All Chapters of Sang Dewa Perang Terkuat : Chapter 321 - Chapter 330

369 Chapters

163. Kesalahan Ben

Riley terlihat terdiam selama beberapa detik dan hal itu seketika membuat Ben berkata lagi, “Masuk ke dalam kelompok mana?”Dengan berat hati Riley terpaksa menjawab, ”Kelompok tiga.”Ben mendesah tapi dirinya manggut-manggut. Pria itu sedikit kecewa dengan pembagian prajurit itu, tetapi dia tahu bila tidak ada yang bisa dia lakukan.“Dia tidak terlihat sedih atau kecewa dengan hasilnya,” kata Riley, mencoba membuat Ben menjadi jauh lebih tenang.Ben pun tersenyum, “Aku tahu. Dia tidak pernah protes perihal pembagian kelompok sejak dulu.”Dia menjeda selama beberapa detik dan berujar lagi, “Yah, terkadang dia memang berkata tidak suka atau terlihat cemas. Tapi sesungguhnya dia tidak peduli dengan hal semacam ini.”Riley juga memahaminya, namun anehnya yang terlihat sedih justru Ben. Pemuda itu tidak mengerti mengapa malah Ben yang meratapi nasib Shin.Namun, kemudian Ben tiba-tiba berkata, “Shin ingin sekali menjadi salah satu staf medis.”Riley terbelalak kaget, “Ke-kenapa tidak bila
Read more

164. Pikirkan!

Di saat letusan itu terdengar oleh pasukan musuh, mereka langsung panik. “Apa ini? Mereka berani menyerang kita sekarang?”“Bukankah mereka baru saja kehilangan banyak pasukan?”Seorang jenderal perang Kerajaan Fermoza yang berwajah bengis cepat-cepat mengambil senjatanya dengan agak panik.Dia pun berteriak dengan kesal pada seorang pria yang dengan gugup menyentuh senjata miliknya, “Penasihat Perang, apa maksudnya ini?”Pria itu menggeram marah, “Kau bilang kalau mereka tidak mungkin berani menyerang kita jika kita menempatkan para komandan perang di tempat yang berbeda, di semua titik terpencil. Kau … juga yakin strategi ini akan membuat mereka kebingungan.”“Lalu apa ini? Mereka bahkan berani menyerang daerah ini,” lanjut jenderal perang bernama Fabian Fermoza itu.Pria itu masih terbilang cukup muda, masih berusia sekitar tiga puluh tiga tahun dan dia merupakan salah satu sepupu raja yang saat ini sedang memimpin.Sang penasihat raja dengan bibir bergetar yang telah pucat membal
Read more

165. Ketidakberuntungan

Philip menimbang-nimbang selama beberapa saat, masih juga belum memantapkan diri. Sorot matanya masih memperlihatkan kebimbingan yang besar.Sedangkan, Alexander tidak ingin membiarkan pria itu berpikir lebih jauh ataupun sadar akan sesuatu yang membuatnya rugi.Selain itu, dia tidak memiliki waktu yang cukup banyak sehingga dia benar-benar harus mendesak Philip agar dirinya bisa segera memberikan solusi atas kekacauan yang sedang terjadi saat ini. “Apa lagi yang kau tunggu?” ucap Alexander dengan setengah menahan kesal.Philip membasahi bibir dan berniat untuk membalas, akan tetapi Alexander tiba-tiba mendahuluinya dengan berkata, “Oh, sepertinya kau memang tidak mau.”“Tu-Tuan. Sa-saya ….”Philip terlihat kaget saat Alexander memalingkan muka.Sang penasihat perang juga mengibaskan tangan dan berkata dengan nada tersinggung, “Aku hanya memberimu sebuah kesempatan bagus. Kalau kau memang tidak ingin kesempatan ini, aku tidak akan memaksamu lagi.”Philip membelalakkan mata. Apalagi k
Read more

