Share

Cibiran para tetangga

Author: Vonny Elyana
last update Last Updated: 2023-06-30 10:18:17

Sampai sore hari, makanan yang dijual oleh Ibu Dani masih banyak dan hanya berkurang dia porsi. Ibu Dani mulai memasukkan makanan itu ke dalam rumah. Ia menatap lemas barang dagangannya itu, karena hasil penjualannya tidak sesuai dengan harapan.

'Mengapa masakanku tidak laku terjual? Bagaimana aku bisa membayar hutang pada Bu Ifa?' pikirnya.

Dani keluar dari kamar dan melihat banyak makanan di meja makan. Tapi sejujurnya makanan itu sudah tidak menggugah selera.

"Kenapa masih sebanyak ini, Bu?" tanya Dani.

"Ah, Ibu juga gak tahu. Sudah bangun pagi dan lelah memasak, menunggu pembeli seharian, tapi hasilnya seperti ini," keluh Ibu Dani.

Dani duduk di kursi meja makan dan melihat semua sayuran, lauk, dan gorengan itu. Ia melihat wajah ibu yang masam dan membuatnya merasa tidak tega sekaligus ingin tertawa. Dalam hati Dani berkata, seharusnya ibunya sadar diri dan tidak terlalu memaksakan diri. Selama ini ibunya memang tidak pintar memasak.

"Lalu untuk apa makanan sebanyak ini, Bu?
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Barang-barang disita

    "Iya, Pak. Saya pasti akan membayarnya. Mohon beri saya waktu lagi," jawab Ibu Dani. "Kami beri waktu sampai minggu depan. Kalau tidak dibayar juga, kami terpaksa mengambil kembali barang-barang itu," kata pria itu. Ibu Dani meletakkan ponselnya kembali di atas meja dan menangis lagi. "Ada apa lagi, Bu? Telepon dari siapa?" tanya Dani. "Dari orang yang menagih angsuran barang-barang ini. Kalau sampai minggu depan kita gak bisa membayar, mereka akan mengambil semuanya," jawab Ibu Dani. Dani mengacak rambutnya dengan frustasi. "Dari awal Dani memang gak setuju dengan ide Ibu untuk mengambil kredit, kan? Inilah akibatnya," kata Dani. "Ini semua karena kamu! Karena kamu gak becus bekerja. Seharusnya kalau kamu masih bekerja di kantor itu, semuanya pasti bisa terbayar," ucap Ibu Dani. Dani beranjak dari sofa dan menjawab, "Ibu selalu menyalahkan aku, padahal Ibu yang egois dan gak mau mendengar saranku dari awal,""Kamu memang gak menghormati Ibu. Mau kemana sekarang? Jangan lari d

    Last Updated : 2023-06-30
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Hinaan di Pertemuan Keluarga Surya

    Hari yang dinantikan oleh Surya akhirnya tiba. Sore ini, ia akan memperkenalkan Annisa pada keluarga besarnya. Sejak pagi hari Surya sudah mengingatkan Annisa untuk bersiap dan akan menjemputnya pukul tiga sore. Tepat pukul tiga sore, Surya sudah sampai di halaman kios Annisa. Ia turun dari mobil untuk menjemput wanita pujaan hatinya itu. Karyawan Annisa meminta Surya untuk menunggu sebentar di ruang tamu. Segelas minuman dingin menemani Surya menunggu pujaan hatinya. Surya tidak sabar menanti calon permaisurinya dan membawanya ke tengah keluarga besarnya. Jantungnya berdebar, menunggu momen istimewa yang akan terjadi sore ini. Lima menit kemudian, Annisa keluar dari kamarnya. Surya terpukau hingga beberapa detik lamanya ia tak dapat berkedip melihat kecantikan alami Annisa. Wajah Annisa dipoles dengan riasan natural, rambut hitamnya tergerai dengan indah. Ia memakai gaun selutut berwarna salem yang sederhana, namun entah mengapa sangat pas dan menonjolkan kecantikannya. "Ayo, Ma

    Last Updated : 2023-07-01
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Aku telah memilihmu

