Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 51 - Chapter 60

460 Chapters

Bab 51. Sri Mahadewi Disekap

“Sangat nikmat dan segar sekali, makanan dan minuman istana ini yang mulia.” Puji Arya, Baginda Prabu pun tersenyum. “Sebelumnya saya ingin bertanya padamu, tentang hal yang menggegerkan tewasnya Joyo Kandis. Bagaimana ceritanya kamu bisa bertemu dengannya dan terlibat pertarungan?” Arya mulai dengan kebiasaan tengilnya menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, setelah itu barulah ia menjawab. “Panjang ceritanya yang mulia, yang jelas di samping telah membuat keresahan di mana-mana dia juga dalang atas hilangnya Mustika Laut Selatan milik Nyi Roro Kidul.” Baginda Prabu manggut-manggut lalu berkata. “Oh, jadi Joyo Kandis merupakan dalang hilangnya Mustika Laut Selatan itu? Ya, saya juga mendengar berita tentang mustika milik Ratu Pantai Selatan yang hilang itu.” Arya menyambung keterangannya. “Benar yang mulia, waktu itu saya tidak sengaja bertemu dengan Bidadari Selendang Biru murid dari Nenek Sakti Eyang Intan Kasturi. Dia mendapat tugas dari Gurunya untuk mencar
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 52. Goa Naga

“Dasar Keparat...! Kalian benar-benar licik, untuk kau ketahui sampai kapan pun saya takan pernah sudi menikah dengan Sanjaya. Lebih baik saya mati dari pada menikah dengan penghianat! Kau dengar itu Wisnu Aji?!” Wisnu Aji tak terlalu memperdulikan makian Putri Raja Kerajaan Singosari itu, ia justru tertawa kembali. “Ha.. Ha.. Ha..! Kita lihat saja nanti setelah Ayahmu mati, kau pasti akan tunduk pada kami.” Usai berucap dan tertawa Wisnu Aji melangkah ke luar dari goa itu, sebelum melesat pergi meninggalkan mulut goa ia sempat berbicara dengan beberapa orang lelaki yang bertugas berjaga-jaga di sana. Goa Naga merupakan goa besar yang telah dihuni puluhan tahun oleh sosok yang bernama Gunadarma, dia seorang tokoh sakti berilmu tinggi yang selalu getol berbuat kebajikan, 15 tahun yang silam ia mengangkat dua saudara kandung menjadi muridnya, yaitu Sanjaya dan Wisnu Aji. Gunadarma juga memiliki sepasang keris pusaka bernama Keris Naga Laut dan Keris Naga Api, Keris-keris itu diberi
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 53. Sanjaya Dimaki

Langkah kaki Sanjaya berhenti di depan sebuah ruangan tempat Sri Mahadewi disekap, ia nampak tersenyum melihat perempuan cantik itu yang tengah duduk bermenung menatap dinding ruang penyekapan itu. “Apa kabar calon istriku yang cantik jelita?!” Seru Sanjaya menggugah lamunan Sri Mahadewi yang tengah menatap dinding goa, kemudian Sri Mahadewi tampak geram dan jijik melihat kedatangan Sanjaya dan ia pun langsung memaki. “Oh, ternyata kau yang datang panglima penghianat..! Cuih, jangan pernah bermimpi saya akan mau menjadi istri manusia licik sepertimu..!” Sanjaya bukanya marah justru dia malah tertawa mendengarnya. “Ha.. Ha.. Ha..! Saya memang takan pernah bermimpi lagi, karena saat ini di depan saya semuanya terlihat nyata. Gadis yang selama ini saya cintai, sebentar lagi akan menjadi pendamping hidupku.” Sri Mahadewi kembali memaki dengan sorot mata memendam kebencian yang mendalam. “Benar-benar manusia licik..! Kau takan bisa memaksas saya untuk menjadi istrimu..! saya tak per
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 54. Izin Ke Luar Istana

