untuk mengucapkan dan mengatakan kata-kata yang baik-baik saja karena kata-kata itu adalah doa, jadi ketidakyakinan ku membuat aku terjebak dalam perangkap yang ku buat sendiri. 'Ya Allah, apakah ini kehidupan terbaik dan terindah yang Engkau janjikan kepada hamba-hamba Mu yang bersabar?' ucapku di dalam hati. Huft ... Kutarik nafas panjang, kemudian ku pejamkan mataku, kubayangkan panjangnya ujianku hingga ketahap ini. Aku telah bersabar denga
last updateHuling Na-update : 2023-07-10
Magbasa pa

20. Terasa Asing

"Pa, kita langsung pulang ke rumah saja, Mama capek, lagian kalau butuh apa-apa kita bisa meminta Bibi untuk mencarikannya keluar," ujar mama Anita yang tentu saja disetujui papa. Huft ... Kutarik nafas panjang dan aku memejamkan mataku kembali, berharap aku lelap tertidur dan terbangun ketika sampai di rumah, karena aku tidak ingin lagi mendengar ocehan dan omelan mama yang membuat kepalaku semakin sakit. Namun, bukannya malah tertidur, tapi kenangan akan Arya tergambar jelas dalam benakku. Aku ingat saat pertama kali lelaki itu hadir dalam kehidupanku, ia datang sebagai seorang malaikat baik yang memberikan janji-janji yang meyakinkanku. "Kania, jangan takut, ada aku di sisimu, apapun yang terjadi aku tetap akan selalu ada dalam kehidupanku dalam setiap suka dan dukamu. Aku akan menggenggam erat tanganmu dan tidak akan pernah melepaskan tangan itu walau sesaat kecuali jika kamu sendiri yang ingin melepaskan ikatan itu dariku," ucap Arya dengan wajah yang terlihat sangat serius kepa
last updateHuling Na-update : 2023-07-12
Magbasa pa
PREV
123456
...
9
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status