Aku bergeming. Tak tahu harus bicara apa pada Mas Reza yang telah seserius itu menyiapkan semuanya. "Bilang saja pada mama kalau Bian sudah tahu rencana ini jauh-jauh hari. Mungkin saat ini dia memang kecewa, tapi nanti seiring berjalannya waktu dia juga akan menerima semuanya dengan lapang dada. Lagipula, dia sendiri yang memilih pergi bukan? Tak seharusnya Kamu terus yang mengalah, kamu juga berhak bahagia. Setelah halal, kita pikirkan lagi soal Bian. Bagaimana caranya agar dia kembali normal seperti sedia kala," ucap Mas Reza begitu meyakinkan."Mama bilang, Mas Bian sesekali menangis dan tertawa sendirian, Mas. Sebenarnya aku tak ingin ikut campur soal itu, toh semua juga pilihannya sendiri. Hanya saja aku nggak tega dengan Irena. Dia pasti sangat bingung jika melihat papanya seperti itu." Lagi-lagi Mas Reza menganggukkan kepala. Dia cukup tahu kondisi keluargaku dan keluarga Mas Bian. Mengerti juga akan posisinya sekarang. "Nanti aku bantu jelaskan pada mama jika kita tetap ak
Read more