Setelah meneguk air dan tenggorakannya terasa lega, Arya kemudian meneruskan penjelasannya. “Saya menduga ada kerja sama orang-orang dalam istana ini dengan si penculik untuk memuluskan tujuan membawa Raden Ayu Sri Mahadewi dari istana ini, dan bukan tidak mungkin dari semua ini ada rencana lain yang mereka susun untuk berbuat hal yang lebih jahat lagi pada yang mulia. Makanya saya sarankan agar yang mulia waspada dan jangan terlalu percaya pada siapapun, sebelum Raden Ayu ditemukan.” Kali ini Baginda Prabu anggukan kepala, sepertinya ia sudah mulai faham dengan semua yang Arya katakan. “Ada benarnya juga apa yang kamu katakan itu, Arya. Selama ini tak ada satupun dari pihak luar sana yang bisa masuk, tanpa seizin dan sepengetahuan saya terlebih dahulu. Kira-kira siapa ya yang berani berhianat pada saya?” Baginda Prabu merasa sangat heran, karena selama ini jangan kan pihak dalam istana, rakyatnya yang berada jauh dari istana pun selalu diperlakukan dengan adil dan bijaksana. Arya
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 55. Bertemu Dewa Pandang

Arya tak memperdulikan semua itu, ia terus berjalan ke luar dan masuk pedesaan lain menyelidiki sesuatu yang bisa ia jadikan pedoman untuk mencari keberadaan Raden Ayu Sri Mahadewi. Saat Arya berada di sebuah padang rumput serta pepohonan yang tidak begitu rimbun di pinggiran sebuah desa, ia melihat sosok lelaki tua berpakaian compang camping berjalan dengan sebuah tongkat sebagai pemandu langkahnya. Awalnya Arya tak tertarik dengan sosok lelaki tua itu, namun lama-kelamaan ia terkejut saat melihat sosok lelaki tua itu berjalan begitu cepat dan ilang-ilang timbul di sela-sela rumput ilalang Arya segera mengejar karena rasa penasaran muncul di pikirannya. Untuk beberapa saat lamanya Arya selalu kehilangan jejak saat berusaha mengejar sosok lelaki tua berpakaian compang camping itu, padahal ia telah mengerah segala kemampuannya untuk bisa mencegat lelaki tua bertongkat itu. “Kenapa kau mengejar saya, anak muda?!” Arya terperanjat saat suara sapaan seseorang itu berasal dari belakan
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Bab 56. Arya Dapatkan Keterangan

“Ya, saya tak tahu persis letak goa itu karena saya sendiri belum pernah ke sana yang pasti letaknya masih dalam kawasan daerah kekuasaan Kerajaan Singosari ini.” Dewa Pandang tiba-tiba menyambung penjelasannya... “Kedua saudara kandung itu merupakan murid dari sosok yang sakti mandraguna, namun naas sekali ia musti tewas di tangan murid-muridnya sendiri. Setelah ia menyerahkan dua keris pusaka yang ia miliki, murid-murid jahanam itu justru menikamnya dengan kedua keris itu hingga tewas.” Arya terkejut dan langsung geram mendengarnya. “Benar-benar biadab mereka..! Gurunya sendiri mereka habisi.” Dewa Pandang kembali memberikan keterangan. “Ya, Gurunya itu bernama Gunadarma. Ia dulu tokoh silat yang sangat disegani di pulau Jawa ini, apalagi ia memiliki sepasang keris yaitu Keris Naga Laut dan Keris Naga Api makin sulit dicari tandingannya sosok Gunadarma saat itu. Dia juga tokoh silat yang gemar berbuat kebaikan pada semua orang, sifatnya memang bertolak belakang dengan kedua mu
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Bab 57. Bayu Simba

“Ingat, jika nanti saya berhasil menduduki tahta Kerajaan kalian semua akan hidup lebih makmur dan setiap harinya kalian akan saya beri hadiah. Kehidupan kalian akan lebih baik dari yang sekarang ini, apa kalian tidak mau begitu?” Ujar Sanjaya dengan janji-janji manisnya, tentu para prajurit makin bersemangat. “Kami semua yang ada di sini akan mendukung Panglima.” Mendengar seruan para prajurit itu, Sanjaya pun tersenyum gembira. “Bagus, sekarang saya akan kembali ke istana. Kalian menyebarlah ke desa-desa lainnya, untuk membuat kekacauan di sana. Baginda Prabu tidak akan tahu jika pun ada nanti para warga desa yang melapor ke istana, kita bisa cegat di pintu istana tak membiarkan mereka masuk. Laporkan pada saya nanti di istana, jika kalian telah melaksanakan perintah saya di desa-desa yang kalian kunjungi!” Salah seorang dari prajurit menjawab. “Baik Panglima, sekarang juga kami akan menyebar dan melakukan apa yang Panglima perintahkan.” Para prajurit itu segera membagi diri
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Bab 58. Menghalau Para Prajurit

