All Chapters of Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik: Chapter 91 - Chapter 100

123 Chapters

Kesalahan Terbesar Winda

Winda merasa sangat hancur. Sebagai wanita ia telah kehilangan hal yang paling berharga. Kini walau raganya masih bernyawa, tapi apa lagi yang bisa ia banggakan? Tak hentinya ia merutuk dalam hati, mengapa teman sekamar sekaligus sahabatnya tega menjebaknya seperti ini? Andai ia tahu, pekerjaan yang Anna tawarkan adalah menjual diri, tentu ia akan menolak mentah-mentah. Winda masih mengingat jelas, pesan ibunya sebelum ia pergi merantau. Ibu berucap berulang-ulang sepanjang malam itu, agar Winda menjaga diri dan berhati-hati. Saat itu Winda sangat bosan mendengar ocehan ibunya. Namun sekarang semua itu benar terjadi, Winda kehilangan semuanya. Kesalahan yang tidak akan bisa ia bayar seumur hidup. 'Maafkan aku, Bu, Ayah. Bagaimana aku bisa mengatakan semua ini pada kalian?' gumam Winda di sela tangisannya. Berjam-jam Winda hanya duduk dan menangis di tempat tidur hotel berbintang dua itu. Sampai hari mulai siang dan perutnya melilit karena lapar. Winda beringsut dan melangkah tert
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Hancurnya hidup Dani

Dani berjalan sempoyongan, sesekali ia meracau, menangis, dan memaki. Hidupnya hancur dan kebahagiaan dalam genggamannya lenyap. Ia seakan melayang, tak punya penopang untuk sekedar berpaut dan berdiri tegak. Dani, seorang yang telah kehilangan semua mimpi masa mudanya. Istri, anak, dan bahagianya bagaikan tertiup angin, lenyap seketika bagaikan mimpi buruk yang datang hanya dalam satu malam. Yang membuatnya lebih merana adalah saat realita menyatakan bahwa sang ibunda yang menjadi dalang atas semua hal yang terjadi. Patutnya dia masih bersyukur, karena Surya dan Annisa tidak memperpanjang masalah ini dan menempuh jalur hukum. Jika tidak, ia mungkin takkan sanggup melihat ibunya menghabiskan sisa usia di balik jeruji besi. Pikiran Dani terasa buntu, ia tak berani bermimpi lagi tentang masa depan, karena semua rajutan impiannya telah hancur seketika. Seharusnya, ia masih berbahagia dan melanjutkan hidup bersama Annisa, Shafira, dan Bagas. Namun apalah daya, kini Dani cukup tahu dir
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Dani dipecat

Ketukan pintu yang keras memaksa Dani membuka matanya yang berat. Setengah sadar ia mencoba bangkit dan hendak menuju pintu itu. Namun ia tersadar melihat tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun. Dengan cepat disambarnya celana dan kemejanya, lalu berlari ke pintu itu. Otak dan kesadaran Dani belum terkumpul sempurna. Ia belum menyadari sepenuhnya, dimana ia berada saat ini. "Hmm?" Dani membuka pintu kamar dan melihat seorang pria berseragam seperti petugas hotel berdiri di hadapannya. "Pak, maaf. Waktu menginap anda sudah habis. Apa anda mau memperpanjangnya lagi?" Dani menggaruk kepalanya dengan bingung, lalu menjawab sekenanya. "Aku akan keluar sekarang," Dani kembali menutup pintu dan melangkah ke tempat tidur. Ia terkejut melihat sesosok tubuh yang berbaring di tempat tidur itu. Dani mulai berpikir dengan keras, dengan siapa semalam dia tidur? Dani mengamati gadis itu, rambutnya hitam dan panjang, agak berantakan dan sebagian menutupi wajahnya. 'Siapa wanita ini? Bukankah
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Hubungan Annisa dengan Surya