166. Sebuah Tim

Riley bahkan bengong selama sekitar tiga detik dan hampir saja terkena sebuah tembakan yang mengarah ke bagian jantungnya jika seseorang telat menarik dirinya untuk menghindar dari serangan itu.Sebetulnya tidak ada yang bisa menyalahkan seorang prajurit muda yang merasa gugup ketika diharuskan berhadapan dengan pemilik jabatan tertinggi di pasukan musuh.Siapapun pasti akan gemetar menghadapi jenderal perang yang diketahui memiliki kemampuan yang paling hebat dibanding anak buahnya.Hal itu pun terjadi pada Riley. Tapi dia sama sekali tidak takut. Pemuda itu hanya terlalu kaget dan sedikit agak gugup.Secara refleks pemuda itu menoleh ke arah orang yang telah menyelamatkan nyawanya itu terkejut ketika mengenali orang yang selalu menggunakan helm pelindungnya dengan agak miring itu, “James.”“Bagaimana kau bisa ada di sini? Bukankah kau seharusnya berada di sebelah-”James menggeram marah, “Kau ini kenapa? Kenapa bisa hilang fokus? Apa kau-”Tetapi, sebelum dia menyelesaikan omelannya
Read more

167. Kau Buta?

Seakan bisa menebak tindakan apa yang akan diambil oleh William Mackenzie, Andrew Reece pun berkata, “Jika dia tahu apa yang sedang terjadi di sini, dia pasti akan memilih untuk menyembunyikan identitas putranya sampai waktu yang tidak ditentukan.”Greg Sehel ingin membantah, tapi dia sungguh tidak bisa memikirkan hal yang mungkin akan dilakukan oleh sang jenderal perang terbaik itu sehingga dia hanya bisa berharap bila hal rumit tidak akan terjadi di masa depan.Di sisi lain, Riley dan James masih terlihat kompak, bahkan berbagi tugas untuk melumpuhkan sang jenderal perang dari Kerajaan Fermoza tersebut.Beberapa prajurit kelas satu terlihat kaget melihat keberanian dua pemuda itu.“Apa mereka tidak takut mati?”“Aku rasa tidak. Kalau mereka takut, mereka berdua tidak akan maju sampai ke tempat berbahaya itu.”Seseorang menanggapi, “Sudahlah, biarkan saja mereka. Mereka itu terlalu bodoh." Prajurit kelas dua menanggapi, “Melawan jenderal perang? Hanya prajurit yang ingin mati saja y
Read more

168. Ini Sulit!

Riley seketika tersadar bila ternyata perkatannya ternyata membuat James kecewa terhadapnya. Riley pun kembali menghampiri James dengan hati-hati dan menepuk punggung temannya itu. Dia lalu berkata, “Bukan. Bukan aku takut kau akan meniru ayahmu.”Dia berhenti sejenak sebelum kemudian melanjutkan, “Kau tahu … apa saja bisa terjadi di dalam peperangan. Semua serba mungkin. Tapi … yang aku maksud adalah kau bisa saja kehilangan kendali diri dan membunuhnya.”“Bagaimanapun juga, kita telah lama berperang dan bahkan perang ini adalah salah satu perang terlama yang pernah terjadi di kerajaan kita. Kita semua lelah, itu sudah pasti. Karena kelelahan dan kekesalan bisa saja kau melakukannya.”James masih terdiam dan menatap Riley seolah sedang menilai pemuda itu.Tetapi, Riley dengan sangat begitu tenang berkata lagi, “Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ayahmu dan aku pun yakin kau jauh berbeda dari dia.”“Benar kan?” tambah Riley, menekankan kalimat terakhir yang dia katakan.Ri
Read more

169. Pelindung Terakhir

Tanpa pikir panjang Ben menjawab, “Itu juga tidak masalah. Kalau kau menghadapi musuh yang lain, Jenderal Reece pasti akan mengambil alih.”Ben menoleh ke arah belakang, tepat di mana pasukan utama sudah bergerak maju. “Jenderal Reece sepertinya telah berhasil menguasai beberapa titik musuh. Kita hanya tinggal menunggu dia datang ke sini.”Riley mengangguk tanpa membantah, “Baiklah, senior. Sepertinya saya harus berada di sini sedikit jauh lebih lama sampai Jenderal Reece tiba.”Ben pun membalas dengan sebuah anggukan dan segera dia membantu Riley untuk menghadapi Fabian Fermoza.Akan tetapi, semakin lama Fabian Fermoza terlihat bertambah berani menyerang mereka. Ben tersadar bila kemampuannya sangat jauh di bawah Fabian. Bahkan, Riley yang memang masih merupakan prajurit junior juga mulai terlihat kewalahan menghadapi Fabian.“Kenapa dia semakin kuat? Bukankah sebelumnya dia tidak begitu?” Ben bergumam penuh keheranan.Beberapa kali adu tembaknya dengan Fabian dimenangkan oleh Fabia
Read more

170. Saya Bisa Terbunuh!

Dengan badan gemetar Alexander menjawab, “Ampunilah saya, Jenderal. Saya sudah mengirim seorang anak buah untuk melihat situasi perang, tapi dia belum kembali. Saya tidak bisa melakukan apapun jika saya tidak tahu situasi yang sedang terjadi.”Jawaban Alexander itu rupanya membuat Fabian seketika menjadi murka. Pria bertubuh tinggi, tegap dan begitu gagah itu menatap marah pada Alexander.“Kau … kenapa tidak pergi ke sana sendiri? Kenapa malah menyuruh orang lain, hah?” Fabian berkata dengan nada tinggi yang langsung membuat semua orang di dalam ruangan itu terdiam, membisu.Siapapun tidak ingin melihat jenderal perang bengis mereka marah. Itu dikarenakan mereka sudah tahu jika Fabian Fermoza sedang marah, dia bisa melakukan hal mengerikan yang mungin tidak pernah terpikirkan oleh manusia.Tapi, sayangnya kali ini mereka sedang berada di dalam situasi yang membuat mereka tidak bisa menghindar sehingga yang bisa mereka lakukan adalah diam seperti patung seolah tidak menyaksikan apapun.
Read more

171. Kau Dengar Apa?

Fabian Fermoza terdiam seketika, terlihat sibuk dengan apa yang dia pikirkan sendiri. Sikap diamnya itu menimbulkan berbagai pertanyaan di benak Alexander yang begitu sangat jelas menginginkan keputusan sang jenderal dengan segera. Tidak mau menunggu lama, Alexander akhirnya berkata, “Anda harus segera memutuskan, Jenderal.”“Saya harus segera menyusun ulang strategi kita. Kita tidak punya banyak waktu,” desak Alexander.Fabian memejamkan mata selama beberapa detik dan dengan menggigit bibir bawahnya dia memerintah, “Siapkan strategi baru, Penasihat Perang. Kita … ikuti cara berperang mereka.”Alexander terbelalak kaget mendengar keputusan yang tidak terduga itu, “Anda tidak akan membunuh mereka, Jenderal?”Fabian membuang napas dengan kasar, “Mereka tidak berencana membunuh pasukan kita. Kalau kita berniat menghabisi mereka, bukankah perang ini tidak akan dilihat sebagai perang yang imbang?”“Kalaupun kita menang, tidak ada yang bisa dibanggakan dari hal itu,” lanjut Fabian.Alexan
Read more

172. Kita Butuh Bantuan!

James melepaskan tangan Riley dari tubuhnya dan hal itu semakin membuat Riley cemas luar biasa. Tetapi, Riley tahu dia tidak boleh gegabah sehingga dia hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi sebelum James menjawab pertanyaannya.James mendesah pelan, “Aku rasa mereka sudah menemukan putra jenderal perang legendaris itu. Tapi … mereka menyembunyikannya.”Riley mengerjapkan mata, “Kau … mendengar itu semua dari-”“Aku tidak sengaja lewat di depan tenda mereka di saat Jenderal Reece berbicara dengan Komandan Sehel,” kata James jujur.Dia memperhatikan sekelilingnya lagi dan ketika merasa bahwa situasi aman, dia baru melanjutkan, “Mereka menyebut putra Jenderal Mackenzie yang juga ikut dalam perang ini.”Dia menatap Riley yang menelan ludah dengan kasar, seolah meminta Riley berbicara tentang sesuatu. Tapi, Riley malah bertanya, “Apa mereka menyebutkan sebuah nama?”James cepat-cepat menggelengkan kepala, “Kalau mereka menyebutkan namanya, aku pasti tidak akan di sini diam
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
37
DMCA.com Protection Status