All Chapters of Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik: Chapter 101 - Chapter 110

123 Chapters

Aku telah memilihmu

"Saya tidak butuh uang Tante," jawab Annisa. Calon mertua Annisa itu malah tersenyum mengejek, lalu menjawab, "Jangan munafik! Jaman sekarang mana ada yang menolak uang? Kamu pasti membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu dan menopang usahamu. Saya sudah banyak berjumpa dengan wanita seperti kamu, yang memanfaatkan pria untuk meraih keuntungan dengan jalan pintas. Tapi asal kamu tahu, jika kamu menikah dengan Surya, kamu juga tidak akan mendapat kekayaan keluarga ini. Jadi tidak perlu repot-repot, menyerah saja sekarang atau kamu malah kehilangan semuanya!""Maaf, Nyonya yang terhormat! Nyonya memang berkelas dan berpendidikan tinggi, tapi sayangnya anda menilai segala sesuatu dengan uang. Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya tidak membutuhkan sepeserpun uang dari keluarga ini. Saya masih mempunyai dua kaki dan dua tangan untuk bekerja dan menghasilkan uang dengan cara yang halal. Dari awal saya sudah mengatakan pada Mas Surya, jika keluarga ini memang tidak bisa meneri
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

Winda hamil

Winda berlari kembali ke kamar mandi. Pagi ini sudah tiga kali lebih ia bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Bahkan saat ini rasanya sudah tidak ada lagi yang tersisa di dalam perutnya, hanya rasa pahit yang masih terasa menyiksa. Winda berdiri di depan wastafel, sesekali ia membungkuk dan bertopang pada kedua sisinya. "Wuek.. Wuek.." Winda kembali memutar keran wastafel itu dan membasuh mulutnya dengan air. Ia belum pernah mengalami ini sebelumnya. Rasanya tubuhnya sakit dan lemas, nyaris tidak ada tenaga, kepalanya pusing, dan rasa mual yang sangat menyiksa. Setelah rasa mual mulai berkurang, Winda berjalan ke tempat tidurnya dan membaringkan diri. Ia berusaha mengingat makanan apa yang ia makan semalam. Sepertinya ia tidak memakan sesuatu yang salah. Anna yang baru saja kembali setelah membeli sarapan. Ia membuka pintu kamar sambil membawa plastik berisi dua bungkus makanan. "Win, masih sakit? Wajahmu pucat sekali," kata Anna. Winda hanya menganggukkan
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Mencari Pria yang bertanggung jawab

Sudah dia hari Winda tidak keluar dari kamarnya. Ia hanya duduk di tempat tidur, melamun, menangis, dan berpikir. Penyesalan pasti ada, karena ternyata jalan pintas yang ia pilih langsung memberikan akibat yang nyata dan tak terduga baginya. Usianya masih sangat muda, ia ingin meraih cita-cita dan impian. Tapi kini ia dihadapkan pada kenyataan untuk menjadi seorang ibu muda tanpa suami. Air mata Winda mulai mengering, rasa mual masih menyerang dan menjadi lebih hebat dari sebelumnya. Winda meremas ujung bantal di pelukannya. Rasanya otaknya hampir meledak, memikirkan jalan keluar yang harus ia tempuh. "Win, makan dulu!" kata Anna sambil menyerahkan piring dan satu plastik berisi nasi bungkus. Winda menerimanya dan memaksakan diri tersenyum. Ia membuka bungkusan makanan itu dan mulai menyuapkan satu sendok nasi ke mulutnya. Sejak kemarin, Winda belum makan apapun, bahkan seluruh isi perutnya keluar terus menerus. Ia merasa sangat lemas dan tersiksa. "Bagaimana, Win? Apa kamu sudah
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Menuntut Pertanggungjawaban Dani

"Kalian siapa? Mengapa mencari anak saya?" tanya Ibu Dani. "Ada sesuatu yang penting yang harus kami bicarakan dengan Dani," jawab Anna. "Tunggu saja di teras, saya panggilkan anak saya dulu," Anna dan Winda duduk di kursi yang tersedia di teras itu. Winda beberapa kali menarik nafas panjang dan terlihat gelisah. "Selamat sore, apa kalian mencari saya?" suara seorang pria terdengar di dekat mereka. Anna dan Winda berdiri dan melihat ke arah Dani. Winda mengamati pria itu beberapa saat lamanya, ia berusaha mengumpulkan ingatannya. Winda merasa yakin, bahwa pria itulah yang ada di hotel saat ia bangun dan tersadar di pagi itu. "Mas, masih ingat aku?" tanya Winda. Dani mengerutkan keningnya, menatap gadis muda di hadapannya dari atas hingga bawah. Ia merasa tidak mengenal gadis kurus itu. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Dani. Winda menghembuskan nafas kecewa, karena ternyata pria yang tidur bersamanya itu melupakan dia begitu cepat. Mungkin seperti pria lain yang men
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Berita Kehamilan Winda

Winda dan Anna pulang ke tempat kos mereka dengan secercah harapan. Winda berharap ucapan Dani itu benar adanya, kalau ia mau bertanggung jawab dan menikahi dirinya. Meskipun tidak ada perasaan apapun di antara mereka, setidaknya Winda tidak harus menanggung aib sendiri."Kamu yakin akan menikah dengan pria itu? Kamu bahkan baru dua kali bertemu dengannya dan tidak mengenalnya, Win." Anna membuka pintu kamar kos mereka."Yah, apa yang bisa aku perbuat sekarang? Sepertinya itu adalah jalan keluar yang terbaik. Kasihan anak ini kalau lahir tanpa seorang ayah. Orang juga akan mencibir dan menghina aku jika mengetahui aku hamil dan melahirkan tanpa suami," jawab Winda sambil mengusap perutnya yang masih rata. "Semoga saja ucapannya benar, kalau dia membutuhkan waktu untuk mempersiapkan semuanya sebelum menikah denganmu. Semoga Mas Dani tidak berpikir untuk kabur dan melepaskan kewajibannya padamu dan anak ini" ujar Anna. Winda memeluk boneka beruang miliknya, ia menghela nafas dan menja
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Kemarahan Orang Tua Winda

Perdebatan antara Rizal dan Anna terus terjadi di halaman rumah kos itu. Beberapa penghuni kos dan tetangga mulai mendekat dan melihat keributan itu. Semua itu membuat Winda semakin tertekan dan sedih. Ia berusaha berdiri dan masuk ke dalam rumah itu. Sadar bahwa kehamilannya telah menjadi rahasia umum, Winda tak sanggup lagi melihat tatapan mata yang merendahkan dirinya. Apalagi hinaan itu meluncur dari bibir pria yang ada di hatinya selama ini. Winda tertatih dan berpegangan pada dinding. Orang-orang lebih berfokus pada Anna dan Rizal, dan mengabaikan kondisi Winda yang rapuh. Baru beberapa langkah berjalan, Winda merasa pandangannya gelap dan akhirnya tubuhnya limbung. "Tolong, Winda pingsan!" seru orang-orang di sekitarnya. Rizal dan Anna langsung menghentikan pertengkaran dan menghampiri Winda. "Angkat dia ke kamar!" pinta Anna. Rizal menggendong Winda dan membaringkannya di tempat tidur. Anna langsung memberikan minyak kayu putih pada Rizal dan memijat tangan dan kaki Wind
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Dani menemui orang tua Winda

"Kamu serius mau menikahi wanita itu? Kamu belum mengenal dia, dan kita sama sekali gak mengetahui latar belakang keluarganya. Bagaimana kalau mereka bukan orang baik-baik?" tanya Ibu Dani. "Dia mengandung anakku, Bu. Aku harus bertanggung jawab," jawab Dani. "Kamu bertemu dengannya di tempat hiburan malam. Apa kamu yakin kalau itu anakmu? Bagaimana kalau dia membohongi kamu? Ibu yakin bahwa sebenarnya dia juga gak yakin kalau itu anakmu. Dia sudah berhubungan dengan banyak pria asing di luar sana," "Nanti kita bisa pastikan setelah anak itu lahir, Bu. Hati nurani ku berkata kalau bayi itu memang anakku," jawabnya lagi. Ibu Dani sangat gusar, ia bertanya lagi, "Mungkin saja kamu hanya merasa bersalah atau terbawa perasaan, atau itu hanya pelampiasan karena kamu sedang merindukan Annisa dan anak-anakmu. pikirkanlah baik-baik! Bagaimana kalau dia menipu kamu?""Apa alasannya, Bu? Uang? Aku sedang terpuruk dan gak punya uang, Bu. Apa Ibu bayangkan bagaimana kalau memang itu anakku, d
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Berjuang untuk restu

"Pokoknya Mama gak setuju kamu menjalin hubungan dengan Annisa. Dia itu sudah pernah menikah dan mempunyai dua anak. Artinya, pasti ada sifat atau karakter Annisa yang buruk, sehingga membuat suaminya menceraikan dia. Apa kata semua teman dan saudara kita kalau kamu menikah dengannya? Kita ini keluarga mapan dan terhormat, banyak teman dan kolega yang akan membicarakan gerak-gerik kita," sergah Mama Surya. "Ma, Surya mencintai Annisa. Dia itu wanita yang istimewa bagiku. Aku sudah cukup lama mengenal dia, jadi aku tahu persis bagaimana karakternya. Annisa itu wanita yang baik, Ma. Kalau kemarin dia gagal berumah tangga, itu bukan karena kesalahannya," jawab Surya. "Kamu itu seperti sudah dibutakan oleh cinta. Wanita bukan hanya Annisa. Mama bisa mencarikan wanita yang lebih baik daripada Annisa, lebih cantik, berpendidikan tinggi, dan dari keluarga terhormat."Mama Surya langsung meninggalkan Surya yang duduk di sofa. Baru kali ini ia dan sang mama berdebat sedemikian hebat. Surya m
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Pernikahan Dani dan Winda

Setelah beberapa hari menunggu tanpa titik temu, akhirnya orang tua Winda mengalah. Mereka cemas Dani akan undur dan membatalkan rencana pernikahan itu. Saat ini sepertinya mengalah adalah pilihan terbaik bagi Winda, yang terpenting adalah mereka tidak mendapat malu dan hinaan karena Winda yang hamil tanpa bersuami. Selain itu, dengan pernikahan siri itu, Winda dapat melahirkan nanti dengan seorang suami di sisinya."Baiklah, kita selenggarakan saja pernikahannya di sini secepatnya. Untuk acara di kampung kita tunda saja," kata Ayah Winda mengalah. Semua persiapan pernikahan akhirnya dikerjakan secepatnya dan apa adanya. Dani tidak mempunyai banyak dana untuk menyelenggarakan acara yang meriah. Tidak banyak tamu undangan yang akan hadir dalam acara itu, hanya keluarga inti dan tetangga sekitar rumah yang akan datang dan mengucapkan selamat. Winda menyewa kebaya dan menggunakan jasa salon kecil di dekat rumah Ibu Dani. Rumah itu bahkan tidak didekorasi seperti layaknya rumah seorang
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Shafira menjadi bintang iklan

Annisa dan Surya mulai merencanakan pernikahan mereka yang akan digelar bulan depan. Mereka mulai mencari tempat untuk acara di hari istimewa mereka. Annisa juga mulai mengunjungi beberapa salon untuk memberikan penampilan terbaiknya di hari itu. Bersama Karina, Annisa dengan bersemangat mencari gaun dan kebaya yang akan dipakai olehnya dan juga untuk seragam keluarga. Siang itu, Annisa dan Karina baru saja singgah di sebuah salon yang berlokasi di dekat sekolah Shafira. Karena jam sekolah Shafira sudah hampir berakhir, Annisa dan Karina menunggu sebentar di depan sekolah. Beberapa menit kemudian, murid-murid sekolah itu mulai keluar dari pintu gerbang. Beberapa teman sekelas Shafira juga sudah keluar. Namun Shafira belum juga terlihat. Annisa terus melihat ke sekelilingnya, mencari keberadaan Shafira. Beberapa menit kemudian, Shafira keluar bersama seorang guru dan satu pria asing. Annisa terkejut dan menjadi cemas, ia takut terjadi sesuatu pada Shafira. Annisa segera membuka pin
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status