Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 61 - Chapter 70

460 Chapters

Bab 61. Arya Temukan Goa Naga

“Terima kasih sebelumnya, atas kesediaanmu menerima tawaran kerja sama dari kami. Seperti yang telah dikatakan Wisnu jika nanti kita berhasil merebut tahta Kerajaan dari tangan Baginda Prabu, Kami akan memberimu sebagian dari harta Kerajaan itu.” Ucap Sanjaya, Wisnu Aji menimpalinya dengan gembira. “Wah, bagus itu Kakang. Berarti kita tinggal menunggu saat yang tepat saja untuk menyerang ke sana, pasukan kita yang berada di goa naga ini sudah cukup siap untuk dibawa melawan para prajurit pendukung Baginda Prabu.” “Ya Wisnu, tadi kamu mengatakan jika kamu menemui Bayu Simba di sebuah padepokan. Memangnya sobat kita ini sudah sejak lama memiliki padepokan?” Tanya Sanjaya yang memang tidak tahu dari dulu, karena mereka bertemu di lembah Gunung Semeru tidak pernah membicarakan hal itu. Kecuali dengan Wisnu Aji yang saat itu memang terlibat banyak obrolan dengan Bayu Simba, hingga Bayu Simba menjelaskan guru yang sekaligus Ayah kandungnya itu sejak lama membuat padepokan di wilayah per
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Bab 62. Ternyata Bayu Simba?

Bayu Simba semakin terdesak akan pertanyaan yang dilontarkan Arya, namun kembali dia berusaha memberi penjelasan. “Saya memang telah lama mengenal Sanjaya dan Wisnu Aji, tapi saya tak tahu dengan tindakan dan rencananya jahat mereka terhadap Baginda Prabu. Karena awalnya saya tidak yakin, makanya saya memenuhi ajakan Wisnu Aji ke Goa tempat Raden Ayu disekap. Ternyata benar, mereka berdua menyusun rencana yang jahat sekali untuk menggulingkan tahta Kerajaan Singosari dari tangan Baginda Prabu. Saya berasal dari Padepokan Kelabang Hitam di sebelah timur wilayah perbatasan Kerajaan, saja diajak untuk bekerja sama dalam rencana jahat mereka itu oleh Wisnu Aji.” Arya kembali bertanya. “Siapa itu Wisnu Aji?” “Dia adalah Adik Kandung Sanjaya.” Bayu Simba menjawab, Arya pun mengangguk-anggukan kepalanya. “Oh Begitu, berarti Wisnu Aji itulah orangnya yang disuruh Sanjaya untuk menculik Raden Ayu dan disekap di goa itu.” Bayu Simba pun mengangguk. “Ya, kamu benar Arya. Dan untuk kamu k
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Bab 63. Terkurung Di Goa Naga

“Siapa kau sebenarnya yang datang menyusup ke goa ini? Saya Wisnu Aji pimpinan di sini.” Arya lagi-lagi cengengesan, meskipun begitu di hatinya juga geram pada Wisnu Aji dan para anak buahnya. “He.. He.. He..! Ternyata ini sosok penculik Raden Ayu Sri Mahadewi? Dari tampang mu dan wajah Kakakmu Sanjaya, memang kelihatan kalau kalian berdua adalah manusia-manusia penghianat dan tamak..!” Menggembung rahang Wisnu Aji mendengarnya. “Kurang ajar! Berarti kau telah lama berada di tempat ini menguping pembicaraan kami. Serang..! Bunuh dia..!” Wisnu Aji memberi perintah, semua anak buahnya berhamburan mengepung Arya. “Traaaaaaaak...! Traaaaaak...! Traaaaaaaang..!” Terdengar suara beradunya tombak dan golok sesama anak buah Wisnu Aji yang serangan mereka dalam posisi mengepung itu mampu dielakan Arya dengan lambungkan tubuh ke udara, sang pendekar lalu bertengger di atas dahan pohon yang ada di pinggiran halaman goa itu. “Wuuuuuuuuus....! Wuuuuuuuuuuus..! Braaaaaaak..!” Tombak-tombak
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bab 64. Menjebol Dinding Goa Naga