Setelah bertemu dengan Dewa Pandang, Arya lanjutkan langkahnya mencari hutan lebat pepohonan letak goa tempat penyekapan Raden Ayu Sri Mahadewi itu. Saat ini Arya tengah melangkah akan melalui sebuah desa yang tidak jauh lagi di depannya, desa itu penduduknya cukup padat Arya tiba-tiba kernyitkan keningnya saat dari kejauhan ia melihat para penduduk desa tengah ribut dengan beberapa lelaki berpakaian seragam prajurit Kerajaan Singosari. “Apa yang terjadi di desa ini? Kenapa para penduduk desa ribut dengan para prajurit Kerajaan? Ada yang tidak beres, sebaiknya aku segera ke sana menghampiri mereka.” Gumam Arya, lalu mempercepat langkahnya menuju tempat para penduduk desa yang tengah ribut dengan sejumlah prajurit istana. “Hei, hentikan! Kenapa kalian begitu kasar pada para penduduk? Memangnya mereka salah apa, hingga kalian perlakukan seperti itu?!” Hardik Arya saat telah berada di antara prajurit istana dan para penduduk desa, para prajurit pun terkekut lalu salah seorang dari me
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Bab 59. Baginda Prabu Gelisah

“Ada pihak orang dalam istana Kerajaan yang tengah memanfaatkan situasi ini untuk membuat citra Baginda Prabu buruk di mata para penduduk desa, saya harap kalian jangan mudah percaya jika nanti ada yang mengatas namakan Baginda Prabu bertindak semena-mena kalian bisa laporkan pada Baginda Prabu jika hal ini terjadi lagi.” Tutur Arya, para warga kembali mengangguk percaya. “Baik Mas, kami akan melakukan apa yang Mas Arya katakan.” Arya pun tersenyum lega. “Sepertinya hari sudah semakin sore, saya mohon diri untuk melanjutkan perjalanan mencari keberadaan Raden Ayu Sri Mahadewi terima kasih untuk jamuan minumnya.” Ucap Arya sembari berpamitan, para warga desa pun anggukan kepala lalu bersalaman secara bergantian dengan sang pendekar. ******* Dua orang penunggang kuda nampak memacu kudanya sangat cepat menerobos hutan yang rimbun pepohonan, mungkin mereka lakukan itu untuk menghindari kemalaman menuju tempat yang hendak mereka singgahi. Setelah menyeberangi sungai kecil yang berad
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Bab 60. Arya Mengikuti Sanjaya

Sementara di tempat kediaman Sanjaya yang terletak d ibagian samping kanan dari ruang istana Kerajaan itu, tampak beberapa orang prajurit tengah bercakap-cakap dengan nya suara mereka terdengar pelan nyaris berbisik-bisik. “Jadi kalian sempat ribut dan berkelahi dengan tamu Baginda Prabu itu?” Tanya Sanjaya, salah seorang dari prajurit itu menjawab. “Benar Panglima, kami semua tak mampu menghadapinya. Ilmu silatnya cukup tinggi, sekali gebrak saja kami dibuat tak berdaya.” Sanjaya pun geram mendengarnya. “Kurang ajar..! Dia telah berani ikut campur, tapi kalian tidak mengatakan kalau saya yang memberi perintah agar melakukan kekacauan di desa-desa itu kan?” Para prajurit menggelengkan kepala mereka. “Tentu tidak Panglima, kami hanya berkata jika kami tidak mau diperintah olehnya.” Sanjaya mengangguk-angguk, lalu memberi perintah. “Bagus, tindakan kalian sudah tepat. Besok beberapa orang dari kalian menyebar, cari tahu ke arah mana pemuda itu melakukan tugas yang dipercayakan
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
PREV
1
...
45678
...
46
DMCA.com Protection Status