Sore itu Surya kembali mengunjungi kios Annisa. Ia memang sering singgah ke kios itu untuk menjenguk Shafira dan Bagas. Surya sering membawakan makanan atau buah untuk anak-anak yang lucu dan menggemaskan itu. Annisa awalnya merasa sungkan, ia juga cemas dengan penilaian orang-orang, karena semua yang melihat video itu mengetahui bahwa Surya adalah pria yang ada di video itu bersama Annisa. Annisa sempat berkata pada Surya, "Mas, sebaiknya kamu jangan terlalu sering datang kemari,""Kenapa, Nis?" tanya Surya. "Aku hanya takut dengan penilaian orang-orang, Mas. Kalau mereka melihat kita berhubungan, mungkin saja mereka akan berpikir bahwa video itu benar. Padahal susah payah kita menjelaskan dan meyakinkan mereka," jawab Annisa. Surya justru tersenyum dan menjawab, "Biarkan saja orang lain menarik kesimpulan seperti itu, Nis. Kita yang tahu pasti apa yang terjadi. Aku pikir sekarang juga tidak ada yang terganggu dengan hubungan kita. Kamu sudah bercerai dengan Dani. Aku sudah perna
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Jhon mengejar Karina

Seperti hari-hari sebelumnya, Surya singgah ke kios Annisa sepulang bekerja. Mereka menghabiskan waktu dengan makan malam bersama, membantu Shafira mengerjakan tugas sekolah dan menonton televisi. Menjelang pukul sembilan malam, Surya baru berpamitan untuk pulang ke rumahnya. Malam itu, Karina baru saja tiba di dekat kios Annisa. Ia sudah melihat mobil Surya terparkir di depan kios. Karina sengaja berhenti dan melihat Surya sedang berpamitan dengan Shafira dan Bagas. Surya mencium kedua anak itu bergantian, lalu melambaikan tangan dan masuk ke dalam mobilnya. Di belakang Shafira dan Bagas, Annisa tersenyum dan ikut melambaikan tangan. Mereka sudah seperti keluarga bahagia, sehingga tidak menyadari mobil Karina yang terparkir tak jauh dari situ. Karina memejamkan matanya sejenak, ia sempat membayangkan impian masa depannya bersama pria seperti Surya. Dahulu Karina tidak pernah memimpikan semua itu, tetapi kini, mungkin karena usianya sudah matang, sering kerinduan itu timbul dalam h
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Penolakan Kembali

Annisa dan Surya membantu Jhon untuk membuat janji dengan Karina. Malam itu mereka sudah berada di sebuah kafe dan menunggu Karina datang. Karina yang tidak merasa curiga menerima ajakan Annisa untuk datang ke kafe tersebut. Ketika Karina tiba dan melihat Jhon, spontan ia menghentikan langkahnya. Karina terkejut melihat pria itu ada di situ. Annisa langsung mengejar Karina yang hendak berbalik dan meninggalkan tempat itu. "Rin, tunggu!" kata Annisa. "Kenapa dia ada di sini, Nis? Kamu sengaja menjebak aku untuk bertemu dengannya? Kamu kan tahu perasaanku padanya, Nis. Kenapa kamu berbuat seperti itu?" kata Karina. "Rin, maaf kalau aku berbuat lancang. Tapi aku dan Mas Surya melihat Jhon orang yang serius dan tulus. Dia khusus datang kemari untuk bertemu dengan kamu, Rin. Temuilah dia dan bicara baik-baik!" Karina menyibak rambut panjangnya dan menghela nafas, lalu mengalah dan mengikuti langkah Annisa menuju meja mereka. Jhon berdiri dan menjabat tangan Karina, "Rin, bagaimana ka
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

Menjadi penjual masakan

"Aku dipecat, Bu," kata Dani pada ibunya. "Apa?! Lalu bagaimana hidup kita selanjutnya, Dan? Bagaimana kita bisa membayar semua cicilan dan biaya hidup? Kamu keterlaluan, Dani! Ibu sudah mengingatkan kamu untuk bekerja dengan baik, tapi apa yang kamu perbuat? Kamu malah bersikap seenaknya," oceh Ibu Dani. "Sudahlah, Bu. Aku pusing," ujar Dani sambil meninggalkan ibunya. "Cari pekerjaan itu susah, kamu malah menyia-nyiakan kesempatan. Ibu kesal sekali padamu! Kenapa kamu jadi sebodoh ini, Dani?""Aku sudah lelah, Bu. Untuk apa aku bekerja keras? Untuk siapa? Aku sudah kehilangan semua kebahagiaan dan tujuan hidupku," jawabnya.Dani masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan ibunya yang terpaku. Ibu Dani melihat perabotan yang sangat disayanginya dan dipilihnya dengan sepenuh hati. 'Ini semua karena Annisa. Aku gak mau kehilangan barang-barang dan rumah ini. Apa yang harus aku lakukan?' pikir Ibu Dani. 'Kenapa aku punya dua anak yang sangat bodoh? Mudah jatuh hati pada orang yang sal
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

