Pertemuan Irena dengan lelaki itu masih menjadi teka-teki dalam hatiku. Siapa sebenarnya dia, hanya saja itu memang bukan urusanku dan aku pun tak ingin ikut campur di dalamnya. Sepertinya Mas Reza pun sama denganku, masih bingung siapa laki-laki yang bersama Irena. Hanya saja dia tak ambil pusing juga. "Hai Irena cantik, hadiah dari Om Reza buat kamu, karena Irena nggak rewel ditinggal mama," ucap laki-laki itu sembari memberikan kado merah jambunya. Gadis kecilku lompat-lompat kegirangan melihat kado yang cukup besar bahkan nyaris setinggi dia. "Ma ... Rena nggak ulang tahun, kan?" tanya Irena polos sembari melirik kado di sampingnya. "Nggak, Sayang. Dua bulan lagi Irena genap empat tahun," balasku kemudian. "Tapi Om Eza kasih Rena kado, padahal Rena nggak ulang tahun, Mama," protesnya lagi. "Nggak apa-apa, Rena. Ini spesial buat Rena karena pinter banget. Kado kan nggak harus ulang tahun dulu dan ... kalau ulang tahun nggak harus ngasih kado juga. Yang penting doanya," ucap M
Read more