Home / Romansa / KISAH CINTA YANG TERNODA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of KISAH CINTA YANG TERNODA : Chapter 51 - Chapter 60

117 Chapters

Bab. 51_Menikam Mental Suami dan Simpanannya

Keringat sudah membanjiri tubuh Burhan dan Nuri di siang itu. Ini kali keduanya mereka berhubungan layaknya suami istri di kamar hotel yang mereka sewa. Sesekali terdengar cekikikan mesum dari mulut wanita yang berlipstik tebal berwarna merah itu. Berbagai macam gaya sudah mereka peragakan hari ini.Pokoknya Nuri bertekad Burhan harus menjadi miliknya, entah bagaimana caranya nanti, sebab Burhan ini sangat mampu membuat Nuri menjerit puas, beda dengan mantan kekasihnya.Apapun akan dilakukan oleh wanita bertubuh semok ini, termasuk meminta Burhan menceraikan istrinya. Yang Nuri tahu istrinya mas Burhan ini seorang guru TK dan belum memiliki anak. Mudah saja kan meminta pria yang sedang menindihnya ini untuk menceraikan sang istri sebab mereka belum memiliki anak. Tinggal Nuri mendekati ibunya mas Burhan saja dan menyogoknya dengan hadiah-hadiah kecil.Nuri tak perduli bila nanti dikatai pelakor, pesona dan tubuh mas Burhan yang terjaga, begitu memikat hati gadis bukan perawan ini. Ba
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 52

“Maksudnya apa ini, Mas?” tak terima rasanya Sawitri dengan kata-kata mertuanya barusan. Sawitri tak terima bila harus di madu. Mana ada perempuan yang rela dimadu. Cukup geram Sawitri kali ini, hampir habis kesabarannya.Burhan yang ditanya oleh istrinya menghela napas panjang. Sebenarnya ada rasa tak tega melihat posisi Sawitri sekarang ini, namun remasan kuat Nuri pada jemari kirinya, buat Burhan nekat menggores luka pada sanubari wanita sabar yang telah membersamainya dua tahun lebih ini. “Jadi, yang ibu katakan barusan itu benar, Wit. Nuri ini calon adik madumu.” Seperti godam yang dihantamkan di palung hati sawitri. Sakit dan perih luar biasa dirasakan wanita dua puluh enam tahun ini.“Jadi yang kamu bilang lembur hampir tiga bulan ini, ternyata kamu jalan sama perempuan binal ini, Mas?” gelegar suara Sawitri menahan amarah.“Jaga mulut kamu, Sawitri!” hardik Burhan pada istrinya itu.“Perempuan apa namanya Mas, yang jalan dengan suami orang kalau bukan perempuan binal?” tatapan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 53

“Gimana kalau dia jambak aku tadi, Mas?” netra coklatnya itu sudah kembali mengeluarkan air mata buayanya. Buaya betina tepatnya.“Tidak akan mas, biarkan.” Sahut Burhan cepat, sambil menciumi tengkuk mulus Nuri. Birahi keduanya selalu meledak bila sedang berdekatan begini. Nuri yang mendapat ciuman di tengkuknya sudah meremang saja.“Pokoknya aku nggak mau jadi adik madu mbak Sawitri, Mas.” Nuri sudah benamkan wajahnya yang berlinang air mata di dada bidang milik Burhan. “Mas pilih aku atau istrimu itu!” raung Nuri kembali tersedu, tentu saja Nuri takut kehilangan pria gagah yang sedang memeluknya ini.“Iya, Sayang.” Sahut Burhan, sambil berusaha mencerna kata-kata Nuri. Maksudnya ini bagaimana, haruskah ia menceraikan Sawitri? Padahal dulu ia berjanji akan pada pak Saleh, bila akan menjaga dan setia pada putrinya itu.“Iya, apa? Aku mau jadi satu-satunya wanita yang kamu peluk begini, Mas.” Ucap Nuri lagi masih tersedu.“Iya, Sayang, nanti Mas bicarakan sama Ibu dan Sawitri. Yang p
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 54

Jika Burhan masih sibuk saling memuaskan bersama Nuri, maka Sawitri sibuk dengan do’a-do’a dan aduan pada sang Rabb subuh ini. Air matanya mengalir di setiap luka yang ia adukan. Memohon segala petunjuk atas rumah tangganya. Haruskah berakhir atau ia pertahankan. Sungguh ia tak ingin menjadikan rumah tangganya sebagai penjara untuk suami yang sangat ia hormati. Sawitri berusaha rela bila harus melepaskan. Namun jalannya janganlah semenyakitkan ini.Rasanya netra wanita sabar ini tak bisa lelap. Sehabis sholat malam tadi, Sawitri berusaha memejam walau sebentar namun tak bisa. Lalu ide dan rencana – rencana indah muncul di benaknya.____________________Marah yang dirasakan oleh Sawitri kemarin adalah bentuk perasaan spontanitas seorang istri saat suaminya menodai pernikahan mereka. Namun bila mas Burhan sudah memilih gundiknya itu dibandingkan dirinya, Sawitri bisa apa? Tak mungkin memaksakan perasaan cinta kan.“Yang sabar, Bu Sawitri.” bu Fitri kawan guru di TK tempat Sawitri menga
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 55

“Bapak, ditinggal kerja saja, biar saya yang urus dan anter Safiyah pulang. Dekatkan rumahnya.” Ucap Sawitri membuat lega di hati ayah muridnya itu.“Tapi aku nggak kuat jalan kaki kaya Bunda, Bunda pulang pergi sekolah jalan kaki kan,” ucapan polos Safiyah sedikit membuat Sawitri merasa malu. Sebab jarak rumah suaminya yang dua kilo itu bila pulang pergi jalan kaki berarti dia jalan empat kilo tiap hari, mana kadang panas maupun hujan tetap jalan kaki. Bagimana kulitnya mau kinclong coba bila sinar matahari mengahajar kuning langsatnya itu tiap hari.Pak Safar yang mendegar itu sedikit terhenyak.“Benarkah demikian, Bu? Ibu jalan kaki tiap hari?” tanya pak Safar dengan rasa iba pada wanita yang terlihat wajah sembabnya ini. Dari tadi sebenarnya pak Safar memperhatikan wajah dan mata yang sembab itu.“Iya, Pak. Tapi tak apa, sudah terbiasa jadi tak terasa capeknya.” Jawab Sawitri dengan perasaan malu sebenarnya.“Aku, mau dimasakin mama juga, Bunda. Di rumah aku, nggak punya mama.” Ka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 56

“Nanti ya, Nak. Fiyah anak pintar kan, nggak mau bikin bunda sama nenek susah kan.” Sawitri hapus air mata dan keringat di wajah anak itu.“Tapi Bunda janji, besok temani aku sampai sore.” Rajuk safiyah.“Insya Allah, Sayang, bunda janji.” Sahut Sawitri cepat. “Fiyah habis ini langsung bobo siang sama nenek, ya.” Ucap Sawitri pelan, sambil menurunkan Safiyah dan mendudukkanya di atas sofa warna kuning gading di ruang tamu itu.“He em.” Safiyah hanya ber he em smabil mengangguk dengan bibir mengerucut. Terlihat menggemaskan.“Ok, anak pintar kalau gitu, Bunda pulang dulu ya, sampai ketemu, besok sayang.” Sawitri melambaikan tangan saat berjalan keluar, melewati pagar rumah setinggi dua meter itu.Lambaian yang dibalas Safiyah dan neneknya.__“Assalamualaikum,” ucap Sawitri saat memasuki rumah suaminya. Nampak mas Burhan duduk di runag tengah, sibuk mengutak atik ponselnya.Belum lagi salamnya dijawab, bu Masita sudah muncul dari dapur membawa segelas air es untuk putranya. ‘Tumben Ma
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 57

Nuri terburu keluar dari apotik dua papan pil KB untuk persiapan sebulan dia rasa sudah cukup. Pil KB wajib ada di tas tangan miliknya apalagi sejak menjalin cinta dengan pria beristri seperti Burhan. Meski belum menikah, Nuri sudah memberikan segalanya pada Burhan.Sekali bertemu biasanya mereka akan melakukan hubungan suami istri dua hingga tiga kali dengan durasi yang cukup lama. Hal menyenangkan yang Nuri dapat dari pria beristri itu.Ah siapa lagi yang akan menerimanya yang sudah tak perawan ini, tak sekalipun Burhan menanyai dirinya mengapa sudah tak perawan padahal dia bukanlah seorang janda. Itu salah satu yang buat Nuri tak ingin melepaskan Burhan, untuk segera mendapat status istri.Pil KB yang ia beli barusan bukan hanya untuk jaga-jaga bila Burhan minta jatah, tapi juga karna malam ini pak Gunadi mengajaknya makan malam di luar. Makan malam yang dipastikan akan berakhir dengan mandi peluh di ranjang hotel.Ini satu rahasia Nuri yang tak boleh Burhan tahu. Sebab pekerjaann
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 58

“Fiya mau makan disuap bunda Witri, Ayah.” rengek Safiya. sebab mengingat janji Sawitri padanya dua hari yang lalu. Namun sudah dua hari ini, ibu guru kesayangannya itu tak nampak di sekolah.Rupanya Sawitri sengaja minta izin untuk menyiapkam kepindahannya dari rumah suaminya. Sawitri juga menyiapkan diri untuk memberitahukan bapaknya di desa mengenai perpisahannya dengan Burhan.Sedikit terkejut saat pak Saleh mengetahui berita perpisahan itu langsung dari mulut Sawitri. Namun sebagai orang tua, pak saleh hanya bisa pasrah, meski ada sedikit kemarahan yang beliau rasakan. Namun bila takdir jodoh putrinya hanya sampai disitu, orang tua ini hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk hidup putrinya kedepan.“Iya, nanti baru kita minta bunda Witri untuk datang suap, Fiya ya. Sekarang Fiya makan dulu biar nggak sakit.” Bujuk pak Safar pada putri kecilnya. Yang sedari kemarin merengek ingin disuap oleh Sawitri.Sudah dua hari ini juga Safiya ke sekeloah tapi yang menyambut anak-anak di gerb
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 59

Sungguh tega laki-laki bangsat ini. Tega merendahkan istrinya sendiri di depan kekasih gelapnya. Laki-laki tak sadar diri, bila Nuri juga hanya butuh status darinya. Tak sadar bila perzinahannya nanti pasti berbuah karmaCocoklah sudah, sama-sama buaya darat mereka berdua.“Mas, sedih dong.” Nuri masih memancing perasaan Burhan terhadap istrinya itu.“Mas, tidak ada sedih dengan perpisahan dari Sawitri, Sayang. Mas sedih kalau tidak dikasi jatah ini.” Tangan Burhan sudah meremas tubuh itu.“Mas, nakal.” Senang bukan main Nuri mendengar kabar perpisahan kekasihnya ini. Betul sudah, bila Nuri mampu meluluh lantakkan pernikahan Burhan yang sudah berjalan dua tahun itu, hanya dengan kehadirannya yang baru tiga bulan saja. Ah Nuri tidak perduli, yang penting setelah ini, dia kan menjadi nyonya Burhan. Untuk selanjutnya kemudian nantilah dipikir. Bila menikah dengan pria ini gampang, pasti berpisah dari Burhan juga nanti gampang.Biarlah mereka saling memuaskan dengan pernikahan semu, yang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab. 60

Tadi Sawitri menyuapi Shafiya di depan TV, sambil mengobrol dengan bu Sukma.“Makan dulu Far, bundanya Fiya, sudah masak banyak.” ucapan bu Sukma, seolah mengandung makna tersirat, dengan mengatakan Sawitri sebagai bundanya Fiya.“Iya, Bu. Wah makasih Bu witri, sudah repot-repot datang mengurus Fiya.”“Tak apa, Pak. Sama-sama.”“Ibu yang panggil bunda Witri tadi kesini, mudah-mudahan bisa betah disini.” Cetus bu Sukma lagi. Meninggalkan rasa yang entah apa namanya di hati putranya.Segera saja Safar berlalu ke kamar mandi, mencuci kaki dan tangannya untuk kemudian menyantap makan siang yang sudah Sawitri masak siang ini.“Ayo Fiya makan, lagi. Dua sendok lagi sayang.” Bujuk Sawitri, sambil mengarahkan sendok pada Fiya yang tampak sudah kenyang.Safar yang melihat putrinya enggan menerima suapan itu, ikut menegur putrinya. “Ayo kakak Fiya, makan dulu. Dihabiskan makanannya, Nak. Bunda sudah repot-repot datang urusin Fiya, jadi kakak Fiya harus nurut.” Pinta Safar sambil mendekati putri
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status