    "Saya tidak butuh uang Tante," jawab Annisa. Calon mertua Annisa itu malah tersenyum mengejek, lalu menjawab, "Jangan munafik! Jaman sekarang mana ada yang menolak uang? Kamu pasti membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu dan menopang usahamu. Saya sudah banyak berjumpa dengan wanita seperti kamu, yang memanfaatkan pria untuk meraih keuntungan dengan jalan pintas. Tapi asal kamu tahu, jika kamu menikah dengan Surya, kamu juga tidak akan mendapat kekayaan keluarga ini. Jadi tidak perlu repot-repot, menyerah saja sekarang atau kamu malah kehilangan semuanya!""Maaf, Nyonya yang terhormat! Nyonya memang berkelas dan berpendidikan tinggi, tapi sayangnya anda menilai segala sesuatu dengan uang. Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya tidak membutuhkan sepeserpun uang dari keluarga ini. Saya masih mempunyai dua kaki dan dua tangan untuk bekerja dan menghasilkan uang dengan cara yang halal. Dari awal saya sudah mengatakan pada Mas Surya, jika keluarga ini memang tidak bisa meneri

    Last Updated : 2023-07-01
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Winda hamil

    Winda berlari kembali ke kamar mandi. Pagi ini sudah tiga kali lebih ia bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Bahkan saat ini rasanya sudah tidak ada lagi yang tersisa di dalam perutnya, hanya rasa pahit yang masih terasa menyiksa. Winda berdiri di depan wastafel, sesekali ia membungkuk dan bertopang pada kedua sisinya. "Wuek.. Wuek.." Winda kembali memutar keran wastafel itu dan membasuh mulutnya dengan air. Ia belum pernah mengalami ini sebelumnya. Rasanya tubuhnya sakit dan lemas, nyaris tidak ada tenaga, kepalanya pusing, dan rasa mual yang sangat menyiksa. Setelah rasa mual mulai berkurang, Winda berjalan ke tempat tidurnya dan membaringkan diri. Ia berusaha mengingat makanan apa yang ia makan semalam. Sepertinya ia tidak memakan sesuatu yang salah. Anna yang baru saja kembali setelah membeli sarapan. Ia membuka pintu kamar sambil membawa plastik berisi dua bungkus makanan. "Win, masih sakit? Wajahmu pucat sekali," kata Anna. Winda hanya menganggukkan

    Last Updated : 2023-07-02
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Mencari Pria yang bertanggung jawab

    Sudah dia hari Winda tidak keluar dari kamarnya. Ia hanya duduk di tempat tidur, melamun, menangis, dan berpikir. Penyesalan pasti ada, karena ternyata jalan pintas yang ia pilih langsung memberikan akibat yang nyata dan tak terduga baginya. Usianya masih sangat muda, ia ingin meraih cita-cita dan impian. Tapi kini ia dihadapkan pada kenyataan untuk menjadi seorang ibu muda tanpa suami. Air mata Winda mulai mengering, rasa mual masih menyerang dan menjadi lebih hebat dari sebelumnya. Winda meremas ujung bantal di pelukannya. Rasanya otaknya hampir meledak, memikirkan jalan keluar yang harus ia tempuh. "Win, makan dulu!" kata Anna sambil menyerahkan piring dan satu plastik berisi nasi bungkus. Winda menerimanya dan memaksakan diri tersenyum. Ia membuka bungkusan makanan itu dan mulai menyuapkan satu sendok nasi ke mulutnya. Sejak kemarin, Winda belum makan apapun, bahkan seluruh isi perutnya keluar terus menerus. Ia merasa sangat lemas dan tersiksa. "Bagaimana, Win? Apa kamu sudah

    Last Updated : 2023-07-02
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Menuntut Pertanggungjawaban Dani

    "Kalian siapa? Mengapa mencari anak saya?" tanya Ibu Dani. "Ada sesuatu yang penting yang harus kami bicarakan dengan Dani," jawab Anna. "Tunggu saja di teras, saya panggilkan anak saya dulu," Anna dan Winda duduk di kursi yang tersedia di teras itu. Winda beberapa kali menarik nafas panjang dan terlihat gelisah. "Selamat sore, apa kalian mencari saya?" suara seorang pria terdengar di dekat mereka. Anna dan Winda berdiri dan melihat ke arah Dani. Winda mengamati pria itu beberapa saat lamanya, ia berusaha mengumpulkan ingatannya. Winda merasa yakin, bahwa pria itulah yang ada di hotel saat ia bangun dan tersadar di pagi itu. "Mas, masih ingat aku?" tanya Winda. Dani mengerutkan keningnya, menatap gadis muda di hadapannya dari atas hingga bawah. Ia merasa tidak mengenal gadis kurus itu. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Dani. Winda menghembuskan nafas kecewa, karena ternyata pria yang tidur bersamanya itu melupakan dia begitu cepat. Mungkin seperti pria lain yang men

    Last Updated : 2023-07-03
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Berita Kehamilan Winda