Cibiran para tetangga

Sampai sore hari, makanan yang dijual oleh Ibu Dani masih banyak dan hanya berkurang dia porsi. Ibu Dani mulai memasukkan makanan itu ke dalam rumah. Ia menatap lemas barang dagangannya itu, karena hasil penjualannya tidak sesuai dengan harapan. 'Mengapa masakanku tidak laku terjual? Bagaimana aku bisa membayar hutang pada Bu Ifa?' pikirnya. Dani keluar dari kamar dan melihat banyak makanan di meja makan. Tapi sejujurnya makanan itu sudah tidak menggugah selera. "Kenapa masih sebanyak ini, Bu?" tanya Dani. "Ah, Ibu juga gak tahu. Sudah bangun pagi dan lelah memasak, menunggu pembeli seharian, tapi hasilnya seperti ini," keluh Ibu Dani. Dani duduk di kursi meja makan dan melihat semua sayuran, lauk, dan gorengan itu. Ia melihat wajah ibu yang masam dan membuatnya merasa tidak tega sekaligus ingin tertawa. Dalam hati Dani berkata, seharusnya ibunya sadar diri dan tidak terlalu memaksakan diri. Selama ini ibunya memang tidak pintar memasak. "Lalu untuk apa makanan sebanyak ini, Bu?
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

Barang-barang disita

"Iya, Pak. Saya pasti akan membayarnya. Mohon beri saya waktu lagi," jawab Ibu Dani. "Kami beri waktu sampai minggu depan. Kalau tidak dibayar juga, kami terpaksa mengambil kembali barang-barang itu," kata pria itu. Ibu Dani meletakkan ponselnya kembali di atas meja dan menangis lagi. "Ada apa lagi, Bu? Telepon dari siapa?" tanya Dani. "Dari orang yang menagih angsuran barang-barang ini. Kalau sampai minggu depan kita gak bisa membayar, mereka akan mengambil semuanya," jawab Ibu Dani. Dani mengacak rambutnya dengan frustasi. "Dari awal Dani memang gak setuju dengan ide Ibu untuk mengambil kredit, kan? Inilah akibatnya," kata Dani. "Ini semua karena kamu! Karena kamu gak becus bekerja. Seharusnya kalau kamu masih bekerja di kantor itu, semuanya pasti bisa terbayar," ucap Ibu Dani. Dani beranjak dari sofa dan menjawab, "Ibu selalu menyalahkan aku, padahal Ibu yang egois dan gak mau mendengar saranku dari awal,""Kamu memang gak menghormati Ibu. Mau kemana sekarang? Jangan lari d
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

Hinaan di Pertemuan Keluarga Surya

Hari yang dinantikan oleh Surya akhirnya tiba. Sore ini, ia akan memperkenalkan Annisa pada keluarga besarnya. Sejak pagi hari Surya sudah mengingatkan Annisa untuk bersiap dan akan menjemputnya pukul tiga sore. Tepat pukul tiga sore, Surya sudah sampai di halaman kios Annisa. Ia turun dari mobil untuk menjemput wanita pujaan hatinya itu. Karyawan Annisa meminta Surya untuk menunggu sebentar di ruang tamu. Segelas minuman dingin menemani Surya menunggu pujaan hatinya. Surya tidak sabar menanti calon permaisurinya dan membawanya ke tengah keluarga besarnya. Jantungnya berdebar, menunggu momen istimewa yang akan terjadi sore ini. Lima menit kemudian, Annisa keluar dari kamarnya. Surya terpukau hingga beberapa detik lamanya ia tak dapat berkedip melihat kecantikan alami Annisa. Wajah Annisa dipoles dengan riasan natural, rambut hitamnya tergerai dengan indah. Ia memakai gaun selutut berwarna salem yang sederhana, namun entah mengapa sangat pas dan menonjolkan kecantikannya. "Ayo, Ma
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status