Arya pun menganggukan kepalanya. “Benar Raden Ayu, dan maafkan saya karena semua itu membuat Raden Ayu ikut terkurung di goa ini.” Sri Mahadewi terkejut dan terlihat semakin lemas. “Apakah kita tidak akan bisa ke luar lagi dari dalam goa ini, Arya?” Arya terdengar menarik napasnya. “Entahlah Raden Ayu, yang jelas sekarang mari saya bantu Raden Ayu untuk berjalan ke arah pintu goa yang tertutup itu. Siapa tahu saja masih ada celah di sana, hingga bisa membuat kita ke luar dari tempat terkutuk ini.” Tutur Arya, Raden Ayu Sri Mahadewi anggukan kepala namun ia berusaha sendiri untuk berjalan karena merasa segan merepotkan sosok pemuda tampan yang ada di hadapannya itu. Arya pun sungkan pula untuk meraih tangan Raden Ayu membimbingnya untuk berjalan ke mulut goa yang telah tertutup itu, ia hanya berjalan mengikuti gadis cantik itu dari belakang sembari mewaspadai kalau nanti Raden Ayu tiba-tiba saja jatuh lemas karena pengapnya hawa di dalam goa itu yang membuat sulit untuk bernafas
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bab 65. Rencana Busuk Sanjaya

Wisnu Aji nampak duduk santai bersandar ke batang pohon yang cukup besar tak jauh dari istana Kerajaan Singosari, setelah ia menemui salah seorang prajurit Kerajaan itu dan menyampaikan pesan agar Sanjaya segera menemui dirinya di tempat saat ini ia duduk. Tak berselang lama Sanjaya pun tiba di depan pohon tempat adiknya itu duduk dan bersandar. “Kakang!” Seru Wisnu Aji berdiri dari duduknya, Sanjaya menghampiri sembari tersenyum. “Ya Wisnu, ada apa kau memanggil saya untuk bertemu di sini? Mana hari sudah malam.” “Maafkan saya Kakang, saya terpaksa membunuh Sri Mahadewi..” Belum sempat Wisnu Aji melanjutkan ucapannya. “Plaaaaaaaak..! Apa? Kau membunuh Sri Mahadewi?!” Sanjaya terkejut dan sangat berang hingga mendaratkan tamparan keras ke wajah adiknya. Wisnu Aji mendekap pipinya yang terasa nyeri. “Saya tak sengaja melakukan itu Kakang, dengar dulu penjelasan saya.” Wisnu Aji nampak panik dan baru menyadari kalau ia telah membuat hal yang ceroboh hingga membuat Sanjaya mur
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Bab 66. Wisnu Aji Menyusup

Sri Mahadewi mengira apa yang dikatakan Wisnu Aji benar adanya. “Saya juga tak menyangka dan baru menyadari itu semua, setelah saya mendengar keterangan dari Wisnu Aji. Bahwa tujuan mereka menyekap saya di sini untuk membuat Ayahanda Prabu tergoncang, Sanjaya juga berniat ingin menjadikan saya istrinya jika tahta Kerajaan berhasil ia kuasai. Sampai mati pun, saya takan pernah sudi menjadi istrinya.” Tutur Sri Mahadewi geram, sementara Arya nampak senyum-senyum saja. “Kenapa kamu senyum-senyum begitu, Arya?” Sambung Sri Mahadewi, Arya terkejut lalu menggaruk-garuk kepalanya sembari cengengesan lalu berceletuk. “He.. He.. He..! Wajar saja Sanjaya menculik dan ingin menjadikanmu istrinya, karena kamu memang memliki paras yang sangat cantik.” “Kamu ini ada-ada saja.” Sri Mahadewi spontan saja tertunduk, wajahnya pun merona merah di sela pancaran cahaya obor yang menerangi setiap rongga goa naga itu. “Loh, Saya berkata apa adanya kok.” Kembali Arya menggoda Putri Kerajaan Singosa
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Bab 67. Hampir Tertangkap

Seorang Raja Kerajaan tentu bukanlah orang yang sembarangan, ilmu yang di miliki tentunya juga sangat tinggi tak terkecuali dengan Baginda Prabu Kerajaan Singosari itu. Dengan jelas ia menangkap sesuatu yang berada di atas atap istana menuju arah kamar tempat ia berbaring malam itu, Baginda Prabu ternyata belum tidur karena sejak di peringatan Arya tempo hari agar ia berhati-hati ia kerap menahan rasa kantuknya jika malam datang. Saat suara langkah kaki itu sudah semakin dekat ia dengar. “Wuuuuus...! Praaaaaaaaaak..!” Baginda Prabu melesatkan tubuhnya ke langit-langit kamar, hingga atap yang terbuat dari genteng itu hancur berantakan. Sosok yang menyelinap dan berjalan perlahan di atas atap itu pun terkejut, dengan segera ia membalikan tubuh dan hendak melarikan diri. “Hei, jangan lari kau! Hup..! Bruuuk..!” Baginda Prabu berhasil menarik bagian belakang baju dari Wisnu Aji dan membantingnya ke atap, terjadilah perkelahian di atas atap itu antara Baginda Prabu dan Wisnu Aji. Men
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 68. Ke Luar Dari Goa Naga

“Kok malah melamun? Kamu merasa risih ya, jika harus memeluk saya menuruni lereng ini? Percayalah Dewi, saya takan mengambil kesempatan dalam hal yang akan kita lakukan ini. Hanya itu cara satu-satunya jika kita ingin ke luar dari goa ini, kalau kamu sungkan untuk memeluk saya, bagaimana saya saja yang memelukmu dan kamu yang berpegangan pada akar pohon itu? He... He... He..!” Celetuk Arya yang ceplas-ceplos saja, membuat Sri Mahadewi bukan saja tergugah akan lamunannya saat melihat curamnya tebing tapi juga tersipu malu karenanya. “Ih, kamu ini bicara apa? Siapa yang risih, ayo sekarang kita lakukan!” Sri Mahadewi berusaha menutupi perasaannya yang memang sangat risih dan malu jika harus memeluk pemuda tampan di hadapannya itu, hingga dia berbicara seperti itu. Arya pun tersenyum mendengarnya. “Baiklah, sekarang kamu tunggu di sini saya akan ambil akar pohon itu dulu.” Ujar Arya lalu melompat menyambar akar pohon yang menjuntai hingga ke lembah, kemudian dengan cepat pula ia me
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 69. Wisnu Aji Melarikan Diri

“Sungguh tak saya sangka kita bertemu di sini Bayu Simba, tadinya saya bermaksud ingin menyusulmu ke padepokan.” Sapa Wisnu Aji dengan senyumnya, Bayu Simba pun balas tersenyum namun senyuman itu jelas bukan senyuman kegembiraan melainkan sebaliknya sejak awal ia mengetahui jika Raden Ayu Sri Mahadewi benar-benar disekap oleh kedua kakak beradik itu Bayu Simba menahan kegeramannya. “Ada perlu apa kau mencari saya ke padepokan, Wisnu Aji?” Tanya Bayu Simba namun dengan nada yang tidak bersahabat, tetapi Wisnu Aji tak tahu akan hal itu. “Seperti yang telah kita rencanakan, hari ini adalah saat yang tepat kita akan melaksanakan penyerangan terhadap istana Kerajaan Singosari.” Jawab Wisnu Aji, Bayu Simba tersenyum sinis. “Perlu kau ketahui Wisnu, saya bukanlah seorang penghianat seperti Sanjaya kakak mu itu! Ayah saya sejak dulu adalah sahabat karib dari Baginda Prabu, jadi jangan pernah kau bermimpi jika saya dan para pengikut saya ini akan membantumu dalam melaksakan rencana busuk
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Bab 70. Tewasnya Sanjaya

Arya bukanya gentar dihardik, malahan dia semakin menjadi-jadi mengatai Panglima Kerajaan Singosari itu. “Rencana busuk akan sulit kesampaian! Tapi melihat tampangmu yang busuk pula, agaknya memang pantas isi kepalamu hanya berisi niat-niat jahat dan busuk saja! Ha.. Ha.. Ha..!” Menggembung rahang Sanjaya mendengarnya. “Kurang ajar..! Berani-beraninya kau menghina saya seperti itu, kau mau lihat ya? Jika perkataan saya tadi tidak main-main. Saya akan patahkan leher perempuan ini jika kau tak ikut serta mundur!” Kembali Sanjaya melontarkan ancaman, Arya yang tak mau Sanjaya bertindak nekad akhirnya mengikuti apa yang dipinta Panglima Kerajaan itu. Jika semua yang ada di sana mundur dengan raut muka cemas termasuk Baginda Prabu lain halnya dengan Arya, ia memang mundur tapi sikapnya tetap santai malahan ia menghampiri sebuah meja yang terletak tidak jauh dari halaman istana di meja itu tersedia berbagai macam buah-buahan. Arya memilih buah salak, setelah memakannya biji-biji salak
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more
PREV
1
...
56789
...
46
DMCA.com Protection Status