    Winda dan Anna pulang ke tempat kos mereka dengan secercah harapan. Winda berharap ucapan Dani itu benar adanya, kalau ia mau bertanggung jawab dan menikahi dirinya. Meskipun tidak ada perasaan apapun di antara mereka, setidaknya Winda tidak harus menanggung aib sendiri."Kamu yakin akan menikah dengan pria itu? Kamu bahkan baru dua kali bertemu dengannya dan tidak mengenalnya, Win." Anna membuka pintu kamar kos mereka."Yah, apa yang bisa aku perbuat sekarang? Sepertinya itu adalah jalan keluar yang terbaik. Kasihan anak ini kalau lahir tanpa seorang ayah. Orang juga akan mencibir dan menghina aku jika mengetahui aku hamil dan melahirkan tanpa suami," jawab Winda sambil mengusap perutnya yang masih rata. "Semoga saja ucapannya benar, kalau dia membutuhkan waktu untuk mempersiapkan semuanya sebelum menikah denganmu. Semoga Mas Dani tidak berpikir untuk kabur dan melepaskan kewajibannya padamu dan anak ini" ujar Anna. Winda memeluk boneka beruang miliknya, ia menghela nafas dan menja

    Last Updated : 2023-07-03
  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Kemarahan Orang Tua Winda

    Perdebatan antara Rizal dan Anna terus terjadi di halaman rumah kos itu. Beberapa penghuni kos dan tetangga mulai mendekat dan melihat keributan itu. Semua itu membuat Winda semakin tertekan dan sedih. Ia berusaha berdiri dan masuk ke dalam rumah itu. Sadar bahwa kehamilannya telah menjadi rahasia umum, Winda tak sanggup lagi melihat tatapan mata yang merendahkan dirinya. Apalagi hinaan itu meluncur dari bibir pria yang ada di hatinya selama ini. Winda tertatih dan berpegangan pada dinding. Orang-orang lebih berfokus pada Anna dan Rizal, dan mengabaikan kondisi Winda yang rapuh. Baru beberapa langkah berjalan, Winda merasa pandangannya gelap dan akhirnya tubuhnya limbung. "Tolong, Winda pingsan!" seru orang-orang di sekitarnya. Rizal dan Anna langsung menghentikan pertengkaran dan menghampiri Winda. "Angkat dia ke kamar!" pinta Anna. Rizal menggendong Winda dan membaringkannya di tempat tidur. Anna langsung memberikan minyak kayu putih pada Rizal dan memijat tangan dan kaki Wind

    Last Updated : 2023-07-04

Latest chapter

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Pernikahan Karina dan Jhon

    Lily sempat mengunjungi Annisa dan ingin mengambil Bagas kembali. Namun tentu saja Bagas yang tidak pernah mengenal Lily langsung menolak. Bagas menangis dan berteriak, lalu bersembunyi di balik pintu.Lily menatap Bagas yang kini sudah bertumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar. "Mbak Nisa, aku kangen sama Bagas. Aku ingin menebus kesalahanku dan merawatnya," kata Lily. "Kalau kamu menyayangi Bagas, biarkan dia tinggal bersamaku, Li. Aku gak akan mengijinkan kamu membawanya, karena itu hanya akan membuatnya terluka. Dia bahkan gak mengenal kamu, Li," ujar Annisa. Lily memejamkan matanya dan diam beberapa saat. "Dulu kamu pergi begitu saja, tanpa memikirkan bagaimana Bagas bisa hidup. Kamu asyik dengan duniamu sendiri dan gak pernah menanyakan kabarnya. Sekarang kamu kembali dan mengatakan ingin membawanya? Aku akan berjuang untuk mempertahankan Bagas tetap bersamaku. Saat ini dia sudah menjadi anakku, adiknya Shafira," kata Annisa dengan tegas. "Bagas, ini mama kandungmu, Saya

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Kembalinya Lily

    Pagi itu Dani kembali melangkahkan kakinya ke minimarket tempat ia menjadi tukang parkir. Ia berusaha tetap bersemangat, sekalipun kondisi ini bertentangan dengan harapannya. Sebentar lagi Winda akan melahirkan dan membutuhkan biaya. Dani biasa bekerja dari pagi sampai sore. Sekalipun ia memakai topi dan masker agar wajahnya tidak mudah dikenali, tetapi akhirnya beberapa tetangga melihat dirinya saat sedang bekerja. Namun kini Dani pasrah, ia tidak peduli lagi dengan ucapan orang-orang. Bahkan ada yang mengedarkan berita bahwa Dani, papa Shafira bekerja sebagai tukang parkir. Selama Shafira ada di rumah Ibu Dani, rumah itu lebih ramai dari biasanya. Beberapa tetangga datang untuk berfoto bersama Shafira. Hari-hari Shafira menjadi sangat melelahkan. Menjelang siang, Ibu Dani mendengar suara ketukan di pintu depan. Ia segera membukakan pintu dan melihat punggung seorang gadis yang membelakanginya. "Cari siapa?" tanya Ibu Dani. Wanita berambut panjang dan pirang itu berbalik badan.

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Mengambil Shafira kembali

    Mendengar berita tentang Lily, Surya segera pulang dan menjemput Annisa. Mereka langsung menuju ke rumah sakit dengan perasaan yang tak menentu. Geram, kesal, cemas, dan amarah memenuhi hati Annisa dalam perjalanan ke rumah sakit itu. "Mengapa mereka gak memberi tahu keadaan Shafira pada kita, Mas?" tanya Annisa dalam kegeraman. "Tenang, Sayang, beruntungnya jaman sekarang berita cepat menyebar melalui media sosial, sehingga kita bisa mengetahui keadaan Shafira dan dimana dia sekarang," jawab Surya sambil tetap fokus mengemudi."Aku gak akan pernah mengijinkan Mas Dani dan ibunya untuk menyentuh Shafira lagi!" ucap Annisa. Surya sangat memaklumi rasa sakit dan kemarahan yang sedang melanda Annisa. Annisa adalah wanita yang mengandung dan membesarkan Shafira dengan penuh cinta, sehingga wajar ia merasa marah ketika melihat anaknya sakit dan menderita seperti itu. Annisa dan Surya akhirnya tiba di rumah sakit Permata. Annisa sudah tidak sabar, ia ingin segera berlari menuju kamar p

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Shafira Sakit

    Dani sangat terkejut ketika melihat Shafira ada di rumah ibunya. Ia langsung memeluk Shafira dan menumpahkan rasa rindu yang sudah lama terpendam dalam hatinya. "Fira, Papa kangen sekali," ucap Dani. "Pa, Fira mau pulang ke rumah Mama," jawab Shafira sambil menangis. "Bu, kenapa Fira bisa ada di sini?" tanya Dani."Memangnya kenapa? Itu yang kamu mau, kan? Ibu menjemputnya tadi, karena kamu gak punya usaha dan inisiatif untuk mengambil anakmu kembali," jawab ibu. Shafira terus menangis tanpa henti sejak tiba di rumah itu. Berbagai cara sudah Dani lakukan untuk menenangkan Shafira, tetapi ia tetap rewel dan memanggil-manggil nama Annisa. Dani memberi isyarat pada Winda untuk mengajak Shafira ke kamar, karena ia ingin lebih banyak berbincang dengan ibunya. Winda menggandeng tangan Shafira dan membujuknya masuk ke dalam kamar. Dani mulai beralih menatap ibunya dan berbicara dengan volume suara yang tidak terlalu keras. "Bu, apa Ibu mengambil Shafira dengan paksa? Kasihan Annisa dan

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Ibu Dani merebut Shafira

    "Apa?! Kamu jadi tukang parkir? Memalukan! Apa gak ada pekerjaan lain?" seru Ibu Dani. "Kalau ada pekerjaan lain yang lebih baik, aku pasti mau, Bu. Masalahnya aku sudah mencoba melamar pekerjaan ke banyak tempat lain, tapi sampai sekarang gak ada jawaban. Aku rasa sementara gak masalah kalau aku menjadi tukang parkir, yang terpenting itu halal dan kita bisa makan," jawab Dani. "Ibu gak mau! Apa kata orang lain? Keluarga kita ini terhormat, kamu juga sudah Ibu sekolahkan tinggi, masa hanya menjadi tukang parkir?" oceh Ibu Dani. Winda berusaha memberanikan diri untuk bicara, menengahi keributan itu. "Bu, ini hanya untuk sementara. Kita doakan saja Mas Dani cepat mendapat pekerjaan yang lebih baik. Aku setuju pendapat Mas Dani, yang penting sekarang kita bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari,""Siapa yang minta pendapatmu? Pokoknya Ibu mau kamu mengerjakan pekerjaan lain, bekerja di kantor dan punya gaji tetap!" Winda tersentak dan langsung kembali bungkam. Sementara itu Dani hanya

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Annisa Hamil

    Sambil mengemudi mobil, Surya melirik Annisa yang banyak diam sejak pertemuan dengan Dani dan istrinya tadi. Annisa terlihat melamun dan berpikir, sesekali ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali. "Sayang, ada apa? Apa kamu masih merasa sakit hati melihat Dani bersama wanita lain?" tanya Dani. "Ah, bukan begitu, Mas. Aku hanya sedikit terkejut tadi. Tapi aku bersyukur, karena aku dan Mas Dani sudah menemukan pasangan baru dan kebahagiaan masing-masing," jawab Annisa. "Kalau kamu masih merasa aneh, aku memakluminya. Kamu dan Dani cukup lama menikah, jadi wajar jika tetap ada kenangan di antara kalian berdua," ujar Surya. Annisa mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Surya. Ia berkata lembut, "Mas Dani adalah bagian dari masa laluku. Sekarang aku punya kamu, Mas. Kebahagiaanku sempurna karena ada kamu dan anak-anak kita,""Terimakasih, Sayang. Kamu juga harus tahu, bahwa aku sangat bahagia memiliki kalian," ujar Surya. "Oh ya, bagaimana kalau kita percepat saja

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Perjumpaan Tanpa Sengaja

    Dani mengakhiri panggilan telepon itu dan terdiam beberapa saat. Setelah kembali menguasai dirinya, ia berkata pada Winda, "Win, kita ke rumah sakit sekarang. Aku sudah mendapatkan pinjaman uang,""Uang dari mana, Mas? Apa kamu meminjamnya?" tanya Winda. "Iya, terpaksa aku meminjam pada mantan istriku. Sudahlah, yang terpenting kamu bisa dirawat di rumah sakit," jawab Dani. Dani mengantarkan Winda ke rumah sakit, mengurus semua proses administrasi dan menemaninya sampai masuk ke kamar perawatan. Setelah itu Dani berpamitan untuk mengambil pakaian Winda di rumah dan mengembalikan mobil yang ia pinjam pada Pak Imron. Ibu Dani melihat Dani memasukkan beberapa pakaian Winda ke dalam tas ranselnya. Ia bertanya, "Dan, apa Winda jadi dirawat di rumah sakit?""Iya, Bu," jawab Dani. "Dari mana kamu mendapatkan uang?" tanya Ibu Dani lagi. "Aku terpaksa meminjam pada Annisa, Bu. Aku gak tahu bisa mendapatkan uang dari mana lagi," jawab Dani. Ibu Dani duduk di tempat tidur di dalam kamar it

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Terpaksa berhutang pada mantan

    "Bu Winda harus dirawat di rumah sakit, Pak. Ini demi keselamatan ibu dan bayinya," kata dokter setelah memeriksa Winda. "Apa?! Memangnya istri saya kenapa, Dok? Apa tidak bisa dirawat di rumah saja?" tanya Dani. "Bu Winda sepertinya mengalami kontraksi dan harus beristirahat total di tempat tidur. Dia saat ini tidak boleh terlalu lelah dan memaksakan diri. Jika tidak, bisa berbahaya untuk bayi yang sedang dikandungnya. Janin Ibu bisa gugur nantinya. Kita juga harus memeriksa Bu Winda lebih mendetail, dan peralatan di rumah sakit pastinya lebih memadai. Secara fisik, sepertinya Bu Winda kurang mendapatkan asupan atau gizi yang diperlukan, apalagi dalam kondisi hamil seperti ini," beber dokter muda itu. "Dasar merepotkan! Ibu sudah sering mengingatkan kamu, jangan malas makan! Kalau sudah begini bagaimana? Dari mana kita mendapat uang untuk biaya rumah sakit?" seru Ibu Dani sambil menoyor kepala Winda. Dokter yang memeriksa sempat terkejut melihat Ibu Dani tak segan mengoceh dan me

  • Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik   Ternyata anakku artis cilik

    "Nis, bukankah itu Dani?" tanya Surya. "Iya, Mas," jawab Annisa sambil melihat ke arah mantan suaminya yang berlari menjauh. Surya bertanya lagi, "Apa yang terjadi padanya? Apa sekarang dia menjadi tukang parkir?" "Aku juga gak tahu, Mas. Sejak kami berpisah, aku sudah gak mendengar kabarnya lagi," Annisa juga hampir tidak mempercayai apa yang dilihatnya, ia tidak habis pikir, apa yang sudah terjadi pada Dani dan keluarganya. Namun Annisa tidak terlalu peduli lagi, baginya Dani adalah bagian dari masa lalunya. Annisa sudah menutup lembaran kelam masa lalunya itu. Kini Annisa sudah membuka lembaran baru, memiliki jalan hidupnya sendiri bersama Surya dan anak-anaknya. ---Dani terengah-engah dan berhenti di bawah sebuah pohon rindang. Ia tidak menyangka akan bertemu kembali dengan mantan istrinya dalam kondisi seperti ini. Dani merasa malu karena hidupnya berubah total sejak Annisa meninggalkan dirinya. 'Nis, apa kamu sudah menikah dengan Surya? Sekarang aku sudah menikah dengan W

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status