"Bukan begitu, Nia. Ibu selalu mengizinkanmu dan Irena menginap kapan saja di rumah ini. Hanya saja ibu merasa kamu dan Bian ada sesuatu. Tak seperti biasanya Bian mengizinkanmu pulang sendiri, kan? Maafkan ibu, Nia. Bian nggak memiliki perempuan lain di luar sana, kan?" Pertanyaan ibu membuatku tersedak seketika. "Ibu, jangan mikirin soal itu. Nanti tensi ibu naik lagi. Pokoknya yang penting Nia dan Irena bahagia, iya, kan?" Ibu terdiam sejenak lalu menghela napasnya. Tak lama setelahnya, ibu tiba-tiba memelukku begitu saja. "Jangan menutupi sesuatu dari ibu, sebab ibu tahu apa yang kamu rasa, Nia. Cerita saja jika memang ada yang perlu diceritakan."Ibu melepaskan pelukannya perlahan, berharap aku menceritakan semua yang terjadi padanya. Namun aku masih tetap dengan rencanaku semula, akan menceritakan dan memberikan semua bukti itu nanti setelah semua usai. Jika sekarang, ibu dan mama pasti memintaku untuk bertahan. Kuyakin mereka tak mengizinkanku berpisah dengan Mas Bian. Yang